Mengenal D.W. Berretty, Pelopor Berdirinya Kantor Berita di Hindia Belanda
Sebagai wartawan dan raja koran yang andal, D.W. Berretty dikenal memiliki paras yang rupawan bak pemain film di zamannya.
Sebagai wartawan dan raja koran yang andal, D.W. Berretty dikenal memiliki paras yang rupawan bak pemain film di zamannya.
Mengenal D.W. Berretty, Pelopor Berdirinya Kantor Berita di Hindia Belanda
Sejarah perkembangan surat kabar di Indonesia sudah ada sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda. Dalam catatan sejarah, satu nama yang cukup berpengaruh bagi perkembangan pers yaitu Dominique Willem Berretty.
Sebagai wartawan dan raja koran yang andal, D.W. Berretty dikenal memiliki paras yang rupawan bak pemain film di zamannya. Mengutip dari beberapa sumber, Berretty merupakan putra dari Dominique Auguste Leonardus Berrett. (Foto: ika.upi.edu)
-
Siapa yang mendirikan Indonesische Persbureau? Berdirinya kantor berita Indonesia tak lepas dari sosok RM Soewandi Soerjaningrat atau yang dikenal dengan Ki Hajar Dewantara.
-
Kapan Indonesische Persbureau didirikan? Sejarah jurnalisme dan pemberitaan di Indonesia mulai berkembang pada November 1913.
-
Dimana kantor Indonesische Persbureau pertama? Uniknya, kantor IP sendiri bukanlah di Hindia Belanda, melainkan di Den Haag, Belanda.
-
Siapa di balik Bataviasche Nouvelles? Saudagar Jan Erdman yang menjadi sosok di balik beredarnya surat kabar ini sejak tahun 1744.
-
Bagaimana Bataviasche Nouvelles diterbitkan? Surat kabar pertama di Hindia Belanda itu berisikan iklan yang terbit seminggu sekali sebanyak 4 halaman yang seluruhnya ditulis tangan.
-
Apa yang menjadi sumber berita di Tegal dan Brebes pada masa kolonial? Di sana banyak terdapat pabrik gula dan industri perkebunan yang berkembang pesat.Perkembangan ekonomi ini kemudian membuat banyak perusahaan berdiri di Tegal dan Brebes termasuk perusahaan bank.
Sang ayah dikenal memiliki usaha dan menjadi pemilik sekolah swasta keturunan Italia. Sementara sang ibunda, merupakan wanita Jawa yang bernama Marie Salem.
Barretty dikenal sebagai seorang reporter sekaligus pendiri kantor berita di Hindia Belanda.
Seperti apa profil dari Dominique Willem Berretty ini? Simak informasinya yang dirangkum merdeka.com berikut ini.
Mulai Karier di Media
Mengutip dari beberapa sumber, status D.W. Berretty sebagai keturunan bule dan Sinyo Blasteran membuatnya bisa mendapatkan akses pendidikan hingga perguruan tinggi. Jejak kariernya pun dimulai pada tahun 1910 sebagai korektor di Bataviaasch Nieuwsblad.
Tak lama bekerja sebagai korektor, Berretty pun naik kelas menjadi reporter kota. Sekitar 5 tahun kemudian, ia menjabat sebagai redaktur Java-Bode di Batavia.
Mendirikan Kantor Berita
Dengan segudang pengalaman dan ilmu yang ia miliki selama menjadi reporter media, pada 1917 ia resmi mendirikan kantor berita sendiri dengan nama Algemeene Niews en Telegraaf Agantshap atau ANITA.
Dilansir dari beberapa sumber, pada saat itu sedang ramai teknik pengiriman berita melalui telegraf. Teknologi ini bermanfaat sekali untuk perdagangan antara Nusantara dengan Belanda.
Bisnis media yang dibangun inilah menjadi batu loncatan bagi Berretty sebagai bos media yang tajir dengan penampilannya yang terkenal flamboyan dan terkesan playboy.
Raja Koran
Seiring kesuksesan bisnis medianya, Berretty mendapatkan predikat sebagai "Raja Koran". Hal ini dikarenakan ANETA menjadi perusahaan monopoli berita setelah mengakuisisi 2 perusahaan pesaingnya.
Dengan mengirimkan surat-surat kabar Hindia Belanda melalui telegraf, Berretty pun menaruh harga di sana serta menandatangani kontrak untuk menjamin penyampaian berita telegraf daengan tarif tetap.
Semakin berkembangnya zaman, jaringan komunikasi bertambah banyak dan cepat, Berretty kehilangan sistem monopolinya di tahun 1920-an. Namun, sebelum itu ia sudah menjadi kaya raya berkat monopoli berita di Hindia Belanda.
Kisah Asmara dan Villa Isola
Mengutip dari situs ika.upi.edu, Berretty dikenal playboy dan pernah menikah sebanyak 6 kali. Sekitar tahun 1932 ia berpacaran dengan putri dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Cornelis de Jonge.
Selama menjalin hubungan, sang putri tidak mendapat persetujuan dan tidak direstui orang tuanya. Hubungan mereka pun terpaksa kandas di tengah jalan dan membuat Berretty tidak terima.
Untuk membalasnya, ia pun berencana membangun istana dan rela memanggil arsitek terkenal. Dalam kurun waktu 2 tahun, istana megah itu sudah selesai dibangun lalu diberi nama Villa Isola.