Gelombang perairan selatan Jateng-DIY meninggi, capai 3-4 meter
Merdeka.com - Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap mengimbau nelayan dan wisatawan di perairan selatan Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mewaspadai gelombang tinggi. Beberapa hari ke depan, gelombang diprediksi bisa mencapai 3-4 meter.
"Pada hari Jumat (9/1), tinggi gelombang maksimum 3 meter berpeluang terjadi di pantai selatan Jateng dan DIY, sementara di Samudera Hindia selatan Jateng dan DIY berpeluang mencapai 4 meter. Gelombang tinggi ini diperkirakan akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan," kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, seperti dilansir dari Antara, Kamis (8/1).
Menurut dia, gelombang tinggi tersebut terjadi akibat pengaruh dua daerah pusat tekanan rendah (low pressure), yakni di daratan Australia bagian barat yang saat ini mencapai 994 milibar dan Samudera Hindia barat daya Sumatera yang mencapai 1.008 milibar, serta pumpunan angin yang memanjang dari Samudera Hindia barat Sumatera menuju daerah pusat tekanan rendah di Australia.
-
Dimana potensi cuaca ekstrem mengancam? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Apa bahaya Arus Balik di Pantai Sepanjang? Adanya arus balik bisa membahayakan wisatawan yang bermain di pinggir pantai. Terlebih jika pengunjung nekat bergerak ke tengah sehingga dapat menyebabkan kecelakaan maut.
-
Siapa yang berpendapat El Nino akan sangat berbahaya? Dampak El Nino terhadap pertanian nasional akan sangat besar bila tidak ditangani dengan baik.
-
Kapan cuaca panas bisa membahayakan? Cuaca panas yang ekstrem membawa risiko serius bagi kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak.
-
Bagaimana cuaca ekstrem mempengaruhi navigasi? Cuaca yang buruk kemudian mampu memicu disorientasi pada kapal maupun pesawat yang melintas. Faktor tersebut pun telah dikaji oleh para ilmuwan melalui rekaman data cuaca, laporan media massa, laporan terkait dan cacatan-catatan lain yang justru diabaikan pada zaman dahulu.
-
Apa saja dampak dari cuaca ekstrem? Hujan dan angin kencang yang terjadi pada Kamis (4/1) menyebabkan kanopi drop zone di sisi selatan Stasiun Yogyakarta roboh. Akibatnya lima unit mobil tertimpa kanopi itu dan mengalami kerusakan ringan. Manager Humas DAOP 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, mengatakan bahwa tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. 'Karena hujan yang deras dan angin kencang, tiang-tiang penyangga yang terbuat dari pipa besi mengalami bengkok dan patah sehingga kanopi turun ke bawah. Pihak KAI Group akan menanggung seluruh kerusakan yang dialami para pelanggan yang terdampak,'
Ia mengatakan bahwa dua daerah pusat tekanan rendah dan pumpunan angin tersebut saling tarik-menarik sehingga berdampak pada kondisi cuaca di wilayah Jawa khususnya Jateng bagian selatan.
Teguh menjelaskan, curah hujan di wilayah Jateng bagian selatan menjadi berkurang dan terjadi angin kencang terutama di wilayah perairan yang berkisar 5-18 knots di pantai dan 15-25 knots di Samudera Hindia selatan Jateng-DIY.
"Kalaupun ada hujan, curahnya sangat kecil. Sementara angin yang kencang mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di perairan selatan Jateng-DIY," jelasnya.
Terkait hal itu, Teguh mengimbau nelayan tradisional untuk berhati-hati dan tetap waspada saat melaut karena gelombang setinggi 3-4 meter berbahaya bagi perahu berukuran kecil.
Selain itu, kata dia, wisatawan yang berkunjung ke pantai diimbau untuk tidak berenang terutama di pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas karena gelombang tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu.
"Kami akan terus memantau perkembangan gelombang. Jika kondisinya memburuk, kami akan segera mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi," katanya.
Sementara itu, nelayan di sekitar Pantai Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, hingga Pantai Pasir, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, justru panen lobster di saat terjadi gelombang tinggi yang berlangsung sejak beberapa hari terakhir.
Salah seorang nelayan, Mujimin mengaku bisa memperoleh 4-5 kilogram lobster setiap kali melaut.
"Namun saya tidak berani melaut hingga jauh karena di tengah, gelombangnya cukup tinggi," katanya.
Menurut dia, harga lobster merah saat ini berkisar Rp250 ribu-Rp350 ribu per kilogram, lobster hijau Rp250 ribu-Rp450 ribu per kilogram, dan lobster mutiara Rp600 ribu-Rp1 juta per kilogram.
Selain lobster, kata dia, nelayan juga panen rajungan yang harganya berkisar Rp45 ribu-Rp46 ribu per kilogram dan ubur-ubur yang harganya Rp1.300-Rp1.500 per kilogram.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaTidak menutup kemungkinan tinggi gelombang saat puncak musim angin timuran bisa mencapai kisaran 4-6 meter.
Baca SelengkapnyaTerdapat 15 titik di Selat Sunda yang perlu diwaspadai terkait potensi munculnya gelombang tinggi.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas di laut pada malam hari.
Baca SelengkapnyaOleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.
Baca SelengkapnyaPara nelayan terpaksa tidak melaut saat ombak besar karena sangat membahayakan keselamatan.
Baca SelengkapnyaBMKG menjelaskan, penyebab gelombang tinggi di perairan Bali karena suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar antara 26-31 celcius.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan Kebumen tenggelam karena diterjang gelombang tinggi saat melaut.
Baca SelengkapnyaNelayan Muara Angke saat ini menghadapi tantangan besar dengan adanya perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya gempa besar dan tsunami ini sejatinya hampir merata di sepanjang pesisir selatan pulau Sumatera, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.
Baca Selengkapnyawaspada potensi terjadinya gelombang tinggi mencapai 1,25 hingga 2,5 meter
Baca Selengkapnya