Terungkap, Ini Wujud Buku Pencatatan Sipil Zaman Belanda di Malang
Merdeka.com - Akta pencatatan peninggalan zaman Hindia Belanda dipajang dalam sebuah kotak kaca di Museum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Malang. Arsip dalam bahasa Belanda dan Jawa itu masih tulisan tangan berangka tahun 1826.
"Beberapa koleksi lama kita tampilkan, ini yang terlama, buku register akta pencatatan sipil tahun 1826," kata staf Dispendukcapil Rizky Ari Ramdana yang melayani kunjungan masyarakat, Rabu (28/9).
Kondisi arsip tersebut masih utuh kendati nampak kusam dan beberapa bagian tulisan terlihat kabur termakan usia. Bentuk tulisan tangannya latin yang meliuk-liuk memenuhi setiap halaman buku setebal sekitar 30 sentimeter.
-
Dimana stempel kuno tersebut ditemukan? Stempel ini ditemukan di lokasi yang diperkirakan sebagai jalur penting perdagangan di Jazirah Arab.
-
Dimana manuskrip kuno ini disimpan? Menurut Kessel dan timnya, hanya dua manuskrip yang diketahui berisi terjemahan kitab suci Suriah kuno. Keduanya disimpan dengan aman di Perpustakaan Inggris di London dan Biara St. Catherine di Gunung Sinai, Mesir.
-
Di mana stempel itu ditemukan? Seorang pejalan kaki di Israel melihat sebuah benda kecil berkilauan ketika dia sedang melintasi daerah pegunungan di Tabor Stream Reserve di Galilee Bawah.
-
Apa yang disimpan di Museum Batik Pekalongan? Koleksi itulah yang tersimpan di Museum Batik Pekalongan.
-
Di mana prasasti kutukan itu ditemukan? Sebanyak tiga puluh tablet kutukan yang masih awet ini berasal dari periode Klasik (2.500 tahun yang lalu), ditemukan di sebuah sumur kuno.
-
Dimana stempel batu itu ditemukan? Arkeolog menemukan segel atau stempel batu kecil berusia 2.800 tahun bergambar Hercules, di Tel Hazor, wilayah dataran tinggi yang dicaplok Israel.
Jumlah koleksi buku arsipnya tiga buah yang masing-masing disimpan dalam kotak kaca sekaligus berfungsi sebagai pelindung. Selain itu juga berjajar aneka peralatan termasuk masin ketik dan alat cetak kuno yang pernah digunakan di lingkungan Dispendukcapil Kota Malang.
©2022 Merdeka.com"Sudut sana juga menampilkan menampilkan KTP, Akta Kelahiran, Akta Nikah, Akta Cerai dan Kartu Keluarga yang dulu diterbitkan oleh Kelurahan," bebernya.
Koleksi itu dipamerkan untuk masyarakat yang ingin mengetahui sejarah pencatatan dari waktu ke waktu khususnya di Kota Malang. Koleksi tertata sedemikian rupa secara berurutan hingga jenis pencatatan terbaru.
Kepala Dispendukcapil Kota Malang, Eny Hari Sutiarny menambahkan, museum bertujuan mengedukasi masyarakat lewat koleksi-koleksinya. Masyarakat dapat mengetahui sejarah dan bentuk kutipan maupun produk administrasi kependudukan dari berbagai zaman.
"Saya berpikir, sejak 1800-an, masyarakat sudah mengerti hak sipilnya. Apalagi sekarang, semuanya sudah dimudahkan. Karena hak sipil milik semua warga Indonesia," ucapnya.
©2022 Merdeka.com
Koleksi yang dimiliki cukup banyak, meski tidak keseluruhan ditampilkan karena alasan keterbatasan tempat. Museum Dispendukcapil sendiri baru diperkenalkan 30 Agustus 2022 lalu.
Eny menilai koleksi itu perlu diketahui oleh masyarakat secara luas sehingga dapat menginspirasi. Karena memang koleksi itu menjadi saksi perjalanan pencatatan yang pernah dilalui bangsa Indonesia.
Masyarakat yang ingin melihat koleksi tersebut dapat langsung datang ke Lantai 3 di Gedung A Block Office Kota Malang tanpa dipungut biaya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kota Padang merupakan salah satu wilayah yang cukup penting bagi pemerintah kolonial kala itu. Kini, beberapa jejak peninggalan mereka masih dijumpai.
Baca SelengkapnyaPrasasti itu diduga dipindahkan ke Belanda antara tahun 1822-1825.
Baca SelengkapnyaKantor pos ini dahulu jadi tempat perputaran informasi tentang kondisi seluruh wilayah Indonesia di masa penjajahan Belanda.
Baca SelengkapnyaPeninggalan yang menarik adalah situs batu yang dipercaya merupakan kendaraan Dewa Siwa dalam kebudayaan Hindu di India.
Baca SelengkapnyaMotif kaligrafi tersebut kabarnya dibuat oleh keturunan kerajaan yang sempat mengungsi untuk menghindari kejaran Belanda.
Baca SelengkapnyaAda ragam jenis rempah yang laku di masa silam tersimpan di Museum Bahari
Baca SelengkapnyaPenemuan buku tersebut seakan menyimpan kisah dan kenangan yang tersembunyi di balik halaman-halaman usangnya.
Baca SelengkapnyaBangunan kuno yang berada di Kota Langsa, Provinsi Aceh ini menjadi saksi bisu lahirnya alat tukar sebelum adanya mata uang rupiah.
Baca SelengkapnyaBenteng de Kock, saksi bisu Perang Padri yang dimotori Tuanku Imam Bonjol di Bukittinggi.
Baca SelengkapnyaPesan kematian itu sebagai pengingat kepada siapapun yang datang mengunjungi kerkhof Cicurug
Baca SelengkapnyaArkeolog Temukan Daftar Belanjaan Berusia 3.500 Tahun, Ini Barang-Barang yang Ada dalam Daftar
Baca SelengkapnyaBangunan-bangunam bernuansa kuno dengan cerita sejarah di belakangnya bikin Kampung Heritage Kayutangan layak dikunjungi. Jangan lupa foto-foto di tempat ini!
Baca Selengkapnya