Ciri-Ciri Lowongan Kerja Palsu, Pencari Kerja Wajib Tahu
Kemnaker telah mengidentifikasi sejumlah ciri-ciri umum yang menunjukkan adanya lowongan kerja palsu.
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan selektif dalam mencari informasi mengenai lowongan kerja, khususnya yang beredar di platform digital. Kepala Biro Humas Kemnaker, Sunardi Manampiar Sinaga, menyatakan bahwa banyaknya penggunaan platform digital untuk mencari pekerjaan telah dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan.
"Kami meminta masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi lowongan kerja melalui situs resmi perusahaan, media sosial resmi, atau langsung menghubungi perusahaan terkait," ujar Sunardi dalam penjelasannya, Senin (13/1/2025).
-
Apa saja ciri-ciri lowongan kerja palsu? Untuk membantu masyarakat lebih waspada, Kemnaker juga mengidentifikasi beberapa ciri-ciri umum lowongan kerja palsu, di antaranya:1. Tawaran gaji yang tidak masuk akal tinggi untuk posisi yang tidak spesifik.2. Penggunaan alamat email tidak resmi, seperti yang menggunakan domain umum (contoh: @gmail.com).3. Tidak ada informasi jelas terkait alamat perusahaan, tanggung jawab pekerjaan, atau syarat-syarat yang logis.4. Permintaan transfer uang untuk biaya administrasi, pelatihan, atau seragam kerja.5. Proses perekrutan dilakukan secara tidak transparan, seperti wawancara instan via chat tanpa konfirmasi formal.
-
Apa saja modus penipuan lowongan kerja? Ingat, pemberi kerja yang resmi tidak akan meminta pembayaran apa pun selama proses perekrutan. Jika ada yang meminta biaya perekrutan, deposit, atau biaya wawancara maka waspadalah. Sebab, ini seringkali merupakan modus penipuan loker palsu.
-
Apa modus baru penipuan lowongan kerja? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku. 'Kalau mau, ya saya bilang ada Rp50 ribu. Udah, Rp100 ribu aja katanya. Ya sudah, saya kasih Rp100 ribu,' terangnya.
-
Bagaimana cara agar pencari kerja terhindar dari lowongan kerja palsu? Langkah terakhir untuk menghindari penipuan lowongan pekerjaan, pastikan menggunakan platform pencarian kerja yang terverifikasi keamanannya atau halaman karir resmi perusahaan.
-
Siapa yang sering jadi korban penipuan lowongan kerja? Di tengah era persaingan kerja yang ketat, adanya lowongan pekerjaan yang menjanjikan posisi tertentu dengan gaji menarik jelas jadi hal yang menggiurkan. Namun, waspada jika mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dari Blibli jika tidak melalui saluran informasi resmi.
-
Siapa saja yang menjadi korban lowongan kerja palsu? Data Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mencatat, sebanyak 823 korban terjerat penipuan lowongan kerja berbasis online oleh jaringan internasional sepanjang 2022 hingga 2024.
Sunardi melanjutkan bahwa Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli telah memberikan instruksi khusus agar seluruh jajaran Kemnaker aktif dalam memberikan layanan pengaduan publik terkait penipuan lowongan kerja. Kemnaker juga terus melakukan sosialisasi mengenai bahaya penipuan lowongan kerja kepada masyarakat.
"Jika ada pihak yang merasa dirugikan, jangan ragu untuk melapor ke pihak kepolisian karena penipuan lowongan kerja merupakan tindak pidana," tegasnya.
Ciri-Ciri Lowongan Kerja Palsu
Untuk meningkatkan kewaspadaan, Kemnaker mengidentifikasi beberapa ciri umum dari lowongan kerja palsu, antara lain:
- Tawaran gaji yang tidak realistis untuk posisi yang tidak jelas.
- Penggunaan alamat email tidak resmi, seperti yang berasal dari domain umum (@gmail.com atau @yahoo.com).
- Kurangnya informasi jelas mengenai alamat perusahaan, deskripsi pekerjaan, atau syarat-syarat yang logis.
- Permintaan untuk mentransfer uang, misalnya untuk biaya administrasi, pelatihan, atau seragam kerja.
- Proses rekrutmen yang tidak transparan, contohnya wawancara instan melalui chat tanpa konfirmasi resmi.
Sunardi juga mengingatkan masyarakat untuk memastikan kredibilitas perusahaan yang menawarkan pekerjaan. Salah satu indikator utamanya adalah bahwa proses rekrutmen tidak memungut biaya apapun dari pelamar.
"Jika ada pungutan biaya dalam proses rekrutmen, hampir pasti itu adalah modus penipuan," tuturnya.
Waspadai Lowongan Kerja Tidak Resmi
Selain harus waspada terhadap penipuan, masyarakat juga disarankan untuk memeriksa keabsahan jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Hal ini penting agar terhindar dari pekerjaan yang mungkin melanggar hukum, seperti praktik perjudian online.
"Pastikan perusahaan yang menawarkan pekerjaan menjalankan bisnis yang sah dan tidak bertentangan dengan hukum," ungkap Sunardi.
Tanggung Jawab Platform Digital
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) juga meminta agar platform yang menyediakan lowongan kerja lebih berhati-hati dalam memverifikasi informasi yang mereka publikasikan.
"Platform penyedia lowongan kerja harus memastikan bahwa informasi yang diunggah berasal dari sumber terpercaya agar tidak merugikan pencari kerja," jelas Sunardi.
Dengan melakukan verifikasi yang ketat, diharapkan pencari kerja dapat memperoleh informasi yang akurat dan aman, sehingga mengurangi risiko terjebak dalam penipuan.
Kemnaker Menyediakan Layanan Pengaduan
Bagi masyarakat yang merasa dirugikan atau mencurigai adanya tindakan penipuan, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyediakan saluran resmi untuk pengaduan. Pengaduan dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain website resmi Kemnaker: kemnaker.go.id dan layanan hotline: 1500 630.
"Kemnaker berkomitmen melindungi masyarakat dari penipuan lowongan kerja. Mari bersama-sama waspada dan memerangi kejahatan ini," tutup Sunardi.
Dengan adanya saluran pengaduan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih aktif melaporkan tindakan yang merugikan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.