Terkuburnya Permukiman Megah Peninggalan Mataram Kuno di Lereng Gunung Sindoro
Merdeka.com - Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara yang secara geografis berada di Jawa Tengah. Berbeda dengan corak tunggal kerajaan lain, Mataram Kuno memiliki corak dari kerajaan Hindu-Buddha.
Kerajaan ini memiliki daerah kekuasaan yang cukup luas di Jawa Tengah. Seperti halnya Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Sumbing, dan Sindoro adalah pegunungan di sebelah utara kerajaan Mataram Kuno.
Peradaban yang luas memungkinkan adanya banyak kawasan pemukiman yang sempat berdiri. Sebuah situs yang ditemukan di lereng Gunung Sindoro menguatkan dugaan adanya pemukiman kuno megah yang tertimbun.
-
Kenapa Kerajaan Mataram Kuno menguasai wilayah Jawa Timur? Pada abad kesembilan, Kanjuruhan mulai mengalami kemunduran karena Mataram Kuno mulai mengembangkan pengaruhnya di Jawa Timur.
-
Kenapa Jawa disebut sebagai pusat kerajaan bersejarah? Pulau Jawa adalah pusat dari beberapa kerajaan bersejarah yang berperan penting dalam membentuk budaya dan sejarah Indonesia.
-
Siapa pemimpin pertama Kerajaan Mataram Kuno? Bukti pertama kali mengenai keberadaan Kerajaan Mataram Kuno berasal dari Prasasti Canggal. Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan termasyhur yang pernah berdiri di tanah Jawa.
-
Siapa pendiri Kerajaan Mataram Islam? Panembahan Senapati (Danang Sutawijaya atau Dananjaya) adalah pendiri Kerajaan Mataram Sultanate.
-
Dimana letak kerajaan kuno Banten Girang? Kerajaan itu letaknya berada di hulu teluk Banten.
-
Dimana kerajaan Singasari berada? Legenda Ken Dedes berhubungan dengan munculnya kerajaan Singasari di Jawa Timur.
Situs Liyangan menjadi bukti betapa luasnya kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno. Beberapa benda kuno hingga candi turut tertimbun di kawasan situs ini. Bagaimana potret selengkapnya? Simak informasi berikut.
Sejarah Kerajaan Mataram Kuno (Medang)
©2021 Merdeka.com/Kemendikbud
Kerajaan Mataram Kuno juga dikenal dengan nama Kerajaan Medang. Berdiri pada abad ke-8 oleh Sanjaya dan dipimpin oleh Wangsa Syailendra dan Isyana.
Sebagai kerajaan dengan dua corak yang berbeda, berbagai peninggalan dari kerajaan ini turut beragam. Dua peninggalan yang terkenal adalah Candi Prambanan (Dinasti Syailendra) dan Candi Borobudur (Dinasti Syailendra).
Berdirinya Kerajaan Medang tercatat di dalam prasasti Canggal (732). Prasasti ini menulis bahwa Yawadwipa (Jawa) dahulu dipimpin oleh Raja Sanna yang arif dan adil, serta perwira yang tangkas serta bermurah hati pada rakyatnya.
Sanna tewas dalam peperangan hingga akhirnya tongkat kepemimpinan digantikan oleh keponakannya bernama Sanjaya. Sanjaya menaklukan daerah sekitar kerajaanya dan memerintah di tanahnya yang penuh kedamaian kepada semua rakyatnya.
Permukiman Mataram Kuno (Medang) di Situs Liyangan
©jejakmasa.wordpress.com
Perluasan kekuasaan Kerajaan Medang ternyata juga mencapai lereng Gunung Sindoro. Seperti pada Situs Liyangan di Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Mengutip dari situs petabudaya.belajar.kemendikbud.go.id bahwa situs ini ditemukan pada 2005 oleh penambang pasir setempat. Masyarakat menemukan sebuah candi di kedalaman 8 meter di bawah permukaan tanah.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan Balai Arkeologi Yogyakarta pada periode tahun 2010-2011 mengungkapkan situs tersebut sebenarnya bukan merupakan kompleks percandian. Namun merupakan sebuah desa kuno di zaman Mataram Kuno yang terkubur selama ratusan bahkan ribuan tahun.
Belakangan, ditemukan dugaan bahwa komplek tersebut merupakan pemukiman kuno karena ditemukan juga berbagai barang rumah tangga seperti gerabah, keramik cina, dan artefak.
Terkubur Letusan Gunung Sindoro
©2021 Liputan6.com
Menurut seorang peneliti asal Belanda, Bammelen bahwa kawasan permukiman tersebut diketahui punah lantaran meletusnya Gunung Sindoro pada tahun 1600-1607.
Semua aspek di Situs Liyangan saat ini merupakan bagian dari peradaban yang sempat tertimbun pada saat itu.
Balai Arkeologi Yogyakarta memperkirakan luas kawasan Situs Liyangan mencapai 2 hektar. Namun masih dapat dimungkinkan lebih luas lagi karena banyaknya peninggalan yang masih terkubur di bawah situs tersebut.
Bukan tidak mungkin, kawasan tersebut menjadi kawasan permukiman megah yang pernah berdiri di bawah kekuasaan Kerajaan Medang.
Penemuan Pola Pertanian Kuno
©YouTube/Melawan Lupa Metro TV
Bukti pendukung adanya aktivitas masyarakat kuno di Situs Liyangan adalah ditemukan berbagai bekas lahan pertanian kuno meliputi lahan, sistem pengairan, alat pertanian, hingga tumbuhan dan bahan pangan berbentuk arang.
Selain itu terdapat juga sebuah yoni pipih bundar berdiameter 2 meter yang berperan sebagai jantung pertanian kuno karena berada di tempat yang paling tinggi. Yoni itu juga diduga sebagai pusat tempat upacara sebelum bertani.
Berbagai perkakas juga tertimbun seperti keramik, logam, batu, dan serat kain. Menurut informasi bahwa keramik tersebut berasal dari China pada masa Dinasti Tang. (mdk/thw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jawa Timur termasuk provinsi yang menyimpan bukti sejarah kerajaan-kerajaan besar di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaDi dalam petilasan ini terdapat sebuah batu besar yang digunakan sebagai tempat bertapa Panembahan Senopati
Baca SelengkapnyaKabupaten Malang merupakan kabupaten tertua di Provinsi Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKolam ini juga saksi berdirinya Kerajaan Majapahit.
Baca SelengkapnyaPotret penampakan peninggalan pra-sejarah yang ada di Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaDulunya kawasan lereng Merapi-Merbabu menjadi tempat orang-orang zaman dulu menimba ilmu
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaSebuah foto AI memperlihatkan penampakan proses pemugaran Candi Borobudur.
Baca SelengkapnyaDi candi itulah ditemukan Prasasti Canggal yang menceritakan masa emas pemerintahan Raja Sanjaya
Baca SelengkapnyaBukti pertama kali mengenai keberadaan Kerajaan Mataram Kuno berasal dari Prasasti Canggal.
Baca SelengkapnyaKampung ini memiliki nuansa bersejarah yang kental.
Baca SelengkapnyaSaking berpengaruhnya di masa lalu, makam-makam ini sering diziarahi walau kondisi tidak surut.
Baca Selengkapnya