Arkeolog Temukan Fosil Manusia Purba Berusia 6.000 Tahun Saat Menggali 9 Kuburan, Ada Kalung Berhiaskan Ribuan Manik-Manik
Struktur makam yang ditemukan arkeolog berbeda dari pemakaman kuno pada umumnya.
Sekelompok arkeolog Turki menemukan tengkorak yang diperkirakan berusia 6.000 tahun di salah satu dari sembilan makam selama penggalian di distrik Afsin, Kahramanmaras, Turki.
Elif Basturk, seorang arkeolog dari Universitas Ahi Evran dibantu Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki melanjutkan penggalian di gundukan lainnya di lingkungan Tanir.
-
Siapa yang memimpin tim arkeolog yang menemukan artefak-artefak kuno di Turkistan? Pemimpin ekspedisi Aleksandr Podushkin, arkeolog di Universitas Ozbekali Zhanibekov, mengatakan negara bagian Kangju adalah sebuah federasi yang terdiri dari berbagai macam orang, termasuk, pada saat itu, kelompok-kelompok nomaden Sarmatian, Xiongnu, dan Saki (yang mungkin saja merupakan orang Skit).
-
Siapa yang memimpin penelitian tentang fosil kera di Turki? "Temuan kami lebih lanjut mengusulkan bahwa hominin tidak hanya berevolusi di Eropa Barat dan Tengah, tetapi juga menghabiskan lebih dari lima juta tahun untuk berevolusi di sana sebelum menyebar ke Mediterania timur, dan akhirnya bermigrasi ke Afrika.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Turki? Arkeolog di Turki menemukan prasasti atau lempengan batu saat melakukan penggalian di kastil Silifke yang terletak di atas bukit di Provinsi Mersin.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Turki? Arkeolog yang menggali di kawasan selatan Turki, tepatnya di Gundukan Accana atau dikenal sebagai Eski Alalah, menemukan sebuah prasasti huruf paku berusia 3.500 tahun yang berisi tulisan daftar belanjaan.
-
Apa nama fosil kera yang ditemukan di Turki? Studi ini menyarankan kemungkinan nenek moyang manusia dan kera Afrika berevolusi di Eropa sebelum mereka bermigrasi ke benua Afrika antara sembilan hingga tujuh juta tahun lalu.
Dilansir Anadolu pada Selasa (24/9), Basturk mengatakanYassihoyuk selalu menjadi daerah penting karena lokasinya.
"Kami menemukan lapisan prasejarah di tempat yang sama sekali tak terduga, tepat di bawah bangunan Zaman Besi Akhir, di bagian gundukan yang relatif tinggi,” kata Basturk.
“Bangunan besar di belakang kami dibangun di sini dalam bentuk teras selama Zaman Besi Akhir, dan mereka melucuti semua lapisan di bawahnya hingga 4000 SM," imbuhnya.
Para peneliti mengidentifikasi sembilan makam dan berhasil mengungkap temuan penting termasuk tengkorak yang dibentuk secara sengaja.
"Hal ini terungkap di dalam kuburan tembikar. Kerangka itu milik seorang anak, berusia sekitar 10 hingga 12 tahun, dan kami yakin individu ini dipilih dan dianggap istimewa," ungkapnya.
- Arkeolog Temukan Fosil Bayi Bermata Biru Berusia 17.000 Tahun, Kulitnya Gelap Berambut Keriting
- Arkeolog Temukan Mata Tombak Berusia 50.000 Tahun Terbuat dari Tulang Kuda, Ini Spesies Manusia yang Membuatnya
- Arkeolog Temukan Ketapel Berburu Berusia 4.000 Tahun, Digunakan Manusia Prasejarah Sejak Zaman Batu
- Arkeolog Temukan Kuil Berusia 4.000 Tahun Bersama Kerangka Manusia, Terkubur di Bawah Gurun Pasir
Mereka mengatakan struktur makam itu berbeda dari yang lain, dan lebih banyak dihiasi dengan perhiasan manik-manik dan tulang sehingga tampak sebagai temuan yang unik.
Ini mungkin merupakan cara yang dipakai untuk menandai tempat seseorang yang istimewa di masyarakat untuk membedakannya dari yang lain.
Kalung Manik-Manik
Selain temuan tengkorak, Basturk dan timnya juga menemukan kalung yang terbuat dari 820 manik-manik di kuburan lain yang berasal dari tahun 4000 SM yang ternyata milik seorang bayi.
Para peneliti menambahkanm di bawah lapisan dari 4000 SM, mereka mulai menemukan struktur Neolitikum Akhir dari 6000 SM. Pada lapisan ini, mereka menemukan tengkorak yang terkubur di bawah lantai sebuah rumah yang kemungkinan berhubungan dengan pemujaan leluhur.
Basturk juga mengamati luka-luka dan bekas goresan pada tengkorak, yang kemungkinan disebabkan oleh alat tajam selama proses pengelupasan kulit. Dia menyimpulkan, ada berbagai jenis praktik semacam itu tetapi data yang mereka miliki belum cukup untuk analisis lebih rinci.
Basturk dan timnya berharap mereka dapat terus menemukan penemuan penting dari setiap periode di Yassihoyuk.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti