Fosil Mamut Purba Dijarah dan Dijual untuk Beli Bir
Fosil gajah purba atau mamut dijarah di Meksiko sebelum sempat diteliti para ilmuwan.
Fosil gajah purba atau mamut dijarah di Meksiko sebelum sempat diteliti para ilmuwan. Karena itu arkeolog mendesak warga yang menemukan fosil hewan raksasa purba itu jangan membagikan informasi temuan mereka di media sosial.
Menurut laporan terbaru, fosil hewan purba kerap dihancurkan oleh para penjarah lalu dijual untuk membeli bir.
-
Bagaimana para ilmuwan meneliti lukisan gua tersebut? Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Indonesia Adhi Augus Oktaviana menggunakan teknik yang disebut pencitraan seri U ablasi laser, yang menurut mereka dalam penelitian tersebut adalah “aplikasi baru dari pendekatan ini”.
-
Kenapa Tahu Siksa dinamai begitu? Iman mengatakan, nama tahu siksa sebenarnya berasal dari proses membuatnya sebelum disajikan.Tahu kuning awalnya dipanggang di atas wajan atau nampan besi yang diberi minyak goreng sedikit. Katanya, memanggang tahu dengan cara tersebut mirip seperti penyiksaan.
-
Kenapa singkatan penting? Secara umum, telah disebutkan bahwa singkatan berguna untuk efisiensi, yaitu mempermudah dan mempercepat komunikasi tertulis maupun lisan.
-
Hewan apa yang ditemukan oleh ilmuwan? Ilmuwan menemukan kerangka dua spesies baru kucing bergigi atau bertaring pedang yang tidak diketahui sebelumnya. Makhluk ini hidup di Afrika sekitar 5,2 juta tahun lalu.
-
Siapa Nurul Hikmah? Pada Rabu (24/7) lalu, sebanyak 991 mahasiswa program pascasarjana UGM menjalani upacara wisuda. Di antara mereka ada Nurul Hikmah (25). Dia berhasil lulus dari Program Studi Magister Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UGM, dengan IPK sempurna 4.00.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
Dalam laporan media lokal La Jornada Veracruz, dua bekas gigi mamut dan jagah ditemukan warga Juan Felipe, negara bagian Veracruz. Fosil ini ditemukan di pinggir sungai Moralillo, muncul di permukaan karena erosi lapisan sedimen.
Seharusnya temuan itu dilaporkan ke Institut Nasional Antropologi dan Sejarah (INAH), yang dapat memerintahkan otoritas lokal mengamankan lokasi penemuan dan melindungi fosil tersebut. Namun informasi penemuan tersebut dibagikan di media sosial dan para penjarah tiba di lokasi dan mengambil fosil tersebut.
Gustavo Carmona Diaz dari La Universidad Veracruzana mengatakan para penjarah menjual fosil tersebut ke wisatawan untuk membeli bir.
"Dalam kasus lain, fosil tersebut dihancurkan," ujarnya, dikutip dari IFL Science, Senin (5/5).
Fosil tersebut diyakini berasal dari spesies purba gomphothere yang punah lebih dari 10.000 tahun lalu.
Carmona Diaz menyerukan INAH lebih gencar melindungi situs-situs arkeologi dan mencegah penjarahan fosil.
INAH dalam pernyataannya menyampaikan, pihaknya telah menghubungi otoritas lokal pada 5 Mei dan meminta polisi menjaga lokasi penemuan. INAH juga mendesak warga tidak membagikan informasi penemuan mereka di media sosial.
(mdk/pan)