Ilmuwan Temukan 1.700 Spesies Baru Virus Purba Berusia 41.000 Tahun, Berpotensi Menginfeksi Manusia dan Menyebar ke Seluruh Dunia
Tim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
Terperangkap di dalam es itu terdapat lebih dari 1.700 spesies virus — hampir semuanya baru bagi sains.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
-
Reptil purba apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di India? Ahli paleontologi di India telah berhasil mengidentifikasi dan mengklasifikasikan spesies baru dari kelompok reptil proterosuchid.
-
Mengapa para ilmuwan menghidupkan kembali virus-virus kuno tersebut? Alasan tim peneliti menghidupkan virus adalah untuk menilai dampaknya terhadap kesehatan masyarakat mengingat setelah permafrost mencair, maka air dari permaforst mampu melepaskan berton-ton bahan kimia dan mikroba yang terperangkap dalamnya.
-
Bagaimana organisme bersel tunggal Amoebidium menangkal virus purba? Serangan virus ini seharusnya berakibat fatal bagi Amoebidium, namun mikroba tampaknya telah menemukan cara untuk mengatasinya dengan membungkam gen asing ini dengan memodifikasi salah satu dari empat huruf dalam alfabet DNA menggunakan mekanisme yang disebut 5-metilsitosin (5mC).
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Mengapa danau purba itu penting bagi ilmuwan? Jika kehidupan demikian pernah ada di Mars maka sampel lapisan dari kawasan itu bisa mengandung sisa-sisa tanda kehidupan.
Dilansir ABC News, Kamis (29/8), pekan ini hasil penelitian itu dilaporkan di Nature Geoscience, Penelitian itu memberi gambaran singkat tentang bagaimana virus beradaptasi dengan perubahan iklim selama ribuan tahun.
Namun yang lebih penting lagi, ini merupakan upaya untuk melindungi informasi yang tersimpan dalam lapisan tanah beku yang tidak lagi permanen. Tanah yang telah membeku selama ribuan tahun mencair karena perubahan iklim.
Es dari Himalaya itu kemudian disimpan jauh di dalam lemari es bersuhu -31 derajat Celsius di lembaga penelitian di Columbus, Ohio, Amerika Serikat.
"Tiga inti es dalam koleksi kami berasal dari gletser yang sudah tidak ada lagi di dunia nyata," kata Lonnie Thompson, seorang paleoklimatolog dan glasiolog di Universitas Negara Bagian Ohio.
"Gletser di puncak gunung dan sejarah yang terkandung di dalamnya menghilang dengan kecepatan yang semakin cepat seiring dengan terus meningkatnya suhu global."
- Virus Mengerikan Ciptaan Ilmuwan China Bisa Bunuh Manusia dalam 3 Hari
- Menakjubkan! Hasil Penelitian Ungkap Ternyata Nyamuk Punya Teknologi Canggih Buat Temukan Manusia Calon Korbannya
- Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia
- Ilmuwan Ungkap Virus Purba Punya Peran Besar dalam Evolusi Manusia, Nenek Moyang Kita Jadi Bisa Berkembang
1.705 spesies virus
Mengekstraksi dan mempelajari inti es bukanlah hal yang mudah.
Bagian pertama, yaitu ekstraksi, memerlukan tim ekspedisi yang terdiri dari sekitar 60 orang yang melakukan perjalanan ke dataran tinggi Guliya yang berada lebih dari 6 kilometer di atas permukaan laut.
Mereka melibatkan penggembala yak lokal, yang dikenal sebagai peluit Tibet, dan kawanan ternak berbulu lebat untuk membawa inti es yang berat.
Menggunakan mesin khusus yang menjaga inti es tetap utuh di dalam bor, lingkaran selebar 10 cm itu dibor dengan hati-hati hingga lebih dari 300 meter ke dalam es, yang setara dengan sejarah