Situs Kolam Segaran, Peninggalan Abad 15 M, Manfaatnya Bisa Dirasakan sampai Sekarang
Merdeka.com - Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah eksis di Indonesia. Kerajaan Majapahit terletak di Trowulan Mojokerto. Kerajaan Majapahit meninggalkan banyak sekali situs sejarah yang dapat dilihat sampai sekarang.
Salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih terpelihara adalah situs Kolam Segaran. Situs ini merupakan petirtaan buatan yang berbentuk kolam. Situs ini menjadi salah satu dari 32 kolam Majapahit yang masih ada sampai sekarang.
Situs Kolam Segaran selain mengandung nilai sejarah juga memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat setempat. Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Kenapa Situs Watu Kelir penting bagi sejarah? Terlepas dari kondisinya yang memprihatinkan, keberadaan situs Watu Kelir memiliki arti khusus bagi sejarah antara lain sebagai penanda salah satu bentuk karya arsitektural saat perkembangan masa klasik di wilayah klasik dan tanah Jawa.
-
Kolam alami Pagadungan, kenapa menarik? Lokasi ini sayang untuk dilewatkan saat berlibur ke kabupaten berjuluk kota badak itu. Airnya Jernih Mengutip Youtube Traveling All in, tempat pemandian ini menjadi tujuan sejumlah warga lantaran kondisi airnya yang bersih dan jernih.
-
Di mana letak Kolam Sirahna? Ini dia kolam alami Sirahna yang letaknya di pinggir sawah Desa Margaluyu, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Apa yang menarik dari kolam Tajaherang? Ada Kolam Alami di Tengah Sawah Subang, Air Jernihnya Curi Perhatian Terdapat tiga kolam yang airnya mengalir dari celah bebatuan di bukit. Kondisi kolamnya jernih dan curi peratian.
-
Apa yang menarik dari Telaga Sarangan? Telaga Sarangan adalah sebuah danau alami yang terletak di lereng Gunung Lawu, Magetan, Jawa Timur. Tempat ini dikenal karena keindahan alamnya yang menakjubkan dan udara yang sejuk.
-
Dimana Kolam Suci itu ditemukan? Penelitian arkeologi menemukan kolam air tawar suci berusia sekitar 2.500 tahun yang sejajar dengan bintang di Pulau San Pantaleo, Sisilia barat, Italia.
Situs Kolam Segaran
Mengutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, situs Kolam Segaran berada di Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Nama segaran berasal dari bahasa Jawa yang artinya laut.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/balaipelestariankebudayaan7165
Di dalam peta rekonstruksi Ibu Kota Majapahit, situs Kolam Segaran ini berada di depan Keraton dan merupakan simbol Samudramantana (pengadukan lautan susu). Kolam ini memiliki panjang 375 m, lebar 125 m, tinggi 3,16 m, dan lebar dinding 1,6 m.
Luas situs Kolam Segaran mencapai 6 hektare. Pada sudut timur laut dinding sisi luar terdapat dua kolam kecil yang saling berhimpitan, sedangkan di sebelah barat dan sudut timur laut, terdapat saluran air yang menembus dinding sisi utara.
Tempat Hiburan Keluarga Kerajaan
Situs Kolam Segaran yang menampung air dalam jumlah besar ini dibangun bukan tanpa alasan. Sejarawan Ismail Luthfi menuturkan bahwa situs Kolam Segaran ini dahulu dipakai oleh keluarga kerajaan untuk bersenang-senang.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/balaipelestariankebudayaan7165
Hal itu terlihat dari adanya struktur tangga yang mengarah langsung ke kolam. Tujuan dibuatnya tangga itu tentu agar orang yang ada di darat bisa turun dan menikmati air, baik untuk berenang atau menaiki sebuah sampan kecil di kolam tersebut.
“Dengan adanya air yang melimpah di sini, kemudian juga ada struktur tangga di bagian barat turun ke bawah memungkinkan bahwa ada gerakan orang turun ke bawah. Nah, ketika turun pertanyaannya mau apa. Pertama mungkin bisa mau mandi, kedua mereka turun mungkin akan menaiki sampan,” jelas Ismail Luthfi.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/balaipelestariankebudayaan7165
Membuka Peluang Usaha Warga Setempat
Selain sebagai sebuah cagar budaya, situs Kolam Segaran juga memiliki fungsi lain yang secara tidak langsung dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Di sekitar situs Kolam Segaran banyak masyarakat yang membuka usaha sehingga bisa mendatangkan pendapatan kepada mereka.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Ismail Luthfi bahwa pemanfaatan cagar budaya harus bisa dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di sekelilingnya. Bukan semata-mata untuk cagar budaya itu sendiri.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/balaipelestariankebudayaan7165
“Itu memang hal yang perlu kita perhatikan ke depan, bahwa kemanfaatan dari cagar budaya itu memang harus kembali ke masyarakat sekeliling. Bukan semata-mata untuk kepentingan cagar budaya itu sendiri tapi yang paling penting adalah masyarakat sekelilingnya sebagai pemilik utama dari cagar budaya ini,” lanjut Ismail Luthfi. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada masanya, kolam ini tampak sangat megah. Namun kini difungsikan sebagai kolam pemancingan.
Baca SelengkapnyaLokasi pemandian itu cukup strategis karena berada di sebuah lembah. Kolamnya juga jernih, karena bersumber pada sebuah mata air yang airnya tak pernah habis.
Baca SelengkapnyaBanyak yang meyakini jika mencuci muka atau berenang di sini membuat pengunjung awet muda.
Baca SelengkapnyaSungai Cibanten dulu menjadi tonggak kehidupan sosial masyarakat di Banten
Baca SelengkapnyaSerumbung sumur merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813.
Baca SelengkapnyaDanau buatan itu dibangun untuk berbagai macam keperluan, mulai dari tempat rekreasi hingga latihan perang.
Baca SelengkapnyaCandi Simbatan diketahui hanya bisa dilihat satu tahun sekali saat pergantian tahun Islam.
Baca SelengkapnyaPeninggalan masa Kerajaan Sriwijaya berupa kawasan permukiman sekaligus barang-barang yang digunakan manusia pada saat itu.
Baca SelengkapnyaBotol berbahan stoneware sendiri diduga digunakan untuk wadah minuman bersoda
Baca SelengkapnyaPengunjung seolah diajak napak tilas kejayaan Banten Lama, melalui sejumlah peninggalannya di kampung wisata tersebut.
Baca SelengkapnyaMasjid ini jadi sisa peninggalan Kesultanan Banten yang masih tersisa.
Baca SelengkapnyaWisata gratis di Magetan ini suguhkan pemandangan eksotis dan kisah sejarah memikat. Cocok jadi lokasi healing.
Baca Selengkapnya