Bekas Sayatan Pada Fosil Tulang Kering Ungkap Nenek Moyang Manusia Dulu Kanibal
Bekas luka sayatan pada fosil tulang kering manusia ungkap kemungkinan nenek moyang kita dulu kanibal
Bekas Sayatan Pada Fosil Tulang Kering Ungkap Nenek Moyang Manusia Dulu Kanibal
Bekas luka sembilan sayatan pada fosil tulang kering manusia ungkap kemungkinan nenek moyang kita 1,45 juta tahun lalu saling bantai untuk praktik kanibalisme. Dilansir CNN, Senin (26/6), fosil tulang kering ini ditemukan pada koleksi Museum Nasional Kenya di Nairobi oleh Briana Pobiner, seorang paleoantropolog dari National Museum of Natural History, Washington DC, Amerika Serikat.
Pobiner menemukan bekas luka sayatan ini saat sedang mencari bekas gigitan dari hewan pada fosil tulang tersebut, alih-alih temukan jejak gigitan, Pobiner temukan bekas sayatan dari senjata yang terbuat dari batu.
-
Siapa yang menemukan bukti kanibalisme pada Neanderthal? Tulang-tulang Neanderthal yang ditemukan di gua-gua Eropa memiliki tanda potongan khas yang menunjukkan daging mereka diambil setelah kematian.
-
Dimana fosil nenek moyang manusia ditemukan? Dua fosil Laos--berupa tulang kaki dan bagian dari tulang tengkorak kepada--ditemukan di Gua Tam Pa Ling. Situs arkeologi itu ditemukan pada 2009 ketika bagian lain dari tengkorak kepala itu ditemukan.
-
Dimana tulang manusia purba ditemukan? Dilansir laman Mirror, sisa-sisa tulang itu ditemukan di dekat reruntuhan tembok batu kuno yang pernah menandai perimeter Kastil Dunraven, yang dibongkar pada 1963.
-
Di mana kerangka manusia prasejarah ditemukan? Belasan kerangka itu ditemukan di gua-gua di Lembah Nenggiri yang terpencil sekitar 215 kilometer di utara Kuala Lumpur.
-
Kenapa Neanderthal melakukan kanibalisme? Sebagian berpendapat bahwa kanibalisme ini merupakan tindakan putus asa akibat tekanan lingkungan, sementara yang lain percaya ini mungkin terkait dengan perilaku ritualistik yang kompleks.
-
Dimana kerangka manusia purba ditemukan? Kerangka ini ditemukan di Gua Lovelock, Nevada, Amerika Serikat.
Jejak gigitan
"Bekas sayatan ini mirip dengan bekas luka yang saya temukan pada fosil binatang yang mati akibat dikonsumsi, kemungkinan besar daging dari tulang ini digunakan untuk keperluan konsumsi alih-alih ritual," ucap Pobiner.
Michael Pante, paleoantropolog dan rekan peneliti Pobiner, membuat model tiga dimensional dari sayatan pada fosil tulang-tulang ini.
Meskipun Pobiner belum pernah mengatakan kepada Pante mengenai dugaan asal usul sayatan pada tulang ini, Pante juga memberikan kesimpulan yang hampir serupa dengan dugaan Pobiner. Melalui hasil pemodelannya, Pante menemukan hampir semua sayatan tersebut memiliki arah yang sama, mengindikasikan alat batu berperan penting dalam pembentukan bekas luka tersebut.
"Ada banyak contoh dari nenek moyang manusia modern yang memakan sesamanya untuk asupan gizi, tapi fosil ini menunjukkan manusia saling memakan satu sama lain untuk keperluan bertahan hidup."
"Sejauh ini, kami dapatkan informasi 1,45 juta tahun lalu, manusia kuno saling memakan satu sama lain," ucap Pobiner.
Sayatan ini bukanlah bukti pasti manusia kuno menjadikan daging dari tulang ini sebagai santapan, tapi Pobiner percaya masih ada kemungkinan konsumsi dari daging tersebut.
"Sejauh ini, kami dapatkan informasi 1,45 juta tahun lalu, manusia kuno saling memakan satu sama lain," ucap Pobiner.
"Ada banyak contoh dari nenek moyang manusia modern yang memakan sesamanya untuk asupan gizi, tapi fosil ini menunjukkan manusia saling memakan satu sama lain untuk keperluan bertahan hidup."