Di Belantara Amazon, Arkeolog Temukan Kota Kuno yang Hilang dari 2.500 Tahun Lalu, Ada Sawah dan Alun-Alun
Peneliti menemukan jaringan kota kuno itu dengan teknologi pengindaraan jauh (LiDAR)
Para peneliti dari Prancis menemukan sebuah kota kuno peninggalan masyarakat Amazon pra-Hispanik dari 2.500 tahun yang lalu dengan menggunakan teknologi deteksi cahaya dan pengukuran jarak (LIDAR).
Stephen Rostain dari Pusat Riset Ilmiah Nasional Prancis mengungkapkan penemuannya sebagai “lembah kota yang hilang”. Ia menemukan setidaknya 15 pemukiman yang terhubung oleh jaringan jalan yang canggih, beberapa di antaranya membentang hingga 20 kilometer dan lebar 10 meter.
-
Apa saja yang ditemukan di kota kuno di Amazon? Membentang seluas kira-kira 300 kilometer persegi, gambar dari lidar mengungkap daerah yang dipenuhi aktivitas manusia dahulu kala, termasuk 6.000 bentuk kawasan persegi dan juga ladang pertanian serta sistem drainase atau saluran air.
-
Di mana lokasi kota kuno di Amazon ini ditemukan? Lokasi kota ini terletak di Lembah Upano, Ekuador.
-
Siapa yang mendiami kota kuno di Amazon tersebut? Kota kuno itu dihuni oleh orang-orang Kilamope dan Upano sekitar 500 SM sampai 300 hingga 600 Masehi.
-
Apa yang ditemukan di kota kuno ini? Mereka menemukan monumen-monumen yang mengesankan dan mengumpulkan data yang menambah pengetahuan tentang sejarah kota Yunani Kuno ini.
-
Apa yang ditemukan di kota kuno itu? Puing-puing yang ditemukan dari situs tersebut termasuk tembikar, manik-manik, patung, bagian dinding, serta tulang dan gigi manusia, dengan penanggalan karbon yang menunjukkan bahwa benda-benda tersebut berusia hampir 9.500 tahun, menurut laporan BBC News pada saat itu.
-
Apa saja yang ditemukan di kota kuno tersebut? Temuan pada penggalian tersebut juga mengungkap fase bangunan era Helenistik bagian dari sebuah benteng basilika Romawi dengan kompleks pemandian air panas, bengkel dengan tempat pemerasan anggur zaman Romawi, dan dua gereja Kristen tipe basilika tiga lorong.
Dilansir The Bright Side News, Senin (30/12), Rostain juga mendokumentasikan sekitar 6.000 panggung tanah yang kemungkinan berfungsi sebagai alun-alun, bangunan upacara, dan rumah yang saling terintegrasi dengan jalan dan dikelilingi oleh sawah terasering dan parit drainase.
Hilang akibat letusan gunung
Berdasarkan hal tersebut, perkotaan ini termasuk pemukiman yang terorganisir dengan cermat. Rostain dan timnya memperkirakan populasi penduduk di kota tersebut mencapai 10.000 hingga 30.000 orang pada masa puncaknya.
Para peneliti mengungkap bahwa penduduk pra-Hispanik yang tinggal di pemukiman ini termasuk dalam budaya Kilamope dan kemudian Upano. Mereka adalah masyarakat agraris yang menetap.
Selama penggalian di area tersebut ditemukan artefak rumah tangga seperti batu gerinda, kendi, dan biji yang dibakar. Lubang tiang, perapian, dan endapan artefak yang sengaja menunjukkan konstruksi tersebut seringkali mencangkup ritual.
Budaya Upano diperkirakan berakhir secara tiba-tiba akibat letusan gunung berapi Sangay yang terjadi antara 400 dan 600 M. Meski begitu, rentang waktu dari penanggalan karbon menunjukkan rentang waktu yang bervariasi.
- Arkeolog Temukan Bangunan Yunani Kuno Berusia 2.300 Tahun, Berisi Makam dan Harta Karun Seorang Bangsawan
- Di Tengah Rimba Amazon, Arkeolog Temukan Kota yang Hilang Sejak 4 Abad Lalu
- Pakai Teknologi Laser, Arkeolog Temukan Kota Bangsa Maya Berisi Banyak Piramida dan Bangunan Kuno Berusia 1.900 Tahun
- Di Balik Lebatnya Rimba Amazon, Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 2.500 Tahun Lengkap dengan Jalan dan Ladang Pertanian
Lebih lanjut, penemuan ini menentang asumsi lama tentang Amazonia di mana kota tersebut tidak dibangun dari batu seperti di Inca. Peradaban Amazon ini menggunakan lumpur sebagai bangunan utama sehingga meninggalkan lebih sedikit jejak yang bertahan lama.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti