Banyuwangi dorong budidaya rumput laut
Merdeka.com - Para nelayan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, didorong untuk mengoptimalkan komoditas rumput laut. Potensi rumput laut cukup besar tanpa harus membuat nelayan meninggalkan aktivitas mencari ikan. Bahkan, rumput laut bisa menjadi sumber pendapatan memadai saat masa paceklik ikan atau saat cuaca buruk yang menyebabkan nelayan tak bisa melaut.
Siswandi dari Kelompok Pembudidaya Rumput Laut Siragil di Desa Sumber Kencono, Wongsorejo, Banyuwangi, mengatakan, luasan lahan budidaya kelompoknya terus berkembang hingga 70 hektar. "Terus berkembang memanjang dari Pantai Wongsorejo hingga Desa Sumber Kencono ini. Produksi kami dalam setahun pun telah mencapai 300 ton per tahun," kata Siswandi.
Meningkatnya luasan lahan ini, lanjut Siswandi, karena perkembangan pasar rumput laut yang menjanjikan. Sekali panen bisa menghasilkan 3,5 ton rumput laut basah. Dalam setahun bisa panen hingga tujuh kali panen. "Sekali panen petani bisa mendapatkan penghasilan Rp 4-5 juta. Bahkan belum lama ini ada petani yang mendapat Rp 14 juta saat panen karena hasilnya melimpah," ujar Siswandi.
-
Dimana Nelayan Bojonegara cari ikan? Selain rumpon, memperkirakan waktu melaut berdasarkan pengalaman mereka menjadi salah satu strategi melaut. Mereka mengamati pola cuaca dan kondisi laut yang memengaruhi ikan seperti Januari hasil tangkapan akan baik serta November dan Desember ikannya akan sedikit.
-
Apa tanda alam yang diwaspadai Nelayan Bojonegara? Kemunculan angin jadi hal yang patut diwaspadai oleh nelayan di Bojonegara. Tiupan yang akan bertambah besar berisiko memunculkan puting beliung atau seret taun.Kemunculannya ditandai oleh mendung hitam mirip jantung pisang.
-
Bagaimana cara nelayan Tarakan meningkatkan ekonomi? Dia menambahkan, selain perlindungan sosial, mereka juga mendapatkan beragam kegiatan yang menjadi langkah perbaikan ekonomi nelayan. Program- tersebut sesuai dengan Undang Undang No 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam.
-
Bagaimana cara orang Belitung mencari ikan di Nirok Nanggok? Tradisi ini sangat dekat dengan istilah peluang. Masyarakat tidak bisa curang, mereka pun tidak mengetahui dan tidak dapat memastikan peluang masing-masing masyarakat untuk mendapatkan ikan karena alat yang digunakan pun sama merata menggunakan Tirok dan Tanggok.
-
Dimana istri Nelayan di Banyuwangi membuat produk olahan laut? Di Blimbingsari, misalnya, para istri nelayan membuat produk olahan ikan bakar. Para istri nelayan di sejumlah kecamatan di Banyuwangi didampingi untuk mengembangkan usahanya saat musim paceklik ikan.
-
Di mana rumput laut banyak digunakan? Penggunaan rumput laut di Asia, terutama di Jepang dan Korea, tampaknya telah menjadi kebiasaan yang umum dan menjadi ciri khas kulinernya.
Menurut dia, besarnya permintaan pasar membuat berapa pun produksi rumput laut Banyuwangi bisa terserap.
Ditambahkan Siswandi, kelompok nelayan rumput laut di Banyuwangi juga melakukan pengaturan sistem tanam, agar tiap hari ada pembudidaya yang melakukan aktivitas panen secara bergantian. "Kita atur sedemikian rupa agar ada aktivitas yang terus berjalan. Juga agar untuk ekspor ke Jepang dan Tiongkok tidak berhenti, karena mereka mengambilnya tiap pekan. Sekali kirim kita bisa pasok sekitar 20 ton," kata Siswandi.
Saat ini, imbuh Siswandi, terdapat 300 nelayan yang terjun sebagai pembudidaya rumput laut di sekitar Pantai Wongsorejo. Mereka yang dulunya melaut hanya untuk mencari ikan, sekarang sudah banyak yang berprofesi ganda.
"Alhamdulillah hasil rumput laut bisa mensejahterakan banyak orang di daerah ini dan mengurangi angka pengangguran. Padahal dulu sebelum ada dorongan membudidayakan rumput laut, angka kriminalitas cukup tinggi, tapi kini sudah jauh berkurang karena mau kita ajak budidaya ini," ujar Siswandi.
Peningkatan kesejahteraan juga dirasakan oleh perempuan di sekitar lokasi budidaya rumput laut yang menjadi tenaga pemotong. Mereka mendapat upah Rp 40.000 per hari untuk jasa potong tali rumput laut.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya memang mendorong nelayan melakukan diversifikasi usaha. Selain tetap melaut untuk mencari ikan, harus ada usaha lain. Langkah ini penting untuk mengantisipasi masa paceklik ikan dan cuaca buruk seperti badai atau angin kencang.
"Ada nasihat bijak dalam dunia bisnis, jangan taruh telur dalam satu keranjang. Artinya, semua pelaku usaha termasuk nelayan perlu punya diversifikasi usaha, seperti membudidayakan rumput laut," ujarnya.
Pemkab Banyuwangi telah memfasilitasi bantuan sarana budidaya dan demplot untuk sepuluh kelompok pembudidaya rumput laut. Sentra rumput laut di Banyuwangi tersebar di beberapa tempat, salah satunya di Kecamatan Wongsorejo terutama di empat desa, yaitu Desa Sumber Kencono, Alas Rejo, Wongsorejo, dan Bengkak.
Produksi total rumput laut di Banyuwangi mencapai 3.900 ton pada 2013, meningkat 62,5 persen dibanding 2012. Tahun ini ditargetkan bisa mencapai 5.000 ton.
"Pasar rumput laut cukup besar, seperti untuk industri makanan dan kecantikan. Tantangan ke depan bagaimana menggabungkan pengembangan rumput laut menjadi poin tambah ke sektor pariwisata dan industri kreatif. Seperti bagaimana rumput laut diolah menjadi camilan ringan, atau bisa saja wisatawan diajak ke sini untuk melihat panen rumput laut," kata Anas.
Demikian pula untuk nelayan lain, selama ini telah didorong untuk melakukan diversifikasi usaha. Selain fasilitasi untuk sarana tangkap seperti rumpon, Pemkab Banyuwangi membantu alat pengolahan sistem rantai dingin, timbangan, hingga perahu bermotor. "Untuk diversifikasinya, kami dorong ke budidaya ikan. Ada bantuan untuk benih dan sarana lain seperti kolam terpal dan lahan percontohan atau demplot. Adapun untuk pemberian nilai tambah, ada pendampingan pengolahan hasil perikanan, bisa dijadikan kerupuk ikan, bakso ikan, dan lain-lain," katanya. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Desa Genteng Wetan Kabupaten Banyuwangi ini berhasil membuktikan bahwa lingkungan yang bersih bisa mendatangkan cuan
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Raih Satyalencana Wirakarya dari Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaKTH Maju Bersama dibantu dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dalam pengembangan produk ikan baronang.
Baca SelengkapnyaKeberadaan tumbuhan yang hidup di pesisir laut ini merupakan objek vital bagi ekosistem khususnya dalam mengurangi erosi.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi kembali menggelar Banyuwangi Fish Market Festival yang dipusatkan di kawasan Kampung Mandar Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaTeluk ini berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dan Selat Bali
Baca SelengkapnyaCepy Mancing Mania menyebut Banyuwangi punya banyak spot mancing
Baca SelengkapnyaIntip keseruan tradisi kebyak rowo di waduk Rowo Glandang. Ratusan orang berlomba menangkap ikan dengan alat tradisional.
Baca SelengkapnyaPulau terluar Indonesia ini memiliki keindahan alam yang tak terkira
Baca SelengkapnyaEkosistem terumbu karang yang lestari membuat ikan jadi lebih banyak. Hasil tangkapan nelayan pun jadi lebih melimpah.
Baca SelengkapnyaPantai Wediombo akan menjadi tempat berbagai kegiatan pengelolaan perlindungan terumbu karang
Baca SelengkapnyaSiapa sangka rumput laut dapat menjadi sebuah bagian dari kisah yang besar bagi Dusun Semaya, Desa Suana, Nusa Penida, Bali sejak tahun 2012.
Baca Selengkapnya