Jembatan Lama Kediri Berulang Tahun ke-151, Jadi Jembatan Besi Tertua di Dunia
Merdeka.com - Pada 18 Maret 2020, Jembatan Lama Kota Kediri atau Brug Over Den Brantas de Kediri berulang tahun ke-151 tahun sejak dioperasikan dan digunakan sebagai jembatan Groote Postweg (Jalan Raya) oleh Kolonial Belanda pada 18 Maret 1869.
Jembatan ini menggunakan konstruksi besi yang dibangun di atas tiang sekrup yang dipasang di dalam sungai.
"Jembatan di atas Kali Brantas di Kediri adalah jembatan besi yang pertama di Jawa bahkan dunia dan dianggap sebagai adikarya di zamannya oleh seorang insinyur bernama Sytze Westerbaan Muurling. Bahkan lebih tua dari Jembatan Brooklyn salah satu jembatan suspensi tertua di Amerika Serikat. Selesai dibangun tahun 1883, jembatan ini menghubungkan Manhattan dan Brooklyn di New York City melintasi Sungai East," kata Imam Mubarok, budayawan sekaligus penemu Sejarah Jembatan Lama.
-
Kapan jembatan ini dibangun? Jembatan ini dibangun pada tahun 1914.
-
Kapan jembatan itu dibangun? Konon jembatan gantung ini sudah ada sejak tahun 1918.
-
Dimana jembatan ini berada? Berada di jalur masuk Perkebunan Kendenglembudi Desa Karangharjo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi atau sekitar 10 kilometer dari jalur nasional.
-
Kapan Jembatan Kaca Berendeng diresmikan? Jembatan ini mulanya diresmikan pada 4 Februari 2018 lalu, untuk mengakomodasi pemenuhan infrastruktur publik di sana.
-
Kapan jembatan terpanjang di dunia dibangun? Daftar resmi dalam hal ini setidaknya menyebutkan lebih dari 300 jembatan di seluruh dunia.
-
Di mana jembatan kuno berusia 5.600 tahun ditemukan? Jembatan ini ditemukan di gua Genovesa di Mallorca, Spanyol.
Ditambahkan Mubarok, karena sudah menjadi cagar budaya maka pemanfaatan jembatan harus mengacu kepada UU 11/2010 tentang Cagar Budaya dan tidak boleh sembarangan untuk kepentingan pribadi, instansi, partai maupun ormas.
"Semua ada aturannya tidak boleh memasang atau memanfaatkan seluruh bangunan jembatan dengan hal-hal lain baik tulisan, bendera partai, ormas maupun menambah ornamen yang ada hingga mengubah bentuk jembatan," tambahnya.
Data tentang pembangunan jembatan tersebut diperoleh Mubarok dari buku dari Belanda dengan judul "Nieuw Nederlandsch Biografisch Woordenboek". Olivier Johanes, juga salah satu sumber yang ada di Belanda, yang juga seorang pengamat budaya Indonesia, adalah orang yang membantu menelusuri tentang sejarah panjang jembatan yang hingga kini masih berfungsi dengan baik.
Sangat dimaklumi sebagai penghubung wilayah barat dan timur Kota Kediri jembatan ini sangat diperlukan. Sebab hanya jembatan ini lah yang sebagai penghubung wilayah Madiun dan Surabaya di kala itu.
Jembatan ini memiliki panjang 160 meter, lebar 5,80 meter dan tinggi dari permukaan air 7,50 meter. Dan ditetapkan sebagai cagar budaya atas penetapan Tim Ahli Cagar Budaya Pemprov Jatim pada 12 Maret 2019 dan ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar pada 18 Maret 2019 bersamaan dengan peresmian Jembatan Brawijaya Kediri.
Sejarah Pembuat Jembatan
Lalu siapa sebenarnya Sytze Westerbaan Muurling ini yang juga mendapat julukan sebagai chief engineer di masanya? Sytze Westerban lahir di Belanda pada 29 November 1836, meninggal dunia 17 Oktober di Batavia 1876. Ia adalah anak dari Dr W. Muurling seorang pendeta dan juga seorang profesor teologi.
Westerbaan menerima pendidikan dasar di sekolah Austria, dan juga pendidikan menengah pertama. Tamat SMA, selanjutnya meneruskan kuliah di Huther, Groningen mengambil jurusan hukum. Namun tiga tahun dia berhenti akibat penyakit yang ia derita.
Setelah istirahat beberapa lama dan meninggalkan bangku kuliahnya, pada tahun 1854 ia berhasil ujian masuk untuk Royal Academy di Delft, dan pada tahun 1859 ia memperoleh ijazah insinyur sipil. Atas perintah Menteri Koloni pada 4 Februari 1860 dia diangkat ke kantor direktur pekerjaan umum di Hindia Belanda.
Dalam berbagai koleksi foto "Kediri's Photograph Museum" di Jl.Kapten Tendean 66 Ngronggo Kota Kediri, digambarkan beberapa kali jembatan ini diterjang derasnya aliran Sungai Brantas dan yang paling parah adalah pada tahun 1954 yang membuat pagar-pagarnya roboh. Namun karena konstruksinya yang luar biasa menjadikan jembatan ini tak bergeser sedikitpun.
Jembatan lama ini juga pernah menjadi saksi pernikahan Putri Juliana dan Pangeran Bernhard pada 7 Januari 1937. Jembatan dihiasi dengan berbagai lampu hias dari ujung hingga ke ujung untuk menyambut pernikahan agung sang putri dan pangeran.
Jembatan ini juga pernah mengalami peninggian pasca erupsi Gunung Kelud pada tahun 1901. Bahkan jembatan ini juga pernah mau dibom di era perang kemerdekaan pada penjajahan Jepang, namun berhasil digagalkan.
Sungai Brantas sendiri adalah sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo. Panjang Sungai Brantas sendiri kurang lebih 320 km. Sungai Brantas bermata air di Desa Sumber Brantas (Kota Batu) yang berasal dari simpanan air Gunung Arjuno, lalu mengalir ke Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang dan Mojokerto.
Kronologi Pembangunan Jembatan Lama Kediri
16 Mei 1854: Pemutusan Gubernemen Hindia Belanda: Jembatan berbahan batu akan dibangun berdasarkan disain seorang Kapten Zeni. Awal pekerjaan direncanakan mulai 1855. Harga dinilai f 128,891,00.
1855: Pekerjaan dimulai. Diajukan keberatan terhadap rencana pembangunan oleh insinyur kepala dari Waterstaatsafdeeling Soerabaia (Dinas Pekerjaan Umum Unit Surabaya), karena tiang batu yang besar diduga mengakibatkan aliran sungai. Terhambat, alasa tidak berlandasan.
September 1859: Fondasi penopang jembatan bagian barat selesai dibangun.
Juli 1861: Pasangan paku bumi di tengah sungai macet, karena dialami kesulitan teknis. Anggaran dilampaui; sudah f 73.000,00 , pekerjaan dihentikan.
1 Mei 1862: Desain alternatif oleh Insinyur Sytze Westerbaan Muurling : Jembatan berbahan besi dengan penganggaran f 230,825,00
27 april 1863: Pemborongan pekerjaan dilakukan umum di Batavia, gagal.
30 Desember 1863: Pemborongan pekerjaan dilakukan di bawah tangan, gagal
31 Juli 1865: Pemborongan pekerjaan ke-3 berhasil, dengan harga f 212.000,00. Bahan pembangunan senilai f 13,152,27 dibayar oleh gubernemen.
18 September 1865: Pekerjaan jembatan besi dimulai, direncanakan selesai dalam waktu 2 tahun.
18 september 1867: Batas waktu dilewati, proyek mengalami keterlambatan akibat masalah teknis.
11 Maret 1869: Pekerjaan selesai, jembatan lulus uji coba
18 Maret 1869: Jembatan dibuka untuk umum.
Sumber data: J. van Velzen: "De ijzeren brug over de Kediri-rivier, ter hoofdplaats van de Residentie Kediri" (dalam majalah: "Tijdschrift van het Koninklijk Instituut van Ingenieurs. Afdeeling Nederlandsch-Indië", 1877, hal. 65-72).
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jembatan ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara karena keunikannya.
Baca SelengkapnyaJembatan ini diapit oleh kawasan perbukitan yang hijau, ditambah dengan aliran Sungai Serayu yang luas
Baca SelengkapnyaSebuah jembatan kereta api yang membentang di atas jalur kereta api dibangun pada tahun 1929 untuk menghubungkan jalur kereta Batavia-Surabaya.
Baca SelengkapnyaJembatan-jembatan ini menjadi sumber pengairan bagi lahan pertanian dan perkebunan warga
Baca SelengkapnyaWalaupun usianya sangat tua, namun jembatan itu masih berdiri kokoh.
Baca SelengkapnyaJembatan kereta api ini menjadi yang terpanjang di Indonesia yang menghubungkan jalur Banjar-Cijulang.
Baca SelengkapnyaMasih jadi tanda tanya mengapa jembatan ini dinamakan jembatan cincin
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan
Baca SelengkapnyaJembatan yang satu ini konon menjadi jembatan tertua yang ada di Pulau Sumatera.
Baca SelengkapnyaTerowongan Mrawan panjangnya nyaris 700 km. Salah satu terowongan kereta api terpanjang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSejak Tsunami Aceh 2004, bangunan stasiun ini hilang dan berubah menjadi taman kota.
Baca SelengkapnyaPemerintah VOC, kongsi dagang Hindia-Belanda, membangun sarana kereta api untuk pengiriman hasil tani yang kemudian akan diperdagangkan.
Baca Selengkapnya