Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dituding Tidak Bayar Insentif Nakes, Ini Jawaban Dirut RSUD Lubuk Basung

Dituding Tidak Bayar Insentif Nakes, Ini Jawaban Dirut RSUD Lubuk Basung Ilustrasi. ©2021 Liputan6.com/Herman Zakharia

Merdeka.com - Beredar informasi insentif para tenaga kerja (nakes) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubuk Basung, Kabupaten Agam tidak dibayar. Direktur Utama (Dirut) RSUD Lubuk Basung dr Antoni Syahrizal membantah tidak membayar insentif para nakes yang berjumlah sekitar 300 orang. Menurutnya, informasi itu ada miss informasi, karena yang terjadi bukan tidak bayar, melainkan penundaan.

"Tidak ada yang tidak dibayar, itu ada miss informasi, yang terjadi itu adalah penundaan, bukan tidak dibayar. Dan yang ditunda itu adalah remunerasi atau jasa layanan, sedangkan gaji tetap dibayarkan," kata dr Antoni di Padang kepada merdeka.com, Kamis (25/11).

Dia menjelaskan, bahwa yang ditunda merupakan jasa layanan atau saat ini disebut remunerasi. Jasa pelayanan itu sendiri didapat dari sektor pendapatan BLUD, atau tunjangan bagi para nakes, di luar gaji pokok yang diterima via Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Jadi, ini beda ya, bukan gaji, tapi remunerasi, yang berasal dari jasa pelayanan, besarannya berbeda-beda, ada standarnya masing-masing, atau ada indeknya," jelas Antoni.

Penundaan itu karena adanya perubahan terhadap aturan pemberian remunerasi tersebut. Aturan itu terdapat dalam Peraturan Bupati (Perbup) yang saat ini masih dibahas. Dia mengatakan, bahwa proses dari pembentukan Perbup itu membutuhkan waktu.

"Jadi sebenarnya, kendalanya itu karena adanya perubahan Perbup, karena prosesnya itu cukup panjang, silahkan ditanyakan ke RSUD lain, jawabannya juga akan sama," tutur Antoni.

Dengan demikian, dia mengatakan, insentif itu belum dapat dicairkan karena belum terdapat landasan aturannya. "Karena Perbupnya belum final, tidak mungkin dicairkan, karena landasannya belum ada, kalau dicairkan bisa jadi temuan," sebut Antoni.

Dia mengatakan, jika pembahasan itu membutuhkan waktu cukup lama, karena ada sejumlah rangkaian, seperti adanya kajian dari konsultan terhadap besaran remunerasi tersebut.

"Ada prosesnya, kita menggunakan konsultan untuk menghitung besarannya, lalu akan dikonsultasikan lagi kepada pihak terkait. Jadi ada proses, karena itu cukup lama," lanjutnya.

Pihaknya menargetkan aturan itu dapat terealisasi pada Desember 2021 ini. "Kita sudah targetkan, akhir tahun ini, Desember 2021, aturannya sudah ada, jadi bisa dilaksanakan untuk selanjutnya," sebut Antoni.

Selain itu, faktor lain adalah karena dana yang cair untuk jasa pelayanan dari BPJS yang masuk baru satu bulan, terhitung dari bulan Juni 2021 hingga saat ini. Terlambatnya, pencairan itu karena pada pertengahan tahun 2021, banyak Nakes maupun manajemen RSUD yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Saat puncak-puncak Covid-19 pertengahan tahun (2021) kemarin, banyak tenaga kami yang (kena) Covid-19, ada yang terpaksa diliburkan satu bulan. Jadi, pekerjaan untuk membuat laporan sebagai landasan pencairan ke BPJS juga tertunda," cerita Antoni.

Pasalnya, skema dari pencairan klaim jasa pelayanan dari BPJS juga membutuhkan waktu, perkiraan minimal dua bulan. "Karena pencairannya itu kan (enggak) langsung-langsung begitu saja, harus ada laporannya dulu disiapkan, nanti dilihat kelayakannya oleh BPJS, itu sempat saya minimal ada dua bulan waktunya, sebelum cair. Karena tenaga kita kemarin berkurang, makanya juga ada keterlambatan untuk pembuatan laporan klaimnya, tapi yang terpenting alasan tertunda itu, karena menunggu Perbup tadi," tutur Antoni.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Nasib Miris Nakes di Kupang, Kerja 24 Jam Gaji Dipotong Manajemen RSUD
Nasib Miris Nakes di Kupang, Kerja 24 Jam Gaji Dipotong Manajemen RSUD

Dirut RSUD akui ada pemotongan gaji untuk iuran BPJS yang belum dibayarkan selama satu tahun.

Baca Selengkapnya
Ratusan Nakes Dipecat Gara-Gara Minta Naik Gaji, Ini Penjelasan Bupati Manggarai NTT
Ratusan Nakes Dipecat Gara-Gara Minta Naik Gaji, Ini Penjelasan Bupati Manggarai NTT

Bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) Herybertus G.L Nabit akhirnya buka suara terkait pemecatan ratusan nakes.

Baca Selengkapnya
DPR Soal Ratusan Nakes di Manggarai Dipecat & Bidan Gagal jadi PPPK: Harapan Hidup Sejahtera Menguap
DPR Soal Ratusan Nakes di Manggarai Dipecat & Bidan Gagal jadi PPPK: Harapan Hidup Sejahtera Menguap

DPR menyoroti pemecatan 249 nakes Non-ASN di Manggarai dan gagalnya 500-an bidan pendidik gagal jadi P3K

Baca Selengkapnya
Guru Besar FK Undip Jawab Tudingan Kemenkes soal Pemalakan dr Aulia Hingga Kritik Penghentian PPDS
Guru Besar FK Undip Jawab Tudingan Kemenkes soal Pemalakan dr Aulia Hingga Kritik Penghentian PPDS

Prof Zainul menyayangkan pernyataan Kemenkes yang menyebut iuran sebagai pemalakan.

Baca Selengkapnya
Kronologi Istri Polisi Ditampar Kepala Puskesmas Saat Rapat, Ternyata Ini Pemicunya
Kronologi Istri Polisi Ditampar Kepala Puskesmas Saat Rapat, Ternyata Ini Pemicunya

RN mencairkan dana itu lalu memberikan kepada para staf dengan nominal tak sesuai dengan semestinya.

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Ungkap Tenaga Kesehatan yang Kerja Hanya 292 Ribu, 1 Juta Lebih Masih Menganggur
Anggota DPR Ungkap Tenaga Kesehatan yang Kerja Hanya 292 Ribu, 1 Juta Lebih Masih Menganggur

ian juga menyoroti persoalan pendistribusian tenaga kesehatan.

Baca Selengkapnya
Kata Kemenkes soal Dokter Mogok Layani Pasien Gara-Gara Insentif 6 Bulan Belum Dibayar
Kata Kemenkes soal Dokter Mogok Layani Pasien Gara-Gara Insentif 6 Bulan Belum Dibayar

Dokter di RSUD Soe menolak melayani pasien karena insentifnya selama enam bulan belum dibayar.

Baca Selengkapnya
Tiga Tersangka Kasus Kematian dr Aulia Dijerat Pasal Pemerasan dan Penipuan, Ini Sosoknya
Tiga Tersangka Kasus Kematian dr Aulia Dijerat Pasal Pemerasan dan Penipuan, Ini Sosoknya

Adapun peran ketiga tersangka berbeda-beda. SM misalnya, berperan meminta sejumlah uang tunai kepada bendahara PPDS.

Baca Selengkapnya
Polda Jabar Bongkar Korupsi Dana Anggaran Insentif Nakes Covid-19 di Sukabumi Rp5,4 Miliar
Polda Jabar Bongkar Korupsi Dana Anggaran Insentif Nakes Covid-19 di Sukabumi Rp5,4 Miliar

Polisi berhasil menetapkan seorang tersangka berinisial HC.

Baca Selengkapnya
Mendikbud Pilih Diam saat Heboh Kasus Bully di Kampus Picu Mahasiswi Kedokteran Bunuh Diri
Mendikbud Pilih Diam saat Heboh Kasus Bully di Kampus Picu Mahasiswi Kedokteran Bunuh Diri

dr Aulia diduga bunuh diri di indekos Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, karena dibully senior pada Agustus 2024.

Baca Selengkapnya
Dekan FK Undip Diberhentikan Terkait Kasus Meninggalnya Dokter Risma, Ini 4 Fakta di Baliknya
Dekan FK Undip Diberhentikan Terkait Kasus Meninggalnya Dokter Risma, Ini 4 Fakta di Baliknya

Dekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko diberhentikan sementara dari aktivitasnya di RS Kariadi Semarang. Keputusan ini memunculkan protes dari sivitas akademika Undip

Baca Selengkapnya
VIDEO: Fakta Baru Kematian Dokter Aulia, Kemenkes Ungkap Investigasi PPDS Soal Pemalakan Rp40 Juta
VIDEO: Fakta Baru Kematian Dokter Aulia, Kemenkes Ungkap Investigasi PPDS Soal Pemalakan Rp40 Juta

Permintaan uang dalam jumlah tersebut berlangsung sejak Risma masuk PPDS anestesi yakni sekitar Juli hingga November 2022.

Baca Selengkapnya