Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Beredar suara diduga negosiasi Aman Abdurrahman dengan napi teroris Mako Brimob

Beredar suara diduga negosiasi Aman Abdurrahman dengan napi teroris Mako Brimob Kerusuhan Mako Brimob. ©Humas Polri

Merdeka.com - Salah satu tuntutan dari para napi teroris di Mako Brimob saat kerusuhan adalah bertemu dengan Aman Abdurrahman. Aman rupanya sosok yang berpengaruh. Dia ditahan karena terlibat kasus terorisme dan serangan teror di Jl Thamrin, Jakarta Pusat, awal 2016 lalu.

Pria ini kini tengah menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dia juga sebenarnya ditahan di Mako Brimob, selama persidangan. Namun berada di sel terpisah dengan para napi lain.

Kini beredar rekaman pesan suara dari Aman Abdurrahman memenangkan para napi teroris atas permintaan polisi dan Densus 88. Dia meminta para napi tak melakukan kekerasan. Menurutnya akar permasalahan soal ketatnya larangan makanan ke dalam sel adalah soal duniawi dan bukan hal yang harus menimbulkan kerusuhan berbuntut panjang.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto yang dikonfirmasi mengaku belum mendengar rekaman tersebut sehingga menolak berkomentar. "Saya belum dengar," singkat Setyo.

Berikut rekaman suara Aman yang beredar di kalangan wartawan:

Kepada Ikhwan semua, saya Aman Abdurrahman mendengar laporan dari pihak Densus bahwa ada kekisruhan di tempat antum dan menurut laporan sementara itu karena urusan dunia sehingga terjadi hal-hal yang tidak sepatutnya terjadi.

Untuk ini, sampai saya dapat penjelasan yang sebenarnya dari pihak antum, untuk malam ini agar meredam dulu. Dan mungkin yang bukan penghuni, biar keluar dulu dan besok lusa nanti utusan dari antum bisa minta ketemu dengan ana supaya bisa menjelaskan masalah yang sebenarnya.

Karena untuk masalah urusan dunia tidak pantas terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kecuali masalah prinsipil yang tidak bisa ditolerir, baru itu dipermasalahin.

Tapi untuk lebih jelasnya, mungkin besok lusa ana bisa minta penjelasan orang yang dituakan di antara antum, Ustaz Muslih, Ustaz Alex Iskandar, atau yang lainnya.

Tapi untuk malam ini agar meredam dulu. Agar bukan penghuni biar pada keluar dulu saja. Itu mungkin dari ana. Mudah-mudahan bisa dipahami karena tidak ada manfaat juga bikin keributan di kandang singa, mungkin seperti itu.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Suara rekaman Aman itu kemudian dibalas suara rekaman dari Abu Qutaibah Iskandar aka Alexander.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kepada Ustaz Al Habib Aman Abdurrahman. Ana Abu Qutaibah Iskandar aka Alexander memberikan penjelasan seputar kronologi yang terjadi antara ikhwan dan Densus 88 pada sore hari

Jadi ini berasal dari berbagai permasalahan dan persoalan yang sudah dikumpul-kumpul diakumulasi oleh ikhwan-ikhwan, dari mulai masalah pembatasan tentang hak-hak, makanan, kemudian masalah besukan dan sebagainya.

Puncaknya ketika ada ummahat-ummahat yang dari rumah singgah ke Jakarta Barat membawa bingkisan yang ada di rumah singah oleh petugas seakan dibohongi mereka. Barang itu tidak boleh masuk tapi kata mereka sudah masuk. Ini yang tidak bisa diterima ikhwan-ikhwan karena saya sendiri yang ikut pada saat itu dipanggil Pak Ahmad, ada juga Ustaz Amir dan perwakilan dari blok.

Pak akhmad mengatakan jangan bawa barang dari sidang, kalau pun seandainya barang itu sudah terlanjur masuk, suruh petugas yang bawa supaya tidak repot-repot diperiksa, asalkan apa jangan bawa barang-barang yang terlarang.

Inilah yang saya sampaikan kepada ikhwan-ikhwan. Terus setelah itu apa yang terjadi pada ummahat-ummahat ini di persidangan ini mereka seakan-seakan dibohongi petugas. Jadi setelah dicek barang-barang yang ditipin umat itu ternyata dilarang masuk.

Jadi sudah dikasih tahu ke mereka seakan-akan mereka mengabaikan. Saya sebagai juru bicara ikhwan 3 blok ini ustaz menyampaikan keluhan-keluhan ikhwan-ikhwan ini kepada mereka yang tujuan ini saya sebagai mediasi antara ikhwan-ikhwan dengan petugas ini menyampaikan kehendak ikhwan-ikhwan, tapi malam itu akumulasi sekali lagi dari kejadian-kejadian yang ada.

