Kisah Tukiyem Atmoredjo, Jawa Suriname yang Berprofesi sebagai Dukun Bayi
Merdeka.com - Republik Suriname adalah salah satu negara yang berada di Amerika Selatan. Di Suriname banyak dijumpai orang Suku Jawa yang masih fasih berbahasa Jawa sampai sekarang.
Mereka adalah orang Jawa yang pada tahun 1920-an dibawa oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk pindah ke Suriname. Salah satunya adalah Tukiyem Atmoredjo.
Tukiyem Atmoredjo adalah seorang Jawa yang tinggal di Suriname. Selama di Suriname ia pernah berprofesi sebagai dukun bayi. Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Dimana orang Jawa tinggal di Suriname? Disana mereka menjadi tenaga kerja atau budak yang ditempatkan di beberapa perkebunan.
-
Dimana orang Jawa Suriname bekerja? Dahulu di perkebunan itu banyak orang Jawa dipekerjakan oleh pemerintah kolonial Belanda.
-
Apa yang dilakukan orang Jawa Suriname? Mereka dibawa oleh Belanda sebagai pekerja kontrak.
-
Siapa yang pergi ke Suriname dari Bojonegoro? Pada awal tahun 1900, sekitar 300 lebih warga Bojonegoro mencoba peruntungan merantau ke Suriname, salah satu negara jajahan Belanda di Amerika Latin.
-
Di mana orang Bojonegoro bekerja di Suriname? Ratusan warga Bojonegoro pergi ke Suriname untuk menjadi pekerja kontrak di perkebunan.
-
Bagaimana Mbah Sakinem sampai ke Suriname? Mereka kemudian dinaikkan ke dalam sebuah truk. Selanjutnya, ia dan keluarga diturunkan ke Depo Gondomanan. Dari depo, Mbah Sakinem dan keluarganya dinaikkan ke sebuah kapal, namanya Kapal Jember.
Dari Jawa ke Suriname
©2022 tiktok/serbarujak
Video TikTok yang diunggah oleh akun @serbarujak menayangkan sebuah wawancara dengan narasumber seorang perempuan bernama Tukiyem Atmoredjo.Tukiyem adalah perempuan keturunan Jawa yang lahir di Suriname.
Ia lahir pada tahun 1926, satu tahun setelah orang tuanya pindah ke Suriname pada tahun 1925. Orang tuanya merupakan salah satu dari orang Jawa yang dibawa ke Suriname oleh Ratu Wilhelmina.
Orang tua Tukiyem berasal dari Desa Djlegi, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Brebes. Diketahui, sekarang Desa Jlegi, Kecamatan Kutowinangun masuk dalam wilayah Kabupaten Kebumen.
Diharuskan Kerja Kontrak
©2022 tiktok/serbarujak
Kedatangan orang Jawa ke Suriname bukanlah tanpa tujuan. Mereka di sana diminta untuk bekerja sebagai pekerja kontrak di berbagai sektor.
Orang-orang Jawa ini harus bekerja di perkebunan kopi, seperti menanam kopi, memanen kopi, dan membawa kopi di perkebunan setempat. Tukiyem juga merupakan salah satu pekerja kontrak di sana.
Mereka dikontrak selama lima tahun dan diberikan gaji sebesar 4 sen. Sedangkan untuk laki-laki mendapatkan gaji 6 sen.
Tidak Sekolah
©2022 tiktok/serbarujak
Tukiyem mengaku bahwa ia selama di Suriname tidak berkesempatan untuk mengenyam pendidikan.
Ia menuturkan bahwa tempat sekolah sangatlah jauh dan susah untuk dijangkau. Oleh karena itu, ia lebih memilih untuk tidak sekolah.
“Tebih, ajeng sekolah, nggene tebih (Jauh, mau sekolah, tempatnya jauh)," ujar Tukiyem dalam wawancara tersebut.
Menjadi Dukun Bayi dan Tukang Pijat
©2022 tiktok/serbarujak
Selama di Suriname, selain ia bekerja di perkebunan kopi, Tukiyem juga bekerja sebagai dukun bayi dan tukang pijat. Meskipun demikian, ia mengatakan cukup kesulitan jika ingin mencari jamu di Suriname.
Ia mengaku bahwa ketika membutuhkan jamu, ia harus datang ke toko dan membelinya di Toko Laris, toko Tempoe Doeloe, dan lain sebagainya.
Ia tidak bisa menanam tanaman bahan jamu sendiri karena tanah yang tidak mendukung. "Kulo nanem bangle mawon pejah, kok (saya menanam bangle saja mati, kok)," ujar Tukiyem.
Tinggal di Belanda
©2022 tiktok/serbarujak
Tukiyem selanjutnya pindah dari Suriname ke Belanda. Ia memilih untuk pindah ke Belanda dengan membawa ibunya, suami, dan anak angkatnya.
Tukiyem mengatakan bahwa selama di Suriname ia juga sempat bekerja sebagai pembantu.
Meskipun begitu, ketika pindah ke Belanda ia mengaku jarang sekali berinteraksi langsung dengan orang Belanda.
Tetap Berbahasa Jawa
©2022 tiktok/serbarujak
Tukiyem mengatakan bahwa meskipun ia sudah pindah ke Suriname dan Belanda, bahkan menguasai beberapa bahasa asing, ia tetap fasih dalam berbahasa Jawa.
Ia mengatakan bahwa Jawa tetaplah Jawa. Tukiyem tetap menjaga Jawa supaya tidak luntur dan masih bisa dilestarikan.
Ia juga menuturkan sembari tertawa bahwa Bahasa Jawanya tidak akan memudar. “Nggeh, mboten luntur, nek mboten disukani klorok (klorin) nggeh mboten luntur (iya, tidak luntur, kalau tidak dikasih klorin ya tidak luntur)," ucap Tukiyem dilanjut dengan sebuah tawa. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para ahli pengobatan tradisional atau dukun di Desa Giri Jaya Sukabumi memiliki spesifikasi dan keahliannya masing-masing.
Baca SelengkapnyaMbah Sakinem ialah imigran Jawa yang kini tinggal di Suriname. Ia disebut menjadi saksi hidup satu-satunya perjalanan para imgiran Jawa ke Suriname.
Baca SelengkapnyaPak Priono tinggal di pelosok Hutan Suriname sejak tahun 2016 hingga kini.
Baca SelengkapnyaMereka berharap bisa mendapatkan penghasilan besar di sana dan suatu saat bisa kembali ke Bojonegoro.
Baca SelengkapnyaSalah satu struktur kemasyarakatan dalam Adat Suku Mentawai ini berperan penting dan cukup dikenal dengan keahliannya sebagai seorang tabib atau dukun.
Baca SelengkapnyaPria Ini Temukan Buku Album Foto Jadul Tahun 1949, Ini Penampakannya
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan agar bayi yang baru lahir mendapat perlindungan para sahabat yang berasal dari kalangan roh halus
Baca SelengkapnyaSuriname adalah sebuah negara yang berada di Amerika Selatan. Penduduknya menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari.
Baca SelengkapnyaTempat itu kini menjadi semak belukar yang tanahnya dimiliki oleh Keraton Yogyakarta
Baca SelengkapnyaTokoh asal Ambon ini berperan penting dalam dunia medis dan mengabdi kepada negara untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia dan tanah kelahirannya.
Baca SelengkapnyaCara Syekh Jumadil Kubro menyebarkan Islam dengan berdagang dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Baca SelengkapnyaPerjalanannya dari Tuban ke Makkah dan sebaliknya ibarat hanya melangkahkan kaki
Baca Selengkapnya