Kisah cabe-cabean insaf & mau sekolah lagi
Merdeka.com - Fenomena cabe-cabean masih marak di kalangan remaja. Tak sedikit di antara mereka yang sengaja menjadi cabe-cabean karena faktor ekonomi. Sekolah sudah tidak mau, akhirnya keluyuran daripada di rumah tidak ada pekerjaan.
Seperti juga yang terjadi pada N, remaja usia 15 tahun yang memilih melakoni pergaulan salah kaprah. Bersama teman-temannya, N keluyuran dan melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya untuk remaja seusia N. Orang-orang menyebutnya cabe-cabean.
Remaja gadis seusia N harusnya duduk di bangku sekolah mengenyam pendidikan dengan baik. Namun, kondisi justru membawa N menjadi remaja cabe-cabean. N memutuskan berhenti sekolah saat dia duduk di bangku kelas 3 Sekolah Menengah Pertama. Padahal sebentar lagi N akan ujian kelulusan.
-
Apa pekerjaan anak ini? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Dimana anak ini bekerja? Tiga anak berdiri di persimpangan sudut Jalan Taman Siswa, Yogyakarta.
-
Dimana pemuda itu bekerja? Pada Minggu malam, biro pegawai negeri Suzhou, sebuah kota di Provinsi Anhui bagian barat daya, mengumumkan penerimaan rekrutmen kedua untuk tahun ini.
-
Kenapa anak ini harus kerja? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Di mana seorang anak berdomisili? Tempat tinggal anak mengikuti tempat tinggal orang tua (pasal 47 UU No.1 tahun 1974).
-
Mengapa pemuda itu bekerja di pedesaan? Menurut pemberitahuan perekrutan yang diterbitkan pada Januari, dua orang akan direkrut untuk bekerja di kota-kota di wilayah Lingbi.
"Harusnya saya UN (Ujian Nasional). Tapi saya bandel dan sering bolos, jadi berhenti aja. Terus kata orang tua saya, ya udah kalau mau berhenti sekolah mau ngapain di rumah aja? Akhirnya saya kerja di Pasar Pagi," tuturnya.
Keluarga N memang tergolong keluarga tidak mampu. Kondisi ini juga yang menjadi alasan N tidak melanjutkan sekolah dan memilih hidup di jalanan. Setiap hari N pergi dan pulang hingga larut malam. Tak jarang dirinya pun menjadi pelampiasan nafsu para lelaki hidung belang.
Malam itu mungkin nasib N sedang apes. Atau mungkin justru nasib inilah yang membawa N ke jalan yang benar. Saat itu N baru saja pulang nonton konser dan sedangah keluyuran di sekitaran Kota Tua, Jakarta Pusat. Tengah malam, N terkena razia yang dilakukan oleh Dinas Sosial DKI Jakarta.
N kemudian dibawa ke Panti Sosial Bina Karya Wanita (PSBKW) Harapan Mulya untuk dibina. Di sinilah N mengaku kalau dirinya sudah insyaf dan ingin melanjutkan sekolahnya. N menyesali perbuatannya, dan ketika orang tuanya datang menjenguk, dia melontarkan keinginannya untuk sekolah lagi.
"Iya saya mau sekolah lagi. Ada tawaran dari om saya, saudaranya Bapak. Dia kan nggak punya anak, nah saya mau diangkat jadi anak dan disekolahin," ungkap N.
Dari PSBKW sendiri N juga sebenarnya sudah menawarkan sekolah paket di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Taruna Bangsa, Tebet-Jakarta Selatan. Di sana N bisa melanjutkan sekolah tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun.
"Di sana mereka dibina gratis. Dapat keterampilan juga. Jadi kalau masalahnya ekonomi, ya di sana saja," tukas Helmiaty Bakrie, Kepala PSBKW.
Tapi N mengatakan kalau dirinya tidak ingin lagi berpisah dari orang tuanya. Ia mengaku ingin tetap tinggal bersama ayan dan ibunya. Meski begitu, N juga masih mempertimbangkan tawaran yang diberikan PSBKW.
"Saya masih bingung. Tapi yang penting nantinya saya bisa sekolah dan punya ijazah. Supaya bisa kerja bener," tutup N.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NE dicokok Rabu, 14 Agustus 2024. Setelah dilaporkan oleh orang tua korban I usai merasa kecurigaan akan tingkah laku anaknya tersebut.
Baca SelengkapnyaPelaku berinisial MF ditangkap polisi atas laporan menjual anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaKabid Bimas Kankemenag Jakarta Utara, H. Saprudin, M.A, terungkap sebanyak 49 remaja di Jakarta Utara melangsungkan pernikahan pada usia di bawah 19 tahun.
Baca SelengkapnyaPacaran dari 2018 sampai akhirnya menikah di tahun 2023. Perjuangan suaminya bikin iri warganet.
Baca SelengkapnyaTiga muncikari ditangkap terkait tindak perdangan orang ini.
Baca SelengkapnyaCerita Mucikari Anak Sekolah Tobat dan Langsung Mualaf Gara-gara Dapat Mimpi Berangkat ke Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita perubahan cowok usai disepelekan Ibu kekasihnya, tak disangka kini lulusan Taruna KKP.
Baca SelengkapnyaKisah hidup Adit, remaja yang putus sekolah demi cari uang untuk bantu perekonomian keluarga.
Baca SelengkapnyaSimak kisah seorang pemuda diputusin karena pengangguran, kini jadi perwira TNI AL.
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap tanpa perlawanan di rumahnya di Kecamatan Lubuklinggau Utara I, Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaSeorang gadis asal pelosok Sukabumi, Jawa Barat sempat mencuri perhatian warganet di media sosial.
Baca SelengkapnyaMereka berharap, pemerintah membantu untuk meningkatkan kualitas lingkungan di Muara Angke.
Baca Selengkapnya