Bertahan Hidup dari Kerajinan Tangan
Merdeka.com - Berawal dari kebangkrutan kedua orang tuanya, Anna N. Anggraini, warga Ngronggo, Kecamatan Kota-Kota Kediri, Jawa Timur, merintis usaha kerajinan.
Bermula dari boneka flanel yang dijual puluhan ribu rupiah per paket, sampai membuat bisnis perhiasan dengan harga ratusan ribu. Pada saat pandemi, dia masih bisa memberi pekerjaan pada 13 ibu rumah tangga di sekitar tempat usahanya.
"Awalnya ya BU (butuh uang). Orang tua saya bangkrut, saya harus bertahan. Makanya saya coba-coba bisnis boneka flanel,” kata Anna, Kamis (30/7).
-
Dimana ia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Bagaimana cara dia berjualan? Dalam kanal YouTube Kubiler, pria tersebut membuka usaha pizza dengan menggunakan bajaj listrik. Ia bekerkeliling dari satu tempat ke tempat lain. Penggunaan bajaj menjadi daya tarik utama.
-
Bagaimana anak ini mencari uang? Mampu mengumpulkan uang hingga Rp150 ribu untuk digunakan membantu orang tua yang berprofesi sebagai nelayan.
-
Dimana pengusaha ini memulai bisnisnya? “Dulu kantornya cuma di garasi, terus alhamdulillah sekarang sudah enak dan tiga lantai,“ kata Rusman.
-
Apa bisnis Dina awalnya? Dina memilih berbisnis karena latar belakangnya seorang apoteker, sehingga yang terpikir oleh Dina adalah membuka apotek.
-
Apa yang dijual oleh bocah ini? Seorang pria membagikan pengalamannya saat bertemu dengan seorang penjual jagung rebus. Menariknya, sang pedagang bukan lah orang dewasa seperti pada umumnya. Melainkan seorang bocah laki-laki.
Tahun 2009, ia re-seller boneka flanel milik temannya. Lama-lama pesanan meningkat, kadang stok tidak ada. Maka, Anna mulai berinisiatif membuat sendiri.
Belajar otodidak dengan mencontoh yang sudah ada, kemudian mengembangkan polanya. Akhirnya, jadilah satu paket boneka flanel yang bisa dijual Rp 60.000 hingga Rp 70.000 promosi dilakukan di media sosial.
Bisnis boneka itu dijalaninya hingga menamatkan sekolah bidan dan bekerja di rumah sakit. Kira-kira sampai tahun 2012.
Pada saat bekerja di rumah sakit, penghasilannya masih pas-pasan. Kecintaannya pada kerajinan menjadikan ia pun ikut pelatihan membuat perhiasan berbahan kawat tembaga.
Pelatihan itu diadakan oleh Dinas Koperasi Kota Kediri. Anna merupakan salah satu peserta yang terus menggali ilmu, tak berhenti setelah pelatihan, ia juga belajar pada pengrajin senior. Akhirnya, Anna bisa membuat perhiasan sendiri.
"Dari Dinkop saya dapat pelatihan dasar. Juga difasilitasi pameran," kata Anna.
Rupanya, desain dan karya Anna disukai. Setiap pameran, selalu saja ada pelanggan yang balik lagi. Penghasilan dari bisnis ini melebihi dari penghasilannya di rumah sakit. Akhirnya, ia memutuskan keluar dan serius menekuni kerajinan.
Dengan merek AG Handycraft, Anna mengembangkan usahanya. Membuat kalung, gelang, dan anting berbahan batu alam yang dililit dengan kawat tembaga warna-warni. Juga berbahan biji genitri yang diminati hingga India.
“Kalau untuk kalung batu alam, saya jual mulai harga Rp 400 ribu sampai Rp 800 ribu. Tergantung bahannya. Kalau genitri per biji. Tergantung belah semangkanya,” terang Anna.
Belah semangka yang dimaksud adalah garis belah pada biji genitri. Ada yang garis 8 dihargai Rp 20 ribu-Rp 30 ribu per biji. Semakin banyak garisnya, semakin mahal karena semakin langka.
"Biji genitri ini cepet laku, bisa untuk 'ngomzet', tambahnya. Ngomzet istilah untuk sebuah barang yang laku dan memberikan omzet.
©2020 Merdeka.com/Imam MubarokPada masa pandemi, bisnis perhiasan memang sepi. Anna pun lebih banyak menerima pesanan pembuatan busana dan masker. Ia sudah melatih ibu rumah tangga untuk menjadi penjahit.
"Saya ngajari dari awal. Mereka rata-rata punya mesin jahit tapi tidak bisa menjahit,” kata Anna.
Dengan memberdayakan ibu rumah tangga sekitarnya, ratusan lembar pesanan busana tetap mengalir meski pandemi. Anna merupakan salah satu UMKM menjadi binaan Disperindagin yang kerap diajak pameran dan pelatihan. Dari pameran inilah, AG Handycraft semakin banyak dikenal dan menemui pelanggannya. (mdk/gil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaIa pernah menjalani berbagai pekerjaan dan membuka sejumlah bisnis
Baca SelengkapnyaSalah satu keunikan dari produk rajutannya adalah turut mengangkat kebudayaan Banten dengan membuat karakter hewan badak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Boneka ini diyakini memberikan manfaat terapeutik sensasi menjadi seorang ibu.
Baca SelengkapnyaTanaman peneduh rumah adalah pohon yang ditanam di sekitar rumah untuk membuat teduh dan memberikan kenyamanan.
Baca SelengkapnyaImas, ibu dari dua anak di kampung Bandung Barat membocorkan berapa biaya hidup dalam satu bulan saat hidup di kampung.
Baca SelengkapnyaAir yang semula semata kaki langsung berubah hingga sepinggang orang dewasa
Baca SelengkapnyaDi kampung halaman, dia berhasil mendirikan rumah mewah dua lantai.
Baca SelengkapnyaTengku Firmansyah cukup rajin membagikan momen saat ia tengah bekerja. Kali ini, pria yang kerap disapa Firman itu menunjukan bekal makanannya.
Baca Selengkapnya