Arkeolog Temukan Makam Pendeta Berusia 3.000 Tahun, Jasadnya Dikubur dengan Wajah Menghadap ke Bawah
Jasad pendeta yang ditemukan dalam makam kuno ini dikubur dengan posisi yang aneh.
Arkeolog Temukan Makam Pendeta Berusia 3.000 Tahun, Jasadnya Dikubur dengan Wajah Menghadap ke Bawah
Arkeolog Temukan Makam Pendeta Berusia 3.000 Tahun, Jasadnya Dikubur dengan Wajah Menghadap ke Bawah
Sebuah penemuan arkeologis yang menarik telah terjadi di utara Peru. Sebuah makam berusia sekitar 3.000 tahun yang diduga merupakan makam seorang pendeta kuno ditemukan di situs arkeologi Pacopampa.
Tim arkeolog dari Peru dan Jepang bekerja sama dalam penemuan ini, yang mengungkapkan ritual keagamaan kuno di wilayah tersebut.
Sumber: Ancient Origins
-
Siapa yang dimakamkan di makam kuno berusia 3.000 tahun di Peru? Para arkeolog di Peru utara telah menemukan sebuah makam berusia 3.000 tahun. Arkelog meyakini makam ini mungkin merupakan penghormatan bagi seorang pemimpin agama elit di negara Andes 3.000 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Peru? Arkeolog di Peru menemukan kuil yang digunakan untuk upacara berusia 4.000 tahun. Selain itu, ditemukan juga kerangka manusia di dalam kuil tersebut.
-
Bagaimana arkeolog menentukan usia makam kuno tersebut? Penelitian awal mengatakan makam tersebut berbentuk kerucut yang terpotong, berasal dari masa Praklasik Tengah sekitar 1200 hingga 400 SM. Namun, berdasarkan karakteristik bahan yang terbentuk, makam tersebut berasal mendekati masa Praklasik Awal sekitar 2500 hingga 1200 SM.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kuil kuno berusia 2.800 tahun di Yunani? Para arkeolog yang sedang menggali sebuah kuil kuno berusia 2.800 tahun di sebuah tempat suci di Yunani menemukan serangkaian artefak menarik. Mereka juga menemukan sayap tanah liat yang kemungkinan adalah bagian dari sphinx atau putri duyung, serta sebagian dari sebuah kalung emas.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di makam kuno Wuwangdun? Penggalian situs makam Wuwangdun di Provinsi Anhui, China timur, mengungkap temuan yang luar biasa—tumpukan daun dengan uratnya yang masih terlihat jelas.
Foto: Kementerian Kebudayaan Peru
Makam Dangkal
Makam ini memiliki bentuk bulat sempurna dengan diameter sekitar 3 meter. Kedalamannya lumayan dangkal, hanya sekitar 1 meter.
Jasad Pendeta
Di dalamnya, ditemukan jasad seorang pendeta yang diletakkan dengan kepala menghadap selatan dan kaki terlipat mengarah ke utara. Yang menarik, pendeta ini dikubur dengan wajah menghadap ke bawah, meskipun alasannya tetap misteri.
Artefak Kuno
Dalam makam ini, beberapa barang seremonial ditemukan di sekitar jasad pendeta tersebut. Di sampingnya terdapat mangkuk-mangkuk keramik berbentuk bola kecil, sebagian di antaranya dihiasi dengan motif tertentu. Beberapa artefak lain, seperti spatula tulang yang diukir dan sepasang mangkuk hias yang mungkin digunakan sebagai segel, juga ditemukan di samping jasad.
"Penemuan ini sangat penting karena dia adalah salah satu pendeta pertama yang mulai menguasai kuil-kuil di Andes utara negara itu."
Yujo Seki, ahli arkeologi dan pemimpin ekspedisi Jepang.
- Sedang Menggali Daerah Rawa, Arkeolog Temukan Tujuh Pedang Berusia 3.000 Tahun
- Arkeolog Temukan Biji Anggur Berusia 3.500 Tahun, Begini Bentuknya
- Arkeolog Temukan Gua yang Dipenuhi Lukisan Berusia 24.000 Tahun, Dibuat dengan Tanah Liat
- Makam Dukun Berusia 3.000 Tahun Ditemukan, Isinya Bikin Arkeolog Terheran-heran
Sumber: Ancient Origins
Selain makam pendeta ini, di situs arkeologi Pacopampa juga ada makam-makam lain dari tokoh-tokoh agama yang dihormati. Beberapa makam berisi barang-barang berharga, seperti anting emas dan kalung kerang.
Foto: Kementerian Kebudayaan Peru
Semua penemuan ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kehidupan dan ritual keagamaan suku Pacopampa yang berkembang sekitar 3.000 tahun yang lalu. Penemuan ini merupakan bagian dari proyek arkeologi Pacopampa yang telah berlangsung sejak 2005.
Proyek Kolaboratif
Proyek ini adalah upaya kolaboratif antara arkeolog dari Museum Etnologi Nasional Jepang dan Universitas Nasional San Marcos Peru. Penemuan baru-baru ini menambah pemahaman kita tentang sejarah dan budaya kuno di wilayah tersebut.