Kisah Orang yang Suaranya Dikloning: Bayaran Besar Tapi Ada Risikonya
Berikut kisah orang yang suaranya mau dikloning dengan bayaran tertentu.
Situs web yang didukung oleh kecerdasan buatan kini memungkinkan siapa saja mengkloning suara orang yang dicintai.
Bahkan, perusahaan kloning suara dapat memberikan reward berupa uang kepada orang yang mau “mendonorkan” suaranya.
Mengutip CBSNews, Senin (1/7), seorang jurnalis dari CBS New York bernama Mahsa Saeidi berupaya mencari tahu apa yang diperlukan untuk mengkloning sebuah suara.
Setelah pencarian di Google, Saeidi menemukan situs web bertenaga AI dan membayarnya USD5 atau sekitar Rp 80 ribuan untuk menggunakan layanan kloning suaranya.
Hal senada juga dilakukan oleh seseorang berakun Seaward yang menuliskan di platform Medium. Ia menceritakan pengalamannya selama 3 pekan.
Menurutnya, mengkloning suara adalah salah satu aliran pendapatan pasif yang langka.
“Ini tidak akan membuat Anda kaya, tapi bisa menghasilkan sejumlah uang gratis yang dapat Anda gunakan untuk proyek sampingan Anda. Jika Anda penasaran untuk menghasilkan uang melalui kloning suara bertenaga AI, pengalaman saya mungkin menarik,” tulisnya.
-
Kenapa penipuan pakai suara berbahaya? Kemunculan teknologi deepfake dan alat text-to-speech yang didukung AI dapat memperburuk kondisi ini.
-
Siapa yang bisa meniru suara manusia? Seperti manusia, burung murai, yang termasuk dalam keluarga burung gagak, memiliki kemampuan untuk membuat dan menggunakan alat untuk memberi makan anak-anaknya, serta mampu meniru suara manusia.
-
Apa itu kloning digital? Penggunaan kloning digital telah menjadi tren yang semakin populer di kalangan para pekerja. Mereka menggunakan kloning digital ini untuk membantu menyelesaikan tugas sehari-hari, mulai dari menghadiri pertemuan hingga menanggapi email.
-
Siapa yang menggunakan kloning digital? Dilansir dari Indy100, Rabu (24/4), menurut Dara Ladjevardian, salah satu pendiri Delphi, banyak pembuat konten dan pemberi pengaruh online menerima klon digital dan menggunakannya untuk berinteraksi dengan pengikut mereka.
-
Siapa yang mengembangkan AI yang berbahaya? Pemerintah di seluruh dunia semakin banyak yang memasukkan AI ke dalam alat peperangan. Pemerintah AS mengumumkan pada 22 November bahwa 47 negara bagian telah mendukung deklarasi tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab di militer – yang pertama kali diluncurkan di Den Haag pada bulan Februari.
-
Mengapa perusahaan menciptakan kloning digital? Menurut Ladjevardian, hal ini memungkinkan pelatih atau pakar untuk memberikan kesempatan kepada banyak orang untuk belajar dari mereka dengan cara yang dipersonalisasi, dengan biaya yang jauh lebih rendah atau bahkan gratis.
Ia kemudian menggunakan aplikasi ElevenLabs (perangkat lunak AI text-to-voice).
Aplikasi bertenaga AI ini baru saja memperbarui sistem mereka untuk memungkinkan siapa pun mendapatkan uang dengan mengkloning suara mereka.
“Sejauh ini, saya telah memperoleh sekitar USD40 (Rp 600 ribu) dan menerima 2 pembayaran masing-masing sekitar USD10 (Rp 163 ribu). Meskipun sederhana, ini menunjukkan potensi bahwa hari terbaik saya sejauh ini adalah USD12 (Rp 196 ribu),” ungkap dia.
Kendati demikian, pengguna juga harus berhati-hati jangan asal mau untuk mendapatkan uang semata. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan dari sekadar uang.
Kekhawatiran data suara bocor dan digunakan untuk aktivitas jahat. Pasalnya, penipuan kloning suara merupakan ancaman siber yang semakin meningkat.