Beberapa bulan lagi, planet Mars terancam 'dilahap' badai pasir
Merdeka.com - Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA, sudah memulai pengembangan misi pengiriman manusia ke Mars. Tentu ini menjadi harapan baru bagi manusia untuk membuat koloni di Mars. Sayangnya, hidup di Mars tak seindah yang dibayangkan.
Ilmuwan dari Jet Propulsion Lab milik NASA mengumumkan bila dalam beberapa bulan ke depan akan terjadi badai pasir besar di Mars. Parahnya, badai pasir ini diperkirakan bakal membungkus seluruh permukaan Mars.
"Berdasarkan pola yang tercatat, kami percaya bila badai pasir global kali ini akan berlangsung mulai beberapa minggu hingga beberapa bulan ke depan," ujar James Shirley, ilmuwan NASA, pada Daily Mail (06/10).
-
Apa yang bisa mengakibatkan kerugian bagi manusia di Mars? Selama ini, medan magnet dan atmosfer Bumi melindungi manusia dari bahaya radiasi kosmik. Tanpa keduanya, akan berpotensi besar terpapar radiasi yang dapat merusak tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit degeneratif.
-
Apa dampak Mars terhadap iklim Bumi? Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa Mars memiliki dampak yang mengejutkan terhadap iklim Bumi, menghadirkan hubungan yang belum pernah terungkap sebelumnya antara dua planet yang mengelilingi matahari.
-
Apa yang NASA temukan di Mars? GCMS memanaskan sampel untuk memisahkan bahan-bahan di dalamnya, dan analisis lanjutan menunjukkan bahwa ini bisa saja membakar bahan organik yang seharusnya ditemukan.
-
Mengapa peneliti percaya Danau Marsal bekas tumbukan asteroid? 'Melihat topografinya, ini sangat mengindikasikan adanya dampak,' kata Rochette kepada CBC.
-
Kapan roket Mars akan diluncurkan? MAV diatur untuk mengambil sampel yang dikumpulkan oleh penjelajah Mars Perseverance milik NASA pada awal tahun 2030-an.
Data NASA menunjukkan bila badai debu global pertama terdeteksi tahun 1977. Setelah itu, terjadi badai serupa hingga empat kali, dan yang terakhir dialami Mars tahun 2007 silam.
Saat badai pasir global ini berlangsung, maka langit Mars hampir seluruhnya tertutup debu atau pasir. Jadi, apabila manusia ada di sana, akan terasa bak mengalami malam selama berhari-hari.
Nah, hal ini lah yang ditakutkan oleh NASA. Semua robot dan alat NASA yang ada di Mars mendapatkan energi dari tenaga sinar matahari. Apabila langit tertutup debu, tentu alat-alat NASA itu terancam mati, meski diperkirakan hanya sementara.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mars lebih dekat ke sabuk asteroid, sumber utama puing-puing batuan di tata surya.
Baca SelengkapnyaIlmuwan memperingatkan kembali fenomena badai matahari yang akan terjadi.
Baca SelengkapnyaIni kejanggalan yang ditemukan ilmuwan saat proses meneliti batuan Mars.
Baca SelengkapnyaAda hal-hal yang bertalian antara Mars dan Bumi menurut ilmuwan ini.
Baca SelengkapnyaTemuan air sebanyak laut di bawah tanah Planet Mars bisa jadi peluang planet ini dihuni manusia.
Baca SelengkapnyaNASA menjadwalkan Crew-8 pulang dari ISS pada Minggu (13/10). Tapi ditunda. Ada apa?
Baca SelengkapnyaIlmuwan berhasil merekonstruksi bentuk laba-laba di Mars yang terbentuk akibat ledakan karbon dioksida dari bawah permukaan tanah Mars.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi saat ini masih dipengaruhi adanya fenomena regional, seperti Madden-Julian Oscillisation, gelombang Rossby dan Kelvin.
Baca SelengkapnyaIndonesia yang merupakan negara khatulistiwa terbilang lebih minim terkena dampak.
Baca SelengkapnyaAda ragam cara Bumi hancur menurut beberapa sumber.
Baca SelengkapnyaPerubahan musim di Mars mempengaruhi hilangnya air ke luar angkasa, menurut studi Hubble dan MAVEN.
Baca SelengkapnyaPenyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.
Baca Selengkapnya