Arkeolog Temukan Dua Tongkat Berusia 12.000 Tahun, Bukti Praktik Sihir dan Perdukunan Tertua di Dunia
Tongkat ini meninggalkan bekas sedikit terbakar di salah satu ujungnya.
Tongkat ini meninggalkan bekas sedikit terbakar di salah satu ujungnya.
-
Kenapa arkeolog pertama di dunia menginginkan koleksi artefak kuno? Koleksi benda yang disimpan adalah spesimen sejarah dan zaman kuno dari negaranya, hal ini menyatakan bahwa dia merupakan seorang pria dengan pengetahuan yang tinggi.
-
Siapa yang memimpin tim arkeolog yang menemukan artefak-artefak kuno di Turkistan? Pemimpin ekspedisi Aleksandr Podushkin, arkeolog di Universitas Ozbekali Zhanibekov, mengatakan negara bagian Kangju adalah sebuah federasi yang terdiri dari berbagai macam orang, termasuk, pada saat itu, kelompok-kelompok nomaden Sarmatian, Xiongnu, dan Saki (yang mungkin saja merupakan orang Skit).
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di Australia? Ilmuwan di Australia menemukan fosil dinosaurus jenis pterosaurus berusia 100 juta tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di makam kuno di wilayah Segzabad? Arkeolog dari Universitas Tehran menemukan sisa-sisa tengkorak bocah berasal dari 3.000 tahun lalu selama penggalian di sebuah situs pemakaman kuno di wilayah Segzabad, Provinsi Qazvin, di Iran.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Australia? Ilmuwan menemukan fosil mata terbaik di dunia, yang kondisinya masih sangat terpelihara dengan baik.
Arkeolog Temukan Dua Tongkat Berusia 12.000 Tahun, Bukti Praktik Sihir dan Perdukunan Tertua di Dunia
Dua tongkat kayu ditemukan di sebuah gua di Australia, menunjukkan tanda-tanda pembuatan yang sangat mirip dengan praktik sihir dan perdukunan Aborigin yang dijelaskan pada abad ke-19. Tongkat ini diperkirakan berusia 11.000 sampai 12.000 tahun, menjadikannya sebagai bukti praktik sihir tertua di dunia.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature in Human Behaviour, penemuan ini mungkin mewakili ritual tertua yang diketahui dan diwariskan secara budaya—yang masih ada di kalangan masyarakat lokal sejak zaman es terakhir hingga zaman kolonial.
Dikutip dari Arkeonews, Selasa (2/7), tongkat ini ditemukan di Gua Cloggs, Gipplsland, Victoria, Australia tenggara, yang merupakan situs arkeologi yang kaya. Menurut penelitian sebelumnya, aktivitas manusia di gua ini berlangsung sejak 25.000 tahun lalu.
- Arkeolog Temukan Ratusan Artefak Batu Giok Berusia 5.000 Tahun, Ada yang Berbentuk Naga Hijau dan Jangkrik
- Arkeolog Takjub, Tanaman Langka Berusia 3.000 Tahun Ini Ditemukan Masih Terikat Pada Gelang Zaman Perunggu
- Arkeolog Temukan Tongkat Sihir Berusia 12 Ribu Tahun di Dalam Gua di Australia, Diduga Milik Dukun buat Menyantet Musuh
- Arkeolog Temukan Karya Seni Batu Cadas Berusia 4.000 Tahun, Ada Gambar Daun dan Tongkat Manusia
Gua Cloggs ini berada di tanah yang ditinggali orang-orang GunaiKurnai. Pada 2009, perwakilan masyarakat GunaiKurnai menyatakan mereka ingin sejarah mereka diselidiki dengan memadai dan mulai bekerja sama dengan ahli antropologi Universitas Monash.
Sekitar 6.000 tahun lalu, sebagian besar gua berubah menjadi lubang runtuhan,
yang mengakibatkan munculnya benda-benda dari berbagai zaman.
Profesor Bruno David dan rekan-rekannya memutuskan untuk berkonsentrasi pada bagian gua yang tidak rusak akibat longsor. Sebatang pohon Casuarina sepanjang 40 sentimeter yang sedikit terbakar dan dikelilingi bebatuan kapur muncul dari perapian seukuran tangan. Tongkat tersebut diberi penanggalan karbon yang berumur sekitar 12.000 tahun, menjadikannya artefak kayu tertua yang masih ada yang ditemukan di Australia.
Kayu apa pun jarang bisa bertahan selama itu, dan tongkat tersebut menunjukkan kualitas sangat menakjubkan. Tanda gosong di salah satu ujungnya menunjukkan benda itu telah dibakar sebentar di dalam api yang tidak terlalu panas.
Tongkat tersebut mengandung lemak manusia atau hewan, dan ranting-ranting yang bercabang telah dipotong dengan hati-hati.
Penggalian lebih lanjut menemukan batang Casuarina serupa, kira-kira seribu tahun lebih muda, namun diproses dengan cara yang sama. Penelitian lebih lanjut menghasilkan gambaran yang lebih komprehensif: Kedua batang kayu tersebut diletakkan di atas perapian kecil, yang hanya berupa pagar batu seukuran pohon palem yang dipenuhi rumput dan abu ranting yang sepertinya baru saja terbakar dalam waktu yang sangat singkat.
Tongkat tersebut, yang lebih tua panjangnya sekitar 40 sentimeter dan yang lebih muda panjangnya sekitar setengahnya, berasal dari dua spesies Casuarina, pohon pinus berbunga asli Australia yang memiliki sejarah panjang dalam penggunaan upacara.
Terkait penggunaan tongkat, para peneliti melakukan analisis teks etnografi tua. Pada 1887, ahli geologi pemerintah, Alfred Howitt menggambarkan ritual para penyihir yang disebut "mulla-mullung" oleh masyarakat lokal. Teks etnografi lainnya juga menghubungkan tongkat itu dengan sihir.
Dalam analisisnya, Howitt menulis praktik sihir pada masa itu dilakukan untuk mengobati orang sakit atau untuk mengutuk musuh. Analisis ini berdasarkan hasil observasi sendiri dan pengakuan dari orang Aborigin. Hasil analisis ini cocok dengan bukti yang ditemukan di dalam gua.
Menurut Bruno David, penulis utama studi dan arkeolog di Universitas Monash, bukti arkeolog dan analisis etnografi menunjukkan seberapa lama tradisi Aborigin ini bertahan.
"Itu bertahan selama 12.000 tahun, ilmu yang turun menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya, dari sebuah praktik kultural yang masih bertahan hampir sepanjang 500 generasi," jelas David.
"Itu sungguh menakjubkan."