Kisah Seorang Wanita Mualaf Berawal dari Ingin Makan Mi
Pada saat itu, orangtua Eni dulu berjualan mi pangsit kepeting dan pakai campuran lainya yang tidak halal.
Seorang perempuan asal Pontianak bernama Eni (62) memiliki kisah mualaf yang sangat inspiratif. Kisah yang mengubah hidupnya menjadi seorang mualaf berawal dari ingin makan mi halal.
Pada saat itu, orangtua Eni dulu berjualan mi pangsit kepeting dan pakai campuran lainya yang tidak halal.
Keinginan untuk makan mi, Eni pun membuat bakmi yang halal untuk bisa dimakan oleh dirinya dan anak-anak. Penasaran, berikut ulasannya, seperti dikutip dari kanal YouTube Hobby Makan, Senin (26/08).
Seorang YouTuber bernama Richard Erfandy mereview tempat Eni berjualan bakmi yang berada di pinggir jalan dan ramai pembelinya hampir setiap hari.
"Orangtua kan keturunan orang China, sayanya yang mualaf gitu," kata Eni, seperti dikutip dari kanal YouTube Hobby Makan, Senin (26/08).
"Oh jadi Emaknya mualaf, akhirnya bikin bak mi yang versi halal," kata Erfan.
"Iya, saya yang ganti toping-topinya," jawab Eni.
"Yang tadinya toping kepiting dan lain sebagainya diganti toping begini," kata sambung Erfan.
"Iya," jawab Eni.
Pria yang dikenal sering bersedakah kepada pedagang pinggir jalan ini mempertanyakan usia Eni yang masih semangat meskipun udah paruh baya.
"Sekarang umur emak berapa?" tanya Erfan.
"62 tahun," jawab Eni.
"Masih kuat ngaduk, sehat-sehat terus ya," kata Erfan.
"Jadi kalau libur hari apa mak?" tanya Erfan.
"Libur hari minggu dan tanggal merah," jawab Emak.
Diketahu, Eni berjualan di pinggir jalan sejak tahun 2000 dan warung minya diberi nama sang anak yaitu Joko.
"Jualan dari tahun berapa?" tanya Erfan.
"Di tahun 2000," jawab Joko anak Eni.
"Berarti sudah 20 tahunan," kata Erfan.
Erfan pun penasaran, kenapa warung bakmi ini dinamain Joko.
"Emang sengaja kasih nama Joko?" tanya Erfan.
"Iya, kita ini sudah tua, nanti pensiun ada penerusnya sang anak bernama Joko, jadi nama Joko terkenal," jawab Eni.