Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II, Kota yang Kini Bernama Istanbul

Kisah Penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II, Kota yang Kini Bernama Istanbul Tembok Konstantinopel. © Depositphotos/dinosmichail

Merdeka.com - Ibukota Negara Turki yang bernama Istanbul ternyata memiliki sejarah Islam yang kental. Kota yang diklaim oleh Rasulullah SAW sebagai kota terindah ini pada dahulu kala merupakan ibu kota dari kekaisaran Bangsa Romawi Timur yang dikenal dengan sebutan Konstantinopel.

Lalu, bagaimana sejarah dari kota yang kini dijuluki sebagai Istanbul tersebut? Simak ulasan yang dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.

Sabda Rasulullah SAW

muhammad saw

2.bp.blogspot.com

Awal dari sejarah Istanbul yakni berasal dari sabda Rasulullah SAW yang mengatakan terkait dengan kepemimpinan. Beliau secara langsung mengatakan bahwa sebaik-baiknya pemimpin adalah mereka yang dapat menaklukkan Konstantinopel.

“Sesungguhnya akan dibuka Kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu.” (HR. Imam Ahmad 4/235, Bukhori 139).

Maka, sejak saat itu pula sabda Rasulullah SAW menjadi sangat fenomenal di kalangan umat Islam. Banyak yang kemudian menjadikan sabda Rasulullah sebagai salah satu impian terbesar mereka untuk mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT.

Salah satunya yakni Mehmed bin Murad atau yang kini dikenal dengan sebutan El-Fatih (sang penakluk).

Kehidupan Awal Sultan Mehmed II

sultan mehmed ii

Liputan6.com ©2020 Merdeka.com

Sultan Mehmed II atau Muhammad al-Fatih merupakan pangeran dari Kerjaan Ustmaniyah, yakni keturunan langsung dari Sultan Murad II yang dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Kerjaan Ustmaniyah di kala itu.

Didikan dari kerajaan dan sang ayah yang tegas membuatnya tumbuh menjadi salah satu pemuda yang cerdas, berintelektual tinggi, dan berani. Beberapa pencapaian luar biasanya sewaktu masih kecil yaitu kemampuannya dalam berbicara multibahasa seperti Bahasa Yunani, Latin, Persia, dan Bahasa Arab.

Tidak hanya itu, ia juga telah mampu mengkhatamkan hafalan Alquran yang berisikan 30 juz secara fasih dan lancar. Meskipun demikian, sang ayah yang juga merupakan pemimpin dari Kerjaan Ustmaniyah kala itu juga tidak lupa untuk memberikan berbagai ajaran melalui para ulama, sebab sang ayah juga menyadari akan tanggung jawab besar yang kelak akan ia amanatkan kepada sang pangeran.

Mendapatkan Mandat Sebagai Pemimpin

ilustrasi pemimpin

©2012 Merdeka.com/Shutterstock/sculpies

Dengan berbagai kecerdasan yang dimilikinya, Muhammad el-Fatih pun dengan cepat diangkat menjadi pemimpin Kerjaan Ustmaniyah pada saat umurnya yang relatif masih muda yakni 19 tahun.

Sabda Rasulullah yang merupakan impiannya sejak dahulu lantas ia jadikan sebagai salah satu program terbesarnya ketika ia memimpin sejak tanggal 5 Muharam 855 H atau 7 Februari 1451 M.

Tidak secara langsung menyerang Konstantinopel, ia pun membuat beberapa kebijakan strategis terlebih dahulu seperti kebijakan militer dan politik luar negeri. Kebijakan tersebut membuat beberapa daerah yang memiliki kerjasama dengan Kerajaan Ustmaniyah harus menghilangkan pengaruh Kerajaan Romawi Timur secara politis dan militer.

Menaklukan Konstantinopel

sultan mehmed ii

Liputan6.com/Shutterstock ©2020 Merdeka.com

Kejayaan Bizantium

Sebelum ditaklukkan oleh Muhammad el-Fatih, daerah penting dari Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad ini pada dasarnya telah diserang oleh beberapa prajurit umat Islam terlebih dahulu.

Sebab, beberapa bangsa yang mencoba untuk membuktikan sabda Rasulullah tersebut ternyata tidak cukup kuat untuk menembus benteng pertahanan Konstantinopel yang dibuat dengan sangat rumit.

Strategi Perang

ilustrasi perang salib

©2013 Merdeka.com

Untuk dapat menaklukkan Konstantinopel, Sultan Mehmed II ini telah mempersiapkan prajurit sebanyak 4 juta orang dengan taktik perang yang akan dilancarkan dari darat. Penaklukan ini sejatinya tidaklah mudah, sebab prajuritnya harus mengepung benteng Konstantinopel selama 50 hari.

Tentu saja, hal ini membuat prajurit dan dirinya sempat putus asa lantaran pengepungan tersebut benar-benar menguras tenaga, waktu, pikiran, hingga perbekalan.

Kerajaan Romawi Timur telah membuat pagar kuat di laut sehingga mustahil bagi musuhnya untuk menyentuh benteng kecuali dengan melewatinya. Hal ini tidak membuat el-Fatih patah semangat.

Pertahanan dari Bizantium ini justru memunculkan strategi perangnya yang sangat cerdas dan luar biasa. Ia memutuskan untuk menggandeng dan melumuri minyak pada70 kapal besarnya untuk melintasi Galata ke muara dalam waktu kurang dari satu malam.

Keesokan harinya, Kerajaan Romawi Timur panik dan tidak menyangka bahwa pasukan el-Fatih akan menyerang Konstantinopel dengan menyeberangkan kapal-kapal besar mereka melalui jalur darat.

Kemenangan dan Penaklukan Kota

005 tantri setyorini

© Wallpaper Abyss - Alpha Coders

Dengan strategi perang dari el-Fatih yang menakjubkan tersebut, akhirnya benteng pertahanan kekaisaran Romawi Timur pun runtuh. Tembok yang diklaim sebagai simbol kekuatan Bizantium ini pun tak bersisa sehingga secara langsung kota ini jatuh ke tangan kaum muslimin.

El-Fatih yang pada saat itu masih berusia 21 tahun akhirnya memasuki Kota Konstantinopel dan turun dari kudanya untuk melakukan sujud syukur. Setelah itu, Kota Konstantinopel resmi menjadi bagian daerah kekuasaan dari Kerajaan Ustmaniyah.

Istanbul dan Masa Kepemimpinan Mehmed II

007 tantri setyorini

© HagiaSophiaTurkey.com

Pada masa kepemimpinannya, banyak terobosan yang dilakukan untuk memakmurkan kerajaan dan masyarakatnya melalui kecerdasannya. Selain itu, Sultan Mehmed II ini juga mendirikan bangunan yang penting seperti masjid dengan jumlah lebih dari 300 bangunan, 57 sekolah, hingga 59 tempat pemandian.

Sejarah dari nama Istanbul pun tidak jauh dari perang yang dilakukan oleh el-Fatih ini. Setelah dapat menaklukkan benteng Konstantinopel, ia pun kemudian memasuki gereja terbesar di kota yang indah tersebut. Gereja Hagia Sophia yang merupakan tempat ibadah pada masa kekaisaran Bizantium kemudian diperintahkannya untuk dijadikan sebagai masjid.

Tidak hanya itu, sebagai simbol kemenangan pasukan dan umat Islam, maka Kota Konstantinopel tersebut kemudian diganti menjadi Islambul yang memiliki arti “Negeri Islam”. Seiring waktu berlalu, Islambul akhirnya disebut dengan Kota Istanbul.

(mdk/mta)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Arkeolog Temukan Bangunan Militer Romawi Berusia 1.600 Tahun, Dibangun Seorang Kaisar Terkenal
Arkeolog Temukan Bangunan Militer Romawi Berusia 1.600 Tahun, Dibangun Seorang Kaisar Terkenal

Struktur militer ini dibangun dengan teknik khusus khas Romawi.

Baca Selengkapnya
Ada Pesan Manis untuk Para Wanita Ditemukan pada Sandal Berusia 1500 Tahun. Begini Bunyinya
Ada Pesan Manis untuk Para Wanita Ditemukan pada Sandal Berusia 1500 Tahun. Begini Bunyinya

Sandal ini dipahat dengan pesan khusus untuk para wanita, ditulis dalam aksara Yunani.

Baca Selengkapnya
Menyelam ke Dasar Laut Hitam, Arkeolog Temukan Kota Bersejarah Berusia 1.500 Tahun Yang Telah Lama Hilang
Menyelam ke Dasar Laut Hitam, Arkeolog Temukan Kota Bersejarah Berusia 1.500 Tahun Yang Telah Lama Hilang

Menyelam ke Dasar Laut Hitam, Arkeolog Temukan Kota Bersejarah Berusia 1.500 Tahun Yang Telah Lama Hilang

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Gereja Era Bizentium Diubah Jadi Masjid, Di Kubahnya Masih Terlukis Wajah Yesus
FOTO: Penampakan Gereja Era Bizentium Diubah Jadi Masjid, Di Kubahnya Masih Terlukis Wajah Yesus

Bangunan bekas gereja era Bizentium paling penting dan terkenal di Istanbul diubah resmi menjadi masjid. Begini penampakannya.

Baca Selengkapnya
Ibu Kota Bangsa Turki Abad ke-10 Ditemukan di Kazakhstan, Ada Bejana Keramik dengan Lafaz
Ibu Kota Bangsa Turki Abad ke-10 Ditemukan di Kazakhstan, Ada Bejana Keramik dengan Lafaz "Allah"

Kota kuno ini terletak di tepi kiri hilir Syr Darya dekat bekas pantai timur laut aral, Kazakhstan.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan Stempel Berusia 4.000 Tahun, Ungkap Jalur Perdagangan Penting di Zaman Kuno
Arkeolog Temukan Stempel Berusia 4.000 Tahun, Ungkap Jalur Perdagangan Penting di Zaman Kuno

Stempel timbul ini terbuat dari bahan yang sangat unik.

Baca Selengkapnya
Potret Cantik Irish Bella Nikmati Wisata Religi di Turki, Ibu 2 Anak yang Penampilannya Bak ABG
Potret Cantik Irish Bella Nikmati Wisata Religi di Turki, Ibu 2 Anak yang Penampilannya Bak ABG

Irish Bella berbagi keceriaannya menjalani perjalanan religi ke Turki setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-28.

Baca Selengkapnya
'Kota Abadi' Berusia 7.000 Tahun Ditemukan di Turki, Ada Jembatan Batu dan Mozaik Indah
'Kota Abadi' Berusia 7.000 Tahun Ditemukan di Turki, Ada Jembatan Batu dan Mozaik Indah

Misis, sebuah kota kuno berdiri kokoh selama 7.000 tahun di wilayah selatan Adana, Turki.

Baca Selengkapnya
10 Kota Modern yang Dibangun di Atas Reruntuhan Kota Kuno Ribuan Tahun
10 Kota Modern yang Dibangun di Atas Reruntuhan Kota Kuno Ribuan Tahun

Sejumlah kota modern metropolitan di dunia saat ini dibangun di atas reruntuhan kota yang sudah berusia ribuan tahun.

Baca Selengkapnya
Andalusia, Jejak Kejayaan Islam di Eropa
Andalusia, Jejak Kejayaan Islam di Eropa

Andalusia menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan

Baca Selengkapnya
27 Juli Hari Jadi Kota Kediri, Ketahui Sejarah dan Daya Tarik Wisatanya
27 Juli Hari Jadi Kota Kediri, Ketahui Sejarah dan Daya Tarik Wisatanya

Kediri merayakan hari jadinya yang ke-1145 di tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Kota Berusia 3.400 Tahun Ini Muncul dari Dalam Sungai, Ada Istana Sampai Benteng
Kota Berusia 3.400 Tahun Ini Muncul dari Dalam Sungai, Ada Istana Sampai Benteng

Kota kuno ini tiba-tiba muncul ketika air sungai surut akibat kekeringan parah.

Baca Selengkapnya