9 Media versi Komnas Perempuan giring opini hakimi korban perkosaan
Merdeka.com - Komnas Perempuan mencatat, pemberitaan mengenai kekerasan, media masih belum memenuhi kaidah kode etik jurnalistik. Sejumlah pelanggaran yang ditemukan Komnas Perempuan adalah, masih banyak media yang mencampurkan fakta dengan opini.
"Sebanyak 38 persen media mencampur fakta dan opini, 31 persen mengungkap identitas korban, termasuk mengungkap identitas pelaku yang masih anak sebanyak 20 persen," kata anggota Komnas Perempuan Mariana Amiruddin saat memaparkan analisis media terhadap pemberitaan kekerasan terhadap perempuan, di Dewan Pers, Jakarta Pusat, Rabu (1/6).
Mariana menjelaskan, analisis media ini dilakukan terhadap sembilan media, Pos Kota, Indopos, Republika, Koran Sindo yang merupakan media cetak. Sisanya, Jakarta Post, Jakarta Globe, Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia merupakan media online. Kesembilan media ini, lanjutnya, masih menggiring pembacanya untuk menghakimi korban.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Bagaimana Komnas HAM mengungkap pelaku? 'Ada penggalian fakta tentang peran-peran Pollycarpus atau peran-peran orang lain yang ada di tempat kejadian perkara atau yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir atau yang menjadi alasan TPF ketika itu untuk melakukan prarekonstruksi, melacak percakapan nomor telepon dan lain-lain lah,' kata Usman di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (15/3).
-
Bagaimana ilmuwan mengungkap identitas korban? Dilansir dari laman the Guardian, dalam jurnal Current Biology, para ilmuwan Italia, Jerman dan Amerika melakukan ekstraksi DNA nuklir dan mitokondria purba dari sampel fragmen tulang yang dicampur dengan plester saat sedang menjalani restorasi.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Gundukan berukuran 60 x 20 meter itu berisi 76 anak-anak dan dua orang dewasa yang dikorbankan itu berkaitan dengan peradaban Suku Chimu, peradaban yang dikenal karena karya seni dan tekstilnya dari abad ke-12 hingga abad ke 15.
"Media juga terlalu cepat mengambil kesimpulan dengan menggunakan kalimat yang menarik perhatian pembacanya," ujarnya.
Mariana menerangkan, dari analisis media terkait pemberitaan kekerasan seksual yang dilakukan selama Juli hingga Desember 2015, Komnas Perempuan menemukan data bahwa, berita perkosaan paling banyak dimuat, dengan persentase hingga 45 persen, pelecehan seksual 34 persen, dan perdagangan perempuan untuk tujuan seksual sebanyak 10 persen.
Selain itu, lanjut Mariana, sejumlah pelanggaran masih banyak dilakukan media, di antaranya menggunakan diksi yang bias sebesar 29 persen dan mengungkap identitas korban sebesar 19 persen.
Dari analisis media tersebut, Pos Kota menempati urutan pertama media yang paling banyak memberitakan kekerasan seksual dengan 101 berita, disusul Kompas online 66 berita, Tempo online 32 berita, Indopos 26 berita, Koran Sindo 15 berita, Jakarta Post 14 berita, Republika 9 berita, Media Indonesia 8 berita, dan Jakarta Globe 3 berita.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, mengatakan, angka kekerasan seksual di masyarakat cukup tinggi berdasarkan hasil penelitian.
Baca SelengkapnyaPerempuan juga mengalami bentuk kekerasan non-kontak seperti pelecehan daring atau verbal.
Baca SelengkapnyaPrengki menyebut sebelumnya sudah dilakukan mediasi dengan beberapa terlapor.
Baca SelengkapnyaMiris, Siswi SMA di Tapanuli Tengah jadi Korban Pemerkosaan 10 Laki-laki
Baca SelengkapnyaRemaja putri berusia 16 tahun di Aceh Timur menjadi korban pemerkosaan oleh 16 pemuda yang rata-rata masih remaja. Baru tiga pelaku yang ditangkap polisi.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut memunculkan ancaman baru di dunia digital berupa kekerasan digital berbasis gender.
Baca SelengkapnyaKorban pelecehan seksual tersangka tunadaksa berinisial IWAS bertambah dari 13 menjadi 15 orang.
Baca SelengkapnyaTerkait penyebaran foto korban sedang diperkosa di media sosial juga sudah didalami kepolisian.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu telah dilaporkan ke Polres Purworejo pada Juni 2024 dan masih belum ada perkembangan.
Baca SelengkapnyaTerduga pemerkosa gadis keterbelakangan mental hingga hamil enam bulan asal Banyuasin, Sumatera Selatan, IN (23), bertambah menjadi 10 orang.
Baca SelengkapnyaKasus rudapaksa dialami korban terjadi pada April 2024. Hanya saja,baru dilaporkan pada Mei 2024.
Baca SelengkapnyaAnak yang menjadi korban sebanyak 163 dan perempuan sebanyak 104 orang.
Baca Selengkapnya