Konflik Iran-AS Memanas, Ini 5 Fakta Hubungan Dua Negara yang Pasang-Surut Sejak Dulu
Merdeka.com - Konflik Iran dan AS kembali memanas setelah AS melakukan serangan pesawat nirawak dan menewaskan panglima militer Iran, Qassim Sulaimani, Jumat (3/1). Iran naik pitam dan membalas AS dengan menyerang dua basis pasukan AS di Irak, Rabu (8/1).
Tagar Iran vs AS memuncaki Trending Topic Twitter beberapa hari terakhir. Tak sedikit netizen yang beranggapan, Perang Dunia III akan segera berlangsung. Namun, dari pihak AS maupun Iran belum ada deklarasi perang.
Setelah serangan balas dendam Iran terjadi, Trump menanggapinya dengan percaya diri kalau semuanya akan baik-baik saja. Begitu pula Iran lewat Menteri Luar Negerinya, mengatakan serangan rudal terebut adalah bentuk pertahanan.
-
Apa dampak serangan Iran ke Israel? 'Presiden akan mengadakan rapat internal besok (hari ini) mengenai ini dan tentu kita akan mempersiapkan langkah-langkah,' kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kepada awak media di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, Senin (15/4) malam.
-
Kenapa nilai mata uang Iran jatuh? Jatuhnya nilai mata uang Iran dapat dijelaskan oleh berbagai faktor. Pertama-tama, penghentian Revolusi Islam pada tahun 1979 diikuti oleh penarikan investor asing dari negara tersebut. Program nuklir dan perang Iran-Irak juga berperan besar dalam menyebabkan kesulitan keuangan bersama dengan kerusuhan politik lainnya di Iran.
-
Siapa yang sering salah paham tentang Iran? 'Hampir semua orang yang saya temui, terutama sebelum berkembangnya media sosial, berpikir bahwa Iran adalah sebuah medan perang. Bahkan, delegasi dari pemerintah pun memiliki pandangan yang sama,' ungkap wanita berusia 60 tahun tersebut kepada Liputan6.com pada Jumat, (13/12/2024). 'Mereka sering bertanya, 'Loh, bu, perangnya di mana?' Setelah saya menjelaskan, banyak dari mereka yang terkejut karena mengira Iran adalah negara yang kacau. Mereka akhirnya kagum ketika tahu bahwa Iran memiliki infrastruktur modern dengan gedung-gedung tinggi dan jalan-jalan besar.'
-
Bagaimana hubungan mereka sekarang? Setelah melewati badai dalam rumah tangga mereka, keduanya sepakat untuk memperbaiki hubungan dan kini kembali menunjukkan romantisme seperti dulu.
-
Apa yang ditemukan di Iran? Sebuah wadah batu kecil berbentuk tabung yang ditemukan di Iran tampaknya pernah membungkus pigmen merah cerah yang mirip dengan lipstik.
-
Siapa presiden Iran yang baru terpilih? Kandidat presiden dari kalangan reformis Iran, Masoud Pezeskhian terpilih sebagai presiden Iran kesembilan pada Sabtu (6/7).
Hubungan dua negara ini memang sudah dikenal kerap mengalami pasang surut, terlebih setelah Perang Dunia II berakhir. Berikut fakta hubungan Iran dan AS dari dulu hingga saat ini, dilansir dari berbagai sumber.
Dari Kudeta
Pasca Perang Dunia II (PD II), tepatnya sekitar tahun 1950-an, hubungan Iran dengan AS mulai mengalami konflik. Di awali dari kudeta yang dilakukan Inggris dan AS untuk menggulingkan Perdana Menteri (PM) terpilih saat itu, Mohammed Mossadegh.
2020 AFP Photo/ICANA NEWS AGENCY
Mossadegh dikenal dengan wacana nasionalisasi hasil bumi, terutama minyak. Inggris yang selama beberapa dekade telah mengeksploitasi SDA Iran, meminta bantuan AS untuk melakukan propaganda dan mengembalikan kekuasaan Iran ke Reza Pahlavi.
Kudeta tersebut mendapatkan apresiasi di AS, namun berhasil menebar benih-benih kebencian terhadap AS dan memicu sentimen Anti-AS di Timur Tengah.
Kerja Sama Nuklir
Usai keberhasilan kudeta, pemerintah Iran dan AS mengambil jalan tengah terkait nuklir dengan menandatangani perjanjian program Atoms for Peace tahun 1957.
REUTERS/Ints Kalnins
Mohammad Reza Pahlavi kembali berkuasa. Dengan program hasil kerja sama dengan AS ini, Pahlavi membuka Pusat Penelitian Nuklir di Universitas Teheran.Tak hanya bekerja sama lewat program nuklir saja, Iran juga pernah menerima reaktor nuklir dan bahan bakar uranium, serta senjata dari AS. Hubungan Iran-AS di bawah pimpinan Pahlavi, dari tahun 1957 hingga 1970-an berada di tingkat hubungan baik.
Revolusi Iran, Sentimen Anti-AS
Pahlavi yang mendapatkan kembali kekuasaannya lewat kudeta Inggris dan AS, memiliki oposisi yang cukup kuat di Iran. Salah satu oposisi kuat saat itu, Ayatollah Ruhollah Khomeini yang gencar menyuarakan kebencian terhadap Pahlavi dan AS, dikirim ke pengasingan tahun 1964.
AFP
Walau dikirim ke pengasingan, pemikiran Khomeini telah menyebar dan membuat sentimen Anti-AS dan Pahlavi memuncak. Tahun 1978, warga Iran melakukan demonstrasi di Jaleh Square, namun berakhir ricuh dengan ditembakinya demonstran oleh tentara pemerintah. Gejolak revolusi Iran semakin sulit dibendung. Pada 16 Januari 1979, Pahlavi pergi ke luar Iran berdalih liburan. Imam Khomeini kembali ke Iran dan mengobarkan semangat revolusi. Tanggal 1 April 1979, Iran resmi menjadi Republik Islam Iran.
AS di Balik Perang Iran dan Irak
Usai revolusi brutal, Khomeini dan AS menunjuk Medhi Bazargan sebagai perdana menteri baru untuk menormalkan hubungan dua negara ini. Hubungan Iran dan AS tak kunjung mendingin, mahasiswa melakukan penyanderaan diplomat AS di Teheran.
2015 Merdeka.com
Januari 1981, Carter, Presiden AS saat itu menjatuhkan sanksi pada Iran dengan membekukan sejumlah uang di aset Iran, dan berakhir pemutusan hubungan diplomatik. Negara tetangga Iran, Irak memanfaatkan kekacauan Iran dengan memulai perang tahun 1980. Di balik perang Iran dan Irak ini, ada AS di tengah-tengah. Ketegangan tiga negara ini terus berlangsung dengan diwarnai perundingan dan sanksi-sanksi internasional.
Hubungan Iran-AS Kembali Memanas di Masa Trump
Di masa kepemimpinan Bill Clinton, pernah mencoba upaya untuk mengurangi ketegangan antar dua negara, namun gagal. Awal tahun 2000, Goerge W. Bush bekerja sama dengan Iran untuk melawan musuh bersama, Taliban pasca serangan 9/11.
2019 Drew Angerer/Getty Images/AFP
Dua negara ini kembali bersitegang tahun 2005-2006, soal pengayaan nuklir yang dilakukan Iran. Buntut panjang masalah nuklir ini berimbas pada impor minyak Iran dan menyebabkan Iran mengalami penurunan ekonomi tahun 2012-2013. Untuk pertama kalinya setelah tiga dekade, dua pemimpin negara, Obama dan Rouhani berkomunikasi langsung lewat telepon. Walau begitu hubungan dua negara ini masih pasang surut. Saat Trump menjabat, AS menarik diri dari perjanjian nuklir Iran. Ketegangan dua negara kembali memuncak. Terakhir, awal 2020, AS membunuh Panglima Jenderal Qassim Sulaimani. Beberapa hari berikutnya, Iran membalas dengan serangan rudal di basis pasukan AS di Irak.
(mdk/snw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjalanan Iran dan Israel yang pernah bersahabat dan kini saling serang lewat jalur udara.
Baca SelengkapnyaKetegangan hubungan Iran dan Israel semakin panas. Setelah terjadi aksi serangan rudal yang dilakukan Iran ke jantung pertahanan Israel.
Baca SelengkapnyaTren lonjakan harga minyak tak bertahan lama usai ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran yang mulai mereda.
Baca SelengkapnyaKonflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel bisa memicu gangguan ekonomi ke semua negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonflik panas Iran vs Israel memantik beragam perhatian dari beberapa negara yang masuk dalam sekutu keduanya.
Baca SelengkapnyaSederet potensi gangguan ekonomi akibat pecah peran Iran-Israel di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia diprediksi merosot jika konflik Iran versus Israel berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaIni sumber-sumber kekayaan Iran hingga bisa serang Israel menggunakan 300 rudal dan drone.
Baca SelengkapnyaUsai libur panjang lebaran, Rupiah makin terpuruk akibat serangan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaTanpa ada konflik Iran vs Israel, rupiah sudah mengalami depresiasi 3,22 persen.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat membantu negara-negara Arab dengan senjata. Tapi diam-diam membantu Israel dengan kucuran uang.
Baca SelengkapnyaPerang intelijen antara Iran dan Israel melibatkan sejumlah agen mata-mata.
Baca Selengkapnya