Kisah Penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II, Kota yang Kini Bernama Istanbul
Merdeka.com - Ibukota Negara Turki yang bernama Istanbul ternyata memiliki sejarah Islam yang kental. Kota yang diklaim oleh Rasulullah SAW sebagai kota terindah ini pada dahulu kala merupakan ibu kota dari kekaisaran Bangsa Romawi Timur yang dikenal dengan sebutan Konstantinopel.
Lalu, bagaimana sejarah dari kota yang kini dijuluki sebagai Istanbul tersebut? Simak ulasan yang dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.
Sabda Rasulullah SAW
-
Di mana kota Romawi Kuno ditemukan? Para arkeolog Prancis belum lama ini melakukan penggalian di lingkungan tua Hôtel Dieu Rennes di barat laut Perancis.
-
Siapa yang memimpin penaklukan Konstantinopel? Penaklukan Konstantinopel Tahun 1453 oleh Sultan Mehmed II Juga Melibatkan Jannisari Pasukan ini ditugaskan menjadi penggempur terakhir dalam perebutan ibu kota Romawi Timur tersebut.
-
Kapan kota Romawi ditemukan? Institut Nasional Penelitian Arkeologi Pencegahan Perancis melaporkan penggalian di bawah rumah sakit kuno sejak abad ke-19 itu dimulai pada tahun 2022.
-
Dimana letak kota tertua di dunia? Terletak di Pontic Steppe di wilayah yang pada saat ini menjadi Ukraina, Moldova, dan Rumania, sebutan situs mega Trypillia pertama kali muncul sekitar 6.200 tahun yang lalu.
-
Siapa yang menemukan kota Romawi? Para arkeolog Prancis belum lama ini melakukan penggalian di lingkungan tua Hôtel Dieu Rennes di barat laut Perancis.
-
Kapan kota kuno itu didirikan? Kota kuno ini diperkirakan didirikan pada akhir abad ke-6 SM dan eksis hingga abad ke-6 Masehi.
2.bp.blogspot.com
Awal dari sejarah Istanbul yakni berasal dari sabda Rasulullah SAW yang mengatakan terkait dengan kepemimpinan. Beliau secara langsung mengatakan bahwa sebaik-baiknya pemimpin adalah mereka yang dapat menaklukkan Konstantinopel.
“Sesungguhnya akan dibuka Kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu.” (HR. Imam Ahmad 4/235, Bukhori 139).
Maka, sejak saat itu pula sabda Rasulullah SAW menjadi sangat fenomenal di kalangan umat Islam. Banyak yang kemudian menjadikan sabda Rasulullah sebagai salah satu impian terbesar mereka untuk mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT.
Salah satunya yakni Mehmed bin Murad atau yang kini dikenal dengan sebutan El-Fatih (sang penakluk).
Kehidupan Awal Sultan Mehmed II
Liputan6.com ©2020 Merdeka.com
Sultan Mehmed II atau Muhammad al-Fatih merupakan pangeran dari Kerjaan Ustmaniyah, yakni keturunan langsung dari Sultan Murad II yang dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Kerjaan Ustmaniyah di kala itu.
Didikan dari kerajaan dan sang ayah yang tegas membuatnya tumbuh menjadi salah satu pemuda yang cerdas, berintelektual tinggi, dan berani. Beberapa pencapaian luar biasanya sewaktu masih kecil yaitu kemampuannya dalam berbicara multibahasa seperti Bahasa Yunani, Latin, Persia, dan Bahasa Arab.
Tidak hanya itu, ia juga telah mampu mengkhatamkan hafalan Alquran yang berisikan 30 juz secara fasih dan lancar. Meskipun demikian, sang ayah yang juga merupakan pemimpin dari Kerjaan Ustmaniyah kala itu juga tidak lupa untuk memberikan berbagai ajaran melalui para ulama, sebab sang ayah juga menyadari akan tanggung jawab besar yang kelak akan ia amanatkan kepada sang pangeran.
Mendapatkan Mandat Sebagai Pemimpin
©2012 Merdeka.com/Shutterstock/sculpies
Dengan berbagai kecerdasan yang dimilikinya, Muhammad el-Fatih pun dengan cepat diangkat menjadi pemimpin Kerjaan Ustmaniyah pada saat umurnya yang relatif masih muda yakni 19 tahun.
Sabda Rasulullah yang merupakan impiannya sejak dahulu lantas ia jadikan sebagai salah satu program terbesarnya ketika ia memimpin sejak tanggal 5 Muharam 855 H atau 7 Februari 1451 M.
Tidak secara langsung menyerang Konstantinopel, ia pun membuat beberapa kebijakan strategis terlebih dahulu seperti kebijakan militer dan politik luar negeri. Kebijakan tersebut membuat beberapa daerah yang memiliki kerjasama dengan Kerajaan Ustmaniyah harus menghilangkan pengaruh Kerajaan Romawi Timur secara politis dan militer.
Menaklukan Konstantinopel
Liputan6.com/Shutterstock ©2020 Merdeka.com
Kejayaan Bizantium
Sebelum ditaklukkan oleh Muhammad el-Fatih, daerah penting dari Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad ini pada dasarnya telah diserang oleh beberapa prajurit umat Islam terlebih dahulu.
Sebab, beberapa bangsa yang mencoba untuk membuktikan sabda Rasulullah tersebut ternyata tidak cukup kuat untuk menembus benteng pertahanan Konstantinopel yang dibuat dengan sangat rumit.
Strategi Perang
©2013 Merdeka.com
Untuk dapat menaklukkan Konstantinopel, Sultan Mehmed II ini telah mempersiapkan prajurit sebanyak 4 juta orang dengan taktik perang yang akan dilancarkan dari darat. Penaklukan ini sejatinya tidaklah mudah, sebab prajuritnya harus mengepung benteng Konstantinopel selama 50 hari.
Tentu saja, hal ini membuat prajurit dan dirinya sempat putus asa lantaran pengepungan tersebut benar-benar menguras tenaga, waktu, pikiran, hingga perbekalan.
Kerajaan Romawi Timur telah membuat pagar kuat di laut sehingga mustahil bagi musuhnya untuk menyentuh benteng kecuali dengan melewatinya. Hal ini tidak membuat el-Fatih patah semangat.
Pertahanan dari Bizantium ini justru memunculkan strategi perangnya yang sangat cerdas dan luar biasa. Ia memutuskan untuk menggandeng dan melumuri minyak pada70 kapal besarnya untuk melintasi Galata ke muara dalam waktu kurang dari satu malam.
Keesokan harinya, Kerajaan Romawi Timur panik dan tidak menyangka bahwa pasukan el-Fatih akan menyerang Konstantinopel dengan menyeberangkan kapal-kapal besar mereka melalui jalur darat.
Kemenangan dan Penaklukan Kota
© Wallpaper Abyss - Alpha Coders
Dengan strategi perang dari el-Fatih yang menakjubkan tersebut, akhirnya benteng pertahanan kekaisaran Romawi Timur pun runtuh. Tembok yang diklaim sebagai simbol kekuatan Bizantium ini pun tak bersisa sehingga secara langsung kota ini jatuh ke tangan kaum muslimin.
El-Fatih yang pada saat itu masih berusia 21 tahun akhirnya memasuki Kota Konstantinopel dan turun dari kudanya untuk melakukan sujud syukur. Setelah itu, Kota Konstantinopel resmi menjadi bagian daerah kekuasaan dari Kerajaan Ustmaniyah.
Istanbul dan Masa Kepemimpinan Mehmed II
© HagiaSophiaTurkey.com
Pada masa kepemimpinannya, banyak terobosan yang dilakukan untuk memakmurkan kerajaan dan masyarakatnya melalui kecerdasannya. Selain itu, Sultan Mehmed II ini juga mendirikan bangunan yang penting seperti masjid dengan jumlah lebih dari 300 bangunan, 57 sekolah, hingga 59 tempat pemandian.
Sejarah dari nama Istanbul pun tidak jauh dari perang yang dilakukan oleh el-Fatih ini. Setelah dapat menaklukkan benteng Konstantinopel, ia pun kemudian memasuki gereja terbesar di kota yang indah tersebut. Gereja Hagia Sophia yang merupakan tempat ibadah pada masa kekaisaran Bizantium kemudian diperintahkannya untuk dijadikan sebagai masjid.
Tidak hanya itu, sebagai simbol kemenangan pasukan dan umat Islam, maka Kota Konstantinopel tersebut kemudian diganti menjadi Islambul yang memiliki arti “Negeri Islam”. Seiring waktu berlalu, Islambul akhirnya disebut dengan Kota Istanbul.
(mdk/mta)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Struktur militer ini dibangun dengan teknik khusus khas Romawi.
Baca SelengkapnyaSandal ini dipahat dengan pesan khusus untuk para wanita, ditulis dalam aksara Yunani.
Baca SelengkapnyaMenyelam ke Dasar Laut Hitam, Arkeolog Temukan Kota Bersejarah Berusia 1.500 Tahun Yang Telah Lama Hilang
Baca SelengkapnyaBangunan bekas gereja era Bizentium paling penting dan terkenal di Istanbul diubah resmi menjadi masjid. Begini penampakannya.
Baca SelengkapnyaKota kuno ini terletak di tepi kiri hilir Syr Darya dekat bekas pantai timur laut aral, Kazakhstan.
Baca SelengkapnyaStempel timbul ini terbuat dari bahan yang sangat unik.
Baca SelengkapnyaIrish Bella berbagi keceriaannya menjalani perjalanan religi ke Turki setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-28.
Baca SelengkapnyaMisis, sebuah kota kuno berdiri kokoh selama 7.000 tahun di wilayah selatan Adana, Turki.
Baca SelengkapnyaSejumlah kota modern metropolitan di dunia saat ini dibangun di atas reruntuhan kota yang sudah berusia ribuan tahun.
Baca SelengkapnyaAndalusia menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan
Baca SelengkapnyaKediri merayakan hari jadinya yang ke-1145 di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKota kuno ini tiba-tiba muncul ketika air sungai surut akibat kekeringan parah.
Baca Selengkapnya