Jadi pertama tadi masalah makanan, yang kedua masalah besuk ini masalah klasik yang sebenarnya kami sudah peringatkan dan bicarakan baik-baik tapi ternyata dalam prosedur pemeriksaan di depan sama akhwat-akhwat kami ditelanjangi. Itu terkadang pakai celana dalam itu disuruh loncat jongkok, jadi disuruh jongkok loncat. Tujuan mereka melakukan itu kalau ada barang terlarang bisa jatuh dengan cara loncat-loncat, ini suatu hal yang tidak manusiawi menurut kami.

Apa yang jadi keluhan ikhwan-ikhwan sudah saya sampaikan, dan kami malam itu meminta Budi sebagai penanggung jawab kami dan atasannya Akhmad untuk datang, tapi nyatanya mereka mengatakan Budi tidak bisa datang karena jauh, sementara akhwat-akhwat yang datang dari Depok ke Jakarta Barat itu jarak yang tidak dekat, datang terus dibohongi, terus kenapa kalau untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kita petugas-petugas ini tidak bisa datang ya minimal memberikan penjelasan kepada kami supaya kami ini lega?

Kalau kita bicara dengan sipir di bawah sini kan mereka juga tidak paham, karena mereka juga punya kebijakan yang ada tekanan dari atasan, seperti itu. Nah Budi itu semalam sudah mengatakan barang-barang yang disita dari rumah singgah akan saya masukan tapi saya sekali lagi katakan sudah tidak bisa membendung ikhwan-ikhwan, belum saya bicarakan mereka semua marah akhirnya terjadilah pengedoran dan ikhwan-ikhwan ke depan.

Kemarin itu keinginan ikhwan-ikhwan bukan makanan yang diambil, kita minta Budi untuk datang tapi jawabannya Budi tidak bisa datang karena katanya jauh ini tambah marah lagi ikhwan-ikhwan sementara ahhwat-akhwat saja jauh-jauh saja mereka datang tapi sampai sana dibohongi. Pokoknya saya sudah mentok tidak bisa lagi membendung ikhwan-ikhwan ini. Saya sudah berusaha membendung tapi ini insiden yang ada di luar dugaan akhirnya ikhwan-ikhwan keluar blok.

Ketika mereka sampai dengan kemarahan mereka di kantor sipir, ada petugas Densus yang mengeluarkan tembakan kemudian ikhwan kami terluka satu orang. Kemudian ada lagi yang berdiri di depan itu mereka tembak, yang Insya Allah syahid. Itu dia Abu Ibrahim. Wallahu a'lam ini semua di luar dugaan kami. Jadi kalau pihak Densus menyalahkan kami, tidak bisa karena insiden ini tidak ada rencana sebelumnya.

Wallahi ini insiden yang spontan saya juga sudah berusaha beberapa kali menjadi mediator, jadi penyambung lidah ikhwan. Mungkin ini reaksi balik karena ikhwan kita ada yang tertembak jadi qadarullah di dalam juga ada Densus terjadilah hal-hal di luar dugaan kami.

Wallahu a'lam bishawab, inilah keterangan singkat dari ana untuk menjelaskan kronologi yang terjadi semalam. Semalam petugas meminta saya untuk bicara tapi saya tidak mau bicara karena saya juga sudah enggak sanggup untuk bicara. Sebab cara-cara yang saya kedepankan itu sudah saya lakukan. Saya sudah bicara dengan mereka tapi ini malah mengundang kemarahan ikhwan semua.

Jadi di sini akibat dan reaksi dari luar yang menembak duluan kami. Sekarang kami di dalam ini semua pegang senjata, pokoknya banyak yang kami dapatkan dari gudang-gudang yang disimpan di atas dengan peluru-peluru yang Insya Allah cukup.

Jadi opsi ditawarkan oleh ikhwan-ikhwan adalah kita damai. Damai ini pun juga keinginan dari kepolisian. Kemudian kita mengajukan poin-poin, Pertama, ini tutup kasus. Jadi tidak ada yang dizalimi ikhwan-ikhwan. Itu keinginan kami semua di sini setelah kami rapat.

Kedua, kami meminta ikhwan yang di Pasir Putih (Lapas Nusakambangan) diberikan kelonggaran. Karena kami mendengar berita terakhir ada laporan pelanggaran HAM di sana. Info ini didapat dari istri yang besuk ke sana. Katanya kondisi mereka sangat memprihatinkan. Kalau dua kesepakatan ini mentok, kami akan bicarakan lagi dengan ikhwan di sini, kami akan rapat lagi.

Jadi kami menahan diri dan bertahan di dalam. Ya walaupun kami tahu polisi sudah ada iktikad memenuhi apa yang kita inginkan tapi ikhwan di sini berjaga. Mungkin ini saja keterangan dari kami ustaz. Kami minta antum bicara karena ini adalah permintaan ikhwan semua.

Terus permintaan ikhwan agar antum berbicara di sini entah itu antum didampingi mereka (polisi) atau bagaimana, yang jelas harus berbicara di depan kami, itu yang diinginkan ikhwan semua.

Wallahu a'lam bishawab wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ingin Bertemu Panglima TNI, Keluarga Imam Masykur Korban Pembunuhan Anggota Paspampres Terbang ke Jakarta
Ingin Bertemu Panglima TNI, Keluarga Imam Masykur Korban Pembunuhan Anggota Paspampres Terbang ke Jakarta

Keluarga korban ingin bertemu langsung dengan Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono.

Baca Selengkapnya
Bebas dari Lapas Salemba, Munarman Bakal Sowan ke Habib Rizieq
Bebas dari Lapas Salemba, Munarman Bakal Sowan ke Habib Rizieq

Kuasa hukum Munarman, Aziz Yanuar menyebut selepas dari lapas Salemba, kliennya berencana untuk sowan ke Habib Rizieq.

Baca Selengkapnya
Ibu Imam Masykur Temui Anggota Paspampres Pembunuh Anaknya, Hotman Paris Ungkap Kabar Menggembirakan
Ibu Imam Masykur Temui Anggota Paspampres Pembunuh Anaknya, Hotman Paris Ungkap Kabar Menggembirakan

Momen ibunda Imam Masykur bertemu anggota TNI anggota Paspampres yang bunuh anaknya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Fakta Baru Dibongkar Andika Perkasa, Relawan Ganjar Sempat Disekap Anggota TNI
VIDEO: Fakta Baru Dibongkar Andika Perkasa, Relawan Ganjar Sempat Disekap Anggota TNI

Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa mengungkap jika relawan yang menjadi korban sempat disekap.

Baca Selengkapnya
Penampakan Munarman Bebas dari Penjara, Pakai Topi Palestina dan Senyum Lebar
Penampakan Munarman Bebas dari Penjara, Pakai Topi Palestina dan Senyum Lebar

Saat keluar dari Lapas Salemba, Munarman tampak mengenakan kemeja putih.

Baca Selengkapnya
Polda Metro Akan Panggil Aiman Terkait Ucapan
Polda Metro Akan Panggil Aiman Terkait Ucapan "Polisi Tidak Netral pada Pemilu 2024"

Polisi pastikan segera memanggil Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono untuk dimintai keterangan sebagai saksi.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Penculikan Imam Masykur, Komplotan Praka RM Diteriaki Rampok dan Dipiting Juru Parkir
Detik-Detik Penculikan Imam Masykur, Komplotan Praka RM Diteriaki Rampok dan Dipiting Juru Parkir

Sempat terjadi keributan saat komplotan Praka RM menculik korban

Baca Selengkapnya
Jenderal Polisi Tantang Aiman Buktikan Ada Komandan Perintah Anggota Dukung Prabowo-Gibran
Jenderal Polisi Tantang Aiman Buktikan Ada Komandan Perintah Anggota Dukung Prabowo-Gibran

Polisi akan memanggil Aiman untuk klarifikasi tuduhan komandan minta anggota pilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Momen Munarman eks Sekjen FPI Baca Ikrar Setia ke NKRI, Lilitkan Bendera di Kepala
Momen Munarman eks Sekjen FPI Baca Ikrar Setia ke NKRI, Lilitkan Bendera di Kepala

"Allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad. Yang bertanda tangan dibawah ini saya nama munarman," lanjut Munarman.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Debat Sengit Aiman Vs Penyidik Sampai Hary Tanoe Datangi Markas Polisi
VIDEO: Debat Sengit Aiman Vs Penyidik Sampai Hary Tanoe Datangi Markas Polisi

Sempat terjadi perdebatan antara Aiman dengan penyidik pada Jumat 26 Januari 2024.

Baca Selengkapnya
Hotman Paris Turun Tangan, Senggol Panglima TNI Kasus Paspampres Kejam Aniaya Pemuda Aceh
Hotman Paris Turun Tangan, Senggol Panglima TNI Kasus Paspampres Kejam Aniaya Pemuda Aceh

Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea turun tangan usai peristiwa penganiayaan berujung kematian pemuda asal Aceh yang melibatkan tiga orang prajurit TNI.

Baca Selengkapnya
Percakapan Terakhir Imam Masykur dan Kekasihnya Sebelum Diculik dan Dibunuh Paspampres
Percakapan Terakhir Imam Masykur dan Kekasihnya Sebelum Diculik dan Dibunuh Paspampres

Imam Masykur dibunuh usai dibawa paksa dari toko obatnya di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya