Sepanjang Juli 2019, 140 Hektare Lahan di Sumsel Terbakar
Merdeka.com - Pada awal musim kemarau Juli 2019, sebanyak 140 hektare lahan di Sumatera Selatan terbakar. Jika minim penanganan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terancam semakin meluas seiring datang puncak kemarau.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, karhutla terjadi di lahan gambut dan mineral. Lahan terluas terbakar sepanjang bulan ini berada di Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 72,15 hektare, Penungkal Abad Lematang Ilir (Pdengan (57,75 hektare), Banyuasin (6 hektare), Musi Banyuasin (4 hektare), dan Lubuklinggau (0,5 hektare).
Kabid Penanganan Kedaruratan Bencana Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori mengungkapkan, karhutla di awal musim kemarau tahun ini cenderung cukup luas. Mayoritas berada di lahan kosong yang mudah terbakar.
-
Kenapa potensi kebakaran meningkat saat kemarau? Potensi kebakaran di setiap daerah bakal meningkat. Terkait hal ini, personel pemadam kebakaran BPBD Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat agar mewaspadai kejadian kebakaran baik di rumah dan lahan yang rawan .
-
Bagaimana cuaca panas ekstrem memicu kebakaran hutan? Cuaca panas ekstrem dapat memicu percikan apik di area hutan, kemudian semakin menyebar dan menyebabkan kebarakan dalam skala besar.
-
Kenapa hutan di Klaten terbakar? AR berusaha melepas kail namun gagal. Ia pun kemudian membakar alang-alang di sekitar kail yang tersangkut agar kail mudah diambil. Namun pelaku lupa mematikan api sehingga api menyebar cepat dan menyebabkan hutan terbakar.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
-
Apa contoh masalah lingkungan di musim kemarau? Contoh permasalahan lingkungan hidup yang pertama adalah kekeringan. Kekeringan adalah fenomena yang sering terjadi ketika musim kemarau. Seringkali, di berbagai wilayah Indonesia mengalami kekeringan luar biasa yang dapat berakibat buruk.
"Ada 140 hektare lahan yang terbakar pada bulan ini saja," ungkap Ansori, Senin (28/7).
Menurut dia, pihaknya terus fokus menangani karhutla, apalagi sudah memasuki puncak musim kemarau. Sekitar 1.500 personil dalam satuan tugas yang dibentuk dari gabungan instansi sudah dikerahkan ke setiap daerah rawan.
"Sejak awal bulan ini tim gabungan ini disebar di 90 desa rawan karhutla. Jika kebakaran terjadi, mereka langsung padamkan," kata dia.
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya meminta BMKG selalu mengevaluasi perkembangan cuaca sehingga BPBD dapat secara sigap mengantisipasi terjadinya bencana kebakaran. Dia memastikan peralatan pemadaman sudah lengkap agar lebih optimal.
"Perusahaan perkebunan saya minta andil juga, cegah terjadinya kebakaran hutan. Bekerja secara koordinasi agar memudahkan pemadaman," tegasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca SelengkapnyaSecara keseluruhan luasan karhutla di Sumsel Januari-Juni 2023 seluas 1.129 ha atau berkurang dari periode yang sama pada 2022 di angka 2.222 ha.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan semakin meluas. Selain Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir, api mulai bermunculan di Banyuasin.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaKondisi sebagian lahan di Sumsel mulai mengalami kekeringan. Hal ini sangat rawan terbakar saat kondisi panas yang diakibatkan musim kemarau.
Baca SelengkapnyaSeiring dengan penurunan curah hujan, potensi titik panas (hotspot) semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi wilayah Sumsel tak akan diguyur hujan hingga 67 hari yang berpotensi memicu bencana kekeringan dan karhutla.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, 874 hektare lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Baca SelengkapnyaKepastian karhutla akibat ulah petani, kata Yuliani, setelah kepolisian bersama Dinas LHK Sumut melakukan penyelidikan.
Baca SelengkapnyaRatusan hektare lahan di Sumatera Selatan terbakar sepanjang musim kemarau tahun ini. Kebakaran terparah terjadi di Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.
Baca Selengkapnya