Penjelasan RSUD Djasemen Soal Jenazah Perempuan Dimandikan Laki-laki
Merdeka.com - Prosesi memandikan jenazah di RSUD Djasamen Saragih, Kota Pematang Siantar, Sumut, menuai protes. Pelaksanaannya tidak sesuai dengan syariat Islam, karena mayat perempuan dimandikan laki-laki yang bukan muhrimnya.
Kejadian ini terbongkar setelah seorang pria bernama Fauzi Munthe, warga Serbelawan, Simalungun, tidak terima istrinya, Zakiah (50), yang meninggal di rumah sakit itu, Minggu (20/9), dimandikan 4 orang laki-laki pegawai rumah sakit. “(Yang memandikan) dua orang beragama Islam dan dua orang beragama Kristen,” jelas Fauzi dalam video yang beredar.
Fauzi pun menyatakan jenazah istrinya juga difoto dalam keadaan tidak tertutup. Karena itu, pihak keluarga, melalui kuasa hukumnya, Muslimin Akbar, meminta agar foto pemandian jenazah Zakiah tidak sekalipun dipublikasikan.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Siapa yang meninggal di dalam makam tersebut? Menurut makalah yang diterbitkan dalam The Journal of Archaeological Science Reports, kerangka yang ditemukan di dalam kuburan itu hampir dipastikan seorang perempuan.
-
Apa arti kata-kata untuk orang meninggal di SUMUT? Beberapa ucapan ini terdengar sederhana, namun dapat menunjukkan perhatian dan rasa empati dari orang-orang yang sedang berduka cita. Kata-kata ucapan untuk orang meninggal ini juga dapat memberikan dukung dan motivasi bagi keluarga yang ditinggalkan. Dengan pelipur, maka rasa sedih dan beban yang sedang mereka rasakan bisa sedikit berkurang.
-
Siapa yang dikuburkan di makam? Dia juga menduga orang yang dimakamkan di dua kuburan itu mungkin adalah orang Romawi yang datang ke daerah ini selama penjajahan Romawi.
-
Siapa yang datang melayat ke rumah duka? Nisya datang melayat ke rumah duka pada Senin (11/12) siang.
-
Siapa yang dikuburkan di makam itu? Arkeolog menemukan makam seorang wanita di antara belasan kuburan laki-laki.
"Meminta menghapus foto dan dipastikan tidak menyebarluaskan foto tersebut," ucap Muslimin.
Muslimin menyatakan mereka masih mempertimbangkan untuk mengambil langkah hukum. Mereka masih mempelajari kejadian itu dan berkoordinasi dengan pihak terkait.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pematang Siantar memanggil pihak RSUD Djasamen Saragih dan Fauzi Munthe, Rabu (23/9). Mereka menggelar pertemuan di kantor MUI Kota Siantar Jalan Kartini, Kelurahan Banjar, Siantar Barat.
Wakil Direktur III RSUD Djasmen Saragih Rony Sinaga memohon maaf atas kejadian itu. “Kami dari pihak RSUD Djasamen Saragih Kota Pematang Siantar memohon maaf secara khusus kepada almarhumah, dan secara umum pada pihak keluarga, juga kepada MUI Pematang Siantar atas adanya kesalahan prosedur dalam pelayanan fardhu kifayah yang terjadi Minggu (20/9) di Unit Instalasi Forensik,” katanya.
Dia juga memastikan RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar akan segera memperbaiki prosedur dalam pelayanan fardhu kifayah. Mereka selanjutnya akan berkoordinasi dengan MUI Pematang Siantar dan pihak terkait, agar prosesi itu berlangsung sesuai syariat Islam.
Sementara Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pematang Siantar H Muhammad Ali Lubis mengatakan, pada pertemuan antara MUI dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan RSUD Djasamen Saragih pada 24 Juni 2020 telah tegas dinyatakan jika umat Islam yang meninggal dunia wajib dilaksanakan sesuai syariah Islam dan protokol kesehatan. Karena itu, kejadian ini sudah menyimpang dari hasil pertemuan itu.
Selain itu, Ali mengusulkan MUI provinsi Sumatera Utara untuk mencabut sertifikat bilal mayit di rumah sakit itu. Dia dinilai tidak melaksanakan aturan memandikan jenazah seperti yang telah dilatih di MUI Pematang Siantar pada 18 Juli 2020.
“Telah disampaikan bila yang meninggal dunia seorang perempuan, maka wajib perempuan yang memandikan, kecuali suaminya atau mahramnya. Bila itu pun tidak, maka jenazah tidak dimandikan, cukup ditayamumkan. Ini tidak dilaksanakan bilal mayit yang ada di RSUD Djasamen Saragih, sehingga seorang laki-laki memandikan jenazah perempuan, dan sesuai pengakuan dari suami almarhumah bahwa difoto lagi, maaf dalam keadaan tidak berpakaian sehelai benang pun," ungkap Ali.
Karena itu saja, MUI Pematang Siantar juga mengimbau agar semua rumah sakit agar menyiapkan bilal mayit laki-laki dan perempuan.
"Supaya hal ini tidak terulang lagi, kami tegaskan sekali lagi, mohon kepada Gugus Tugas, termasuk rumah sakit agar apa yang sudah kita sepakati dipegang dan dilaksanakan dengan kuat," pungkasnya. (mdk/gil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga yang penasaran masuk ke rumah dan menemukan satu mayat. Warga akhirnya melapor ke polisi dan ditemukan tiga mayat lagi di rumah tersebut.
Baca SelengkapnyaFauzan dengan Sinta ini pernah menjalin hubungan yakni nikah sirih.
Baca SelengkapnyaIndikasi itu terlihat pada saat tersangka menjalani pemeriksaan. Kepada penyidik, Fauzan Fahmi memberikan keterangan berubah-ubah.
Baca SelengkapnyaSeorang pasien wanita, R (59), meninggal dunia diduga akibat malapraktik yang dilakukan Bidan ZN di Prabumulih, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan tergelatak di lantai satu ruko, tepatnya di kamar samping ruang praktik dokter.
Baca SelengkapnyaPria berusia 43 tahun ini sehari-hari berprofesi sebagai tukang jagal atau potong kambing.
Baca SelengkapnyaJasad korban ditemukan tanpa kepala di kolam proyek, Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaKorban SH tidak hanya dibunuh, jasadnya juga dimutilasi dan dibuang di dua lokasi berbeda.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, keempat korban merupakan anak dari P dan D.
Baca SelengkapnyaTak tahan dengan perlakuan suaminya, korban melayangkan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Prabumulih.
Baca SelengkapnyaTerkejut, tetangga melihat pelaku memegang pisau berlumur darah.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menangkap pelaku mutilasi kepala SH, Fauzan Fahmi (43) pada hari yang sama setelah penemuan jenazah korban.
Baca Selengkapnya