Kisah Haji Dasril, Orang Kaya Lampung Dirikan Rumah Makan Berkat Nasihat Buya Hamka
Merdeka.com - Berbekal bisnis rumah makan, Haji Dasril St. Bagindo mendapat predikat orang terkaya di Bandar Lampung. Inspirasinya menjalani bisnis rumah makan berasal dari H Abdul Malik Karim Amrullah atau dikenal dengan Buya Hamka.
Dalam satu acara, Dasril bercerita perjalannya mulai berbisnis saat dia merantau dan berjualan pakaian. Namun bisnis berdagang baju dirasa tidak cukup berkembang menurut Dasril.
Hingga satu hari, sekitar tahun 1964, dia bertemu dengan Buya Hamka di Jakarta dan mengutarakan apa yang dirasakan terhadap bisnisnya.
-
Bagaimana Dasaad mulai berbisnis? Memulai kariernya sebagai pengusaha sejak berumur belasan. Karena bisnisnya yang banyak mengambil hasil bumi, Dasaad sering hidup berpindah-pindah, dari Sumatera ke Jawa hingga Singapura.
-
Bagaimana Basrizal memulai bisnis pertamanya? Tanpa keahlian yang mumpuni, Basko bekerja sebagai kernet angkot di Riau. Kemudian, modal dari hasil kernet tadi ia gunakan untuk berjualan petai. Ia termotivasi setelah melihat pedagang petai diserbu oleh pembelinya. Mulai dari situlah, ia memilih untuk berdagang petai.
-
Bagaimana Dina memulai usaha? Dina benar-benar mulai dari nol, dia mempelajari resep dari internet dan YouTube. Dengan modal Rp300 ribu, Dina memproduksi roti Maryam di kos-kosannya.
-
Di mana Rusman memulai bisnis pakaiannya? Dulu kantornya cuma di garasi, terus alhamdulillah sekarang sudah enak dan tiga lantai,' kata Rusman.
-
Kenapa Dina memulai bisnis? 'Sebenarnya telat mengenal bisnis, karena saya fokus ingin jadi PNS, Saya memulai bisnis karena kebutuhan,' kata Dina dalam wawancara pada channel Youtube Naik Kelas.
-
Dimana Anas memulai berjualan? Sejak remaja, Anas sudah mulai bekerja serabutan untuk membantu keuangan keluarganya. Bahkan, dulu ia sempat bekerja menjadi pedagang kasongan di terminal Pasar Banto, Bukittinggi.
Kepada Buya Hamka, dia bertanya usaha apa yang sekiranya pas untuk dijalani Dasril. Saat itu, Buya Hamka menjawab bahwa setiap orang plesir tentu rumah makan menjadi tujuan yang paling dicari.
Mendengar jawaban itu, Dasril terbesit untuk memulai usaha rumah makan. Namun dia masih ragu. Sebab saat itu, usaha berjualan kecil-kecilan di Jalan Bengkulu, Pasar Mambo, Tanjungkarang, belum cukup kuat untuk membuka rumah makan.
Motivasi Buya Hamka
Namun begitu, Buya Hamka terus memberikan motivasi bahwa dengan membuka rumah makan itu tidak hanya mendapat peluang yang besar, namun juga akan mendapat keberkahan yang banyak, dan terus menerus. Alasannya, setiap akan makan seseorang senantiasa membaca bismillah dan seusai makan membaca alhamdulillah.
Pesan itu kemudian memantapkan Dasril untuk membuka rumah makan. Selangkah demi selangkah, dia akhirnya bisa membuka rumah makan di depan Pasar Bambu Kuning yang diberi nama Begadang.
Dalam waktu yang tidak sebentar, pria yang hanya tamat Sekolah Rakyat di Jambi tahun 1956 tersebut hingga tahun 2018 telah memiliki rumah makan yang ke-6 dalam naungan Begadang Group, yaitu RM Begadang Resto di depan Taman Kota Kupang Telukbetung, Bandar Lampung.
Sosok yang sempat dimasukan dalam lima orang terkaya di Lampung itu juga memiliki Hotel Nusantara Syariah yang bersebelahan dengan Begadang V, di Jalan Soekarno-Hatta, Sukabumi Indah, Bandar Lampung.
Masih ada Restoran Begadang 2 di Jl Diponegoro Enggal, Bandar Lampung, dan Restoran Begadang 3 di Jl Lintas Sumatera, Brantiraya, Natar, Lampung Selatan, serta Restauran Begadang IV di Jl Raya Bakauheni KM 15 Srengsem Panjang Bandar Lampung.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok pengusaha sukses ini dulunya sempat hidup serba susah, pernah bekerja sebagai kernet angkot sampai sang ibunda dihina oleh tetangganya sendiri.
Baca SelengkapnyaSetiap tahun, Dini memberangkatkan satu karyawannya pergi umroh.
Baca SelengkapnyaSetelah satu tahun usaha sambal bakarnya berjalan, modal awal yang Rizal gunakan untuk membuka usaha tersebut telah kembali.
Baca SelengkapnyaTabungan orang tua Ilham bahkan ludes untuk menyuntikan modal usahanya.
Baca SelengkapnyaNanang tersadar, mengakhiri hidup bukanlah solusi terbaik menghadapi masalah yang saat ini sedang mendera.
Baca SelengkapnyaMeski terlahir dari keluarga biasa jika terus berusaha dan bekerja keras, tentu akan menghasilkan sesuatu yang bernilai.
Baca SelengkapnyaSalah satu keunggulan perusahaan batik miliknya adalah strategi komunikasinya
Baca SelengkapnyaKesuksesan akan bergantung pada kerja keras yang dilakukan seseorang.
Baca SelengkapnyaDedi bercerita bahwa awal mula usahanya berjualan baju secara online pada 2016, namun harus tutup.
Baca SelengkapnyaKesuksesan ritel ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial bagi Ahmad, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaMemulai usaha tak harus menunggu lulus kuliah. Pemuda asal Tulungagung, Jawa Timur ini bertekad memiliki penghasilan sendiri sedini mungkin.
Baca SelengkapnyaPaman Amru bersedia menjadi mentor baginya tanpa bayaran, alias gratis. Bahkan, sang paman bersedia membantu Amru sampai satu bulan pertama.
Baca Selengkapnya