Arkeolog Temukan Monumen Megalitikum dari Abad Kedua Sebelum Masehi, Dijadikan Tempat Ibadah Para Penambang
Monumen ini diberi nama "Taskamal" yang berarti "benteng batu".
Para arkeolog menemukan dan menyelidiki sebuah monumen megalitikum di distrik Burabay, wilayah Akmola, Kazakhstan, yang berasal dari abad kedua atau milenium kedua SM. Menurut para arkeolog, monumen ini sangat terkait dengan aktivitas pertambangan pada masa tersebut dan kemungkinan dijadikan tempat ibadah bagi para penambang.
Monumen ini diberi nama "Taskamal" yang berarti "benteng batu" dalam bahasa Kazakh.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kazakhstan? Arkeolog dari L. N. Gumilyov Eurasian National University, Kazakhstan menemukan piramida stepa (padang rumput luas) berukuran sangat besar yang berasal dari Zaman Perunggu.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di kuburan di Turkistan, Kazakhstan? Para arkeolog menemukan perhiasan emas, mata panah, dan cermin perunggu besar dari kuburan berusia sekitar 2.000 tahun di wilayah Turkistan, Kazakhstan selatan.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Uzbekistan? Para Arkeolog dari China dan Uzbekistan berhasil menemukan sebuah pemukiman kuno yang berasal dari abad ke-8 SM di Uzbekistan, tepatnya dekat sungai Surkhandarya.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di makam kuno di wilayah Segzabad? Arkeolog dari Universitas Tehran menemukan sisa-sisa tengkorak bocah berasal dari 3.000 tahun lalu selama penggalian di sebuah situs pemakaman kuno di wilayah Segzabad, Provinsi Qazvin, di Iran.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kota kuno Perperikon? Arkeolog menemukan dua altar di kota kuno Perperikon di Thracia, Bulgaria. Altar ini digunakan untuk pembuatan anggur suci dan yang lainnya untuk penumbalan hewan.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
Hasil penelitian terkait bangunan kuno ini diterbitkan oleh Dr. Sergey Yarygin dan Dr. Sergazy Sakenov, peneliti dari Institut Arkeologi Margulan, dan Zerrin Aydin Tavukcu dari Universitas Ataturk Turki.
Penelitian ini terfokus pada pencatatan arsitektur monumen dan pemahaman konteks budaya dan kronologisnya, namun juga memberikan wawasan penting mengenai pemahaman aktivitas penambangan emas di Akhir Zaman Perunggu, seperti dikutip dari Arkeonews, Senin (2/9).
Berdasarkan perbandingan masing-masing komponen kompleks, metode pembangunan, dan fitur arkeologi—terutama, gambar banteng yang sedang berbaring—penanggalan awal monumen ini berasal dari milenium kedua SM atau Zaman Perunggu Akhir di Asia Tengah, suatu masa transformasi sosial, teknologi, dan ekonomi yang signifikan.
Daerah Tambang
Para arkeolog meyakini monumen ini dibangun selama berlangsungnya aktivitas pertambangan emas di Burabay dan terkait dengan ekstraksi emas.
Seperti komunitas lain di Kazakhstan Utara, populasi yang tinggal di Burabay selama Zaman Perunggu Akhir terlibat dalam ekstraksi, pemrosesan, dan perdagangan polimetalik internasional. Tingginya jumlah tambang emas di sekitar Burabay memberikan bukti adanya eksploitasi pada zaman dahulu, yang menunjukkan bahwa masyarakat lokal terutama fokus pada penambangan emas.
- Arkeolog Temukan Perisai Romawi di Suriah Kuno, Berusia 1.800 Tahun Milik Prajurit yang Tewas dalam Pertempuran Abad ke-2
- Menggali Selama 10 Tahun di Benteng Romawi, Arkeolog Akhirnya Temukan Plakat Emas dari Abad Kedua Masehi
- Arkeolog Temukan Makam Prajurit Zaman Besi dari Abad Ke-3 SM, Berisi Pedang dan Perisai
- Arkeolog Temukan 13 Makam dari Abad Pertama Masehi, Ada Kerangka Manusia Sampai Kuda
Selain banyaknya simpanan emas di daerah tersebut dan bukti penambangan kuno di dekatnya, kompleks Taskamal memiliki tujuan yang sangat penting bagi komunitas prasejarah yang membangunnya. Faktor-faktor ini mendukung hipotesis bahwa kompleks Taskamal mungkin ada hubungannya dengan aktivitas penambangan emas di Abad Pertengahan Perunggu.
Jika hipotesis ini terbukti benar, hipotesis ini akan menjelaskan hubungan kompleks antara praktik ekonomi, ritual, dan sosial pada masyarakat Zaman Perunggu di Asia Tengah.
Namun, para peneliti menekankan perlunya mendapatkan tanggal yang tepat untuk memperbaiki kronologi situs tersebut, untuk melakukan analisis geokimia yang dapat mengkonfirmasi secara pasti hubungan kompleks tersebut dengan penambangan emas, dan untuk melakukan studi regional yang lebih luas untuk mengontekstualisasikan Taskamal dalam lanskap arkeologi yang luas dan kompleks di Asia Tengah.
Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Archaeological Research in Asia