Arkeolog Kaget, Manusia Purba Ini Sudah Memakai Lem untuk Bikin Perkakas Batu
Arkeolog Kaget, Manusia Purba Ini Sudah Memakai Lem untuk Membuat Perkakas Batu
Penemuan ini merupakan contoh tertua dari jenis perekat di Eropa.
-
Di mana tim arkeolog menemukan perkakas batu dan kerangka manusia purba? Saat menjelajahi gua di Jerman, tim arkeolog menemukan koleksi langka artefak dan kerangka manusia purba, termasuk beruang gua.
-
Di mana fosil manusia purba ditemukan? Fosil ini ditemukan di gua Heaning Wook Bone di Cumbria, Inggris.
-
Kapan para arkeolog menemukan fosil manusia purba spesies baru ini? Dilansir Ancient Origins, arkeolog pertama kali menemukan fosil ini di Hualongdong, China Timur pada 2019 lalu.
-
Bagaimana arkeolog mengetahui tanda "like" purba itu? Gambar-gambar gua ini sudah ada sebelum munculnya media sosial sekitar 17.000 tahun yang lalu. Para arkeolog menyebutnya sebagai penemuan “sekali seumur hidup”. Mereka menyebut temuan ini bukti paling awal dari “like” di bagian gua yang belum dijelajahi sebelumnya.
-
Bagaimana cara para arkeolog meneliti isi gua purba tersebut? Arkeolog di Spanyol menerbangkan drone untuk meneliti isi gua purba yang letaknya sulit dijangkau.
-
Siapa yang menemukan fosil manusia purba di Pulau Jawa? Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Jacob adalah salah satu murid dari von Koenigswald, seorang Paleontolog dan geolog berkebangsaan Jerman-Belanda yang menemukan fosil manusia purba di Pulau Jawa.
Arkeolog Kaget, Manusia Purba Ini Sudah Memakai Lem untuk Bikin Perkakas Batu
Sekitar 40.000 tahun lalu, spesies manusia purba Neanderthal tinggal di wilayah yang kini dikenal sebagai Prancis dan menggunakan gagang perkakas yang dibuat dengan menggunakan bahan perekat khusus.
Penemuan ini merupakan contoh tertua dari jenis perekat di Eropa dan menjadi bukti kecerdasan Neanderthal.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Kemajuan Ilmu Pengetahuan ini melibatkan para ahli dari Universitas New York, Universitas Tübingen, dan Museum Nasional di Berlin.
- Arkeolog Temukan Kuburan Massal Prajurit Berusia 5.000 Tahun, Jadi Bukti Ganasnya Perangnya Zaman Batu
- Arkeolog Temukan Makam Dua Bocah Laki-Laki Berusia 1.600 Tahun, Dikubur Bersama Hewan dan Perhiasan Emas
- Arkeolog Temukan Makam 'Wali Kota' Zaman Batu Berusia 6.800 Tahun, Dikubur Bersama Gigi Babi Hutan
- Arkeolog Temukan 2.000 Pahatan Batu Berusia 2.100 Tahun, Dibuat Seniman yang Kecanduan Narkoba, Di Sini Lokasinya
Dr. Patrick Schmidt dari Universitas Tübingen dan Dr. Ewa Dutkiewicz dari Museum Prasejarah dan Sejarah Awal di Museum Nasional di Berlin memimpin penelitian ini.
Mereka melakukan pengamatan terhadap artefak dari situs Neanderthal bernama Le Moustier di Dordogne untuk mengidentifikasi tanda-tanda penggunaan perekat kuno.
Mencari tahu bagaimana manusia purba membuat dan menggunakan perekat adalah hal yang penting karena memberikan kita bukti kuat tentang bagaimana budaya dan kemampuan berpikir mereka berkembang seiring berjalannya waktu.
Peralatan batu dari Le Moustier disimpan dalam koleksi Museum Prasejarah dan Sejarah Awal dan belum pernah dipelajari secara menyeluruh sebelumnya.
“Peralatan yang sangat terawat ini mengungkapkan teknik yang sangat mirip dengan yang digunakan manusia purba di Afrika, tetapi dengan sentuhan Neanderthal yang unik,” jelas Radu Iovita, seorang profesor di Pusat Studi Asal Usul Manusia di NYU, seperti dilansir laman Greek Reporter.
Para peneliti menemukan bekas campuran oker dan bitumen pada berbagai peralatan batu seperti pengikis, serpihan, dan pisau.
Oker adalah pigmen alami yang ditemukan di dalam bumi, sementara bitumen merupakan komponen aspal yang bisa ditemukan dalam minyak mentah atau secara alami di tanah.
Dr. Schmidt menjelaskan penemuan mereka mengejutkan karena campuran perekat tersebut ternyata terdiri lebih dari separuh oker.
Meskipun aspal secara alami bisa merekat sendiri, penambahan oker ternyata memperkuat daya rekatnya.
Dalam uji coba, para peneliti menambahkan oker ke dalam aspal cair dan menemukan kombinasi ini menghasilkan bahan yang cukup lembut untuk dibentuk menjadi gagang perkakas, tetapi tidak terlalu lengket sehingga tidak akan membuat tangan kotor.
Para peneliti bekerja sama dengan Universitas New York untuk memeriksa tanda-tanda keausan pada peralatan batu tersebut di bawah mikroskop. Hasilnya menunjukkan perekat pada peralatan dari Le Moustier memang digunakan dengan cara ini.