Mengenal Sosok Mayor Boyke Nainggolan, Perwira TNI-AD yang Terlibat dalam Pemberontakan PRRI
Tokoh berdarah Batak ini dulunya menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Teritorium Bukit Barisan dan pernah dikirim ke Amerika oleh TNI-AD.
Tokoh berdarah Batak ini dulunya menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Teritorium Bukit Barisan dan pernah dikirim ke Amerika oleh TNI-AD.
Mengenal Sosok Mayor Boyke Nainggolan, Perwira TNI-AD yang Terlibat dalam Pemberontakan PRRI
Pada 15 Maret 1958 situasi ibukota Provinsi Sumatera Utara dalam keadaan tidak stabil. Banyak prajurit bersenjata lengkap tersebar di sudut-sudut Kota Medan.
Beberapa fasilitas umum seperti Bandara Polonia dan juga stasiun RRI berhasil dikuasai. Ternyata, kondisi tersebut merupakan operasi bersandi Sabang Merauke yang dipimpin oleh Mayor Boyke Nainggolan.
(Foto: Youtube/Batak Storypedia)
-
Siapa Panglima Kodam Bukit Barisan Pertama yang ikut PRRI? Sosok pria berdarah Batak ini dinobatkan menjadi Panglima Tentara Bukit Barisan Pertama dan perannya dalam dunia politik begitu berpengaruh. Dia berpangkat Kolonel, perawakan yang dingin layaknya orang Batak pada umumnya itu sudah cukup malang melintang dalam dunia kemiliteran Indonesia apalagi di Sumatra Utara.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Saat itu, warga yang sedang menikmati hiburan khas tersebut tiba-tiba ricuh dan membuat kondisi menjadi tidak kondusif.
-
Siapa Letnan Kolonel yang menjadi Mendagri era PRRI? Sosok Dahlan Djambek, Letnan Kolonel yang Menjadi Mendagri Era Kabinet PRRI Sumatera Barat memiliki banyak sekali tokoh-tokoh besar yang begitu berpengaruh khususnya di bidang kemiliteran.
-
Siapa pemimpin pemberontakan DI/TII di Aceh? Sosok Teungku Muhammad Daud Beureueh, Gubernur Militer yang Jadi Pemimpin Pemberontakan DI/TII di Aceh
-
Siapa pendiri NU Bojonegoro? Nahdlatul Ulama (NU) Bojonegoro lahir di Padangan pada tahun 1938 Masehi. Pemrakarsanya Kiai Hasyim Padangan.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
Operasi Sabang Merauke ini merupakan operasi militer pertama yang mendukung gerakan PRRI atau Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia. Boyke Nainggolan sendiri memiliki jabatan dan rentetan prestasi yang tidak main-main di bidang militer.
Lantas, seperti apa profil Boyke Nainggolan? Simak rangkuman informasinya yang dihimpun merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Perwira Terbaik
Melansir dari kanal Youtube Batak Storypedia, Boyke Nainggolan merupakan seorang perwira berdarah Batak Toba. Ia dikenal sebagai perwira tempur Angkatan Darat terbaik pada saat itu.
Awal Kariernya dimulai ketika menjadi opsir PETA pada masa revolusi. Ia bergabung dengan tentara sukarela Korps Pasukan Kelima dengan pangkat Letnan 2. Rupanya, pasukan kelima ini merupakan cabang khusus dari Laskar Pesindo yang kemudian memisahkan diri.
Meski dinobatkan sebagai perwira terbaik, namun sifat dan karakteristik Boyke cenderung berdarah panas dan mudah naik darah. Hal ini tak lepas dari kisah keluarganya yang menjadi korban revolusi sosial.
Berbeda Pendapat dengan Pemerintah
Setelah Indonesia merdeka, karier Boyke pun semakin moncer. Ia diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Teritorium Tentara Bukit Barisan pada pemerintahan Maludin Simbolon.
Selain itu, ia juga menjadi salah satu dari dua perwira yang dikirim oleh Markas Besar Angkatan Darat untuk mengikuti pelatihan di Kansas, Amerika Serikat.
Namun, bakatnya di bidang militer rupanya tidak sejalan dengan pemerintah saat itu. Ia tidak setuju dengan cara pemerintah pusat menyelesaikan masalah PRRI dengan operasi militer. Namun pendapatnya tersebut tidak digubris, ia mulai bergerak sendiri dan melakukan sebuah kudeta.
Gerakan kudeta tersebut disebut dengan nama Operasi Sabang Merauke. Mayoritas pasukan Boyke berasal dari Batalyon Infanteri 131.
Bombardir Kota Medan
Pada tahun 1948, Gerakan Sabang Merauke mulai dilancarkan. Hebatnya, hanya dalam sehari Boyke dan pasukannya bisa menguasai bandara Polonia dan Gedung RRI.
Lebih dari itu, ia secara terang-terangan ingin melawan Pemerintah Pusat atas pernyataannya itu. Ia juga menggasak uang di Bank Indonesia untuk memberikan dana kepada para prajuritnya.
Tak tinggal diam, pemerintah pun melakukan pergerakan dengan menerjunkan pasukan elite RPKAD. Kemudian, Boyke kabur ke pedalaman Tapanuli dengan membawa uang ratusan juta bersama pasukannya.
Diburu Pemerintah
Setelah kabur, Boyke sempat diburu oleh Jenderal Abdul Harris Nasution. Namun, pada akhirnya PRRI menyerah terhadap pemerintah. Boyke pun akhirnya ditemukan dan sebagai bentuk kompromi, ia akan dimaafkan namun syaratnya harus berhenti dari TNI.
Kemudian, ia menetap di Medan dan menjadi Wakil Direktur Pertamina. Nahas, Boyke pada suatu hari ditemukan tewas di bawah menara radio dekat rumah dinas Pertamina.
Banyak kabar jika ia melakukan tindakan bunuh diri. Boyke akhirnya dimakamkan di Berastagi tanpa diketahui penyebab kematiannya.