Ahli Geologi Temukan Dua 'Jejak' Alien di Batu Meteor, Belum Pernah Ada di Bumi Sebelumnya
Batu meteor ini berasal dari pecahan komet seberat 15.000 kilogram.
Batu meteor ini berasal dari pecahan komet seberat 15.000 kilogram.
-
Bagaimana hujan meteor terjadi? Hujan meteor pada dasarnya adalah puing-puing luar angkasa yang jatuh melalui atmosfer bumi, dan terbakar saat masuk ke atmosfer.
-
Apa itu hujan meteor? Hujan meteor adalah suatu fenomena alam luar angkasa yang terjadi ketika meteor jatuh terbang di angkasa.
-
Di mana puing-puing komet yang menyebabkan hujan meteor berasal? Komet umumnya tidak tersusun dari bongkahan batuan padat. Inti komet terdiri dari kombinasi bahan es dan 'batuan' atau 'tanah' yang terkonsolidasi secara longgar.
-
Bagaimana meteoroid bisa 'jatuh' ke Bumi? Saat meteorid menghantam satu sama lain di angkasa, serpihannya masuk ke Bumi. Serpihan tersebut, tersebar di langit dan jatuh di dataran Bumi.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang meteor yang ditemukan di dasar Samudra Pasifik? Profesor sains asal Universitas Harvard itu percaya bahwa meteor seukuran bola basket yang jatuh di lepas pantai Papua Nugini berasal dari luar tata surya.
-
Bagaimana para ilmuwan menemukan bahwa mata panah terbuat dari meteorit? Bahan meteorit yang digunakan untuk membuat mata panah menjalani pengujian ilmiah oleh para peneliti Swiss untuk mengungkap komposisi logamnya. Hasil dari pengujian itu cukup jelas, mengungkapkan bahwa komposisi dalam mata panah itu pernah melakukan perjalanan melintasi tata surya.
Ahli Geologi Temukan Dua 'Jejak' Alien di Batu Meteor, Belum Pernah Ada di Bumi Sebelumnya
Ahli geologi baru-baru ini menemukan dua mineral asing yang belum pernah ditemukan di Bumi dalam sebuah batu meteorit di Somalia. Sebuah pecahan kecil seberat 70 gram yang berasal dari komet yang jatuh dengan berat 15.000 kilogram yang dikenal sebagai El Ali mengandung bijih alien.
Para ilmuwan menemukan mineral tak dikenal itu di dalam meteorit tersebut saat mengambil sepotong sampel. Setelah menganalisis segmen tersebut di laboratorium, barulah para ilmuwan menyadari mereka telah menemukan sesuatu yang benar-benar baru.
Dikutip dari Greek Reporter, Minggu (7/7), para peneliti, ilmuwan, dan ahli geologi sangat gembira dengan penemuan ini karena dapat membantu mereka semakin memahami asteroid dan bagaimana mereka terbentuk serta kemungkinan menemukan lebih banyak lagi hal serupa.
"Setiap kali Anda menemukan mineral baru, itu berarti kondisi geologi sebenarnya, kimia batuan tersebut, berbeda dari yang ditemukan sebelumnya. Inilah yang membuatnya menarik: Dalam meteorit khusus ini, Anda memiliki dua mineral yang dideskripsikan secara resmi dan merupakan hal baru bagi sains," jelas kurator dan profesor di Departemen Ilmu Bumi dan Atmosfir Universitas Alberta, Chris Herd, seperti dilaporkan majalah Live Science.
Herd menamakan salah satu mineral tersebut "elaliite", diambil dari nama meteor El Ali. Mineral lainnya diberi nama "elkinstantonite" diambil dari nama Profesor Lindy Elkins-Tanto, wakil presiden Interplanetary Initiative di Arizona State University.
Elkins-Tanto terkenal karena penelitiannya terkait formasi asteroid. Itulah alasan Herd memberikan nama tersebut.
"Lindy telah melakukan banyak penelitian tentang bagaimana inti planet terbentuk, bagaimana inti besi-nikel ini terbentuk, dan analogi terdekat yang kita miliki adalah meteorit besi. Jadi masuk akal untuk menamai suatu mineral dengan namanya dan mengakui kontribusinya terhadap sains," jelas Herd.
Meteor El Ali terdiri dari 300 lebih element IAB dan besi yang tidak dikenal. Meski demikian, penemuan sesuatu yang asalnya bukan asli Bumi mengejutkan semua orang. Hal ini ditegaskan oleh rekan Herd, Dr. Andrew Locock.
“Pada hari pertama dia melakukan beberapa analisis, dia berkata, 'Anda mendapatkan setidaknya dua mineral baru di sini,'” kata Locock.
Herd memanggil rekannya, Locock, untuk mempelajari segmen yang mereka temukan. Locock ahli dalam mengidentifikasi mineral yang sebelumnya tidak diketahui dan memiliki banyak pengetahuan tentang bagaimana asteroid terbentuk.
Para peneliti menemukan meteorit El Ali pada tahun 2020. Menurut IFLScience, benda ini memiliki sejarah panjang dalam budaya lisan dan cerita rakyat kuno masyarakat Saar di Somalia ribuan tahun sebelum para ilmuwan Barat mempelajarinya.
Bangsa Saar menyanyikan lagu-lagu misteri, keperkasaan, dan keajaibannya selama lebih dari lima abad. Mereka juga mengagungkannya dalam puisi dan tarian dan bahkan menggunakannya untuk mengasah pisau, mungkin karena kepraktisan.