Militer Taiwan Siaga Tinggi, Segera Perang dengan China?
Kementerian Pertahanan Taiwan menegaskan bahwa militer negara tersebut dalam keadaan siaga yang sangat tinggi.
Setelah mendeteksi keberadaan kapal perang dan kapal penjaga pantai China di perairan sekitarnya, Taiwan mengumumkan bahwa militernya dalam keadaan siaga tinggi. Pada Senin (9/12), Taiwan bahkan melaksanakan latihan kesiapan tempur sebagai langkah antisipasi.
Latihan ini dilaporkan merupakan respons terhadap pembatasan wilayah udara yang diterapkan oleh tentara Beijing di lepas pantai China.
"Menanggapi tindakan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) ini, MND (Kementerian Pertahanan Taiwan) memutuskan untuk memulai latihan kesiapan tempur, dengan mempertimbangkan ancaman musuh, kondisi cuaca, dan posisi taktis," ungkap Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah pernyataan, seperti yang dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (10/12/2024).
Kementerian Pertahanan Taiwan menegaskan bahwa militer berada dalam keadaan siaga "tinggi". Meskipun demikian, hingga saat ini, baik PLA maupun media pemerintah China belum memberikan informasi apapun mengenai peningkatan aktivitas militer di sekitar Taiwan.
China mengklaim bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya, dan Beijing kerap mengerahkan jet tempur serta kapal angkatan laut untuk menegaskan klaim sepihak tersebut. Namun, terdapat spekulasi bahwa China mungkin juga akan menggelar latihan militer sebagai respons atas kunjungan Presiden Taiwan, Lai Ching-te, ke wilayah Pasifik minggu lalu, di mana ia juga sempat singgah di dua lokasi di Amerika Serikat.
Selama kunjungannya di Guam, Lai berbincang dengan Ketua DPR Amerika Serikat dari Partai Republik, Mike Johnson, yang mendapat kritik tajam dari Beijing.
China Beri Peringatan Keras ke Taiwan
Pada Jumat, 6 Desember, Kementerian Luar Negeri China mengingatkan Taiwan bahwa upaya meraih kemerdekaan dengan campur tangan Amerika Serikat pasti akan menemui jalan buntu. Selain itu, Beijing juga meminta Washington untuk berhenti mencampuri urusan terkait Taiwan.
Dalam menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan latihan militer China di sekitar Taiwan setelah kunjungannya, Lai menyatakan, "Mengangkat tinju tidak sebaik membuka tangan."
"Tidak peduli berapa banyak latihan militer, kapal perang, dan pesawat yang dikirim China untuk memaksa negara-negara tetangga, China tidak dapat memenangkan rasa hormat dari negara mana pun," tambahnya.
Kunjungan Lai ke Guam, yang merupakan perjalanan luar negeri pertamanya sejak dilantik pada bulan Mei, bertujuan untuk memperkuat hubungan di kawasan Pasifik. Di wilayah ini, China berusaha mendekati sekutu-sekutu Taiwan.
Meskipun Taiwan menganggap dirinya sebagai negara yang berdaulat dengan pemerintahan otonom, militer, dan mata uang sendiri, Beijing tetap bersikeras bahwa Taiwan adalah bagian dari China. Selain itu, Beijing tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan kekuatan guna menguasai Taiwan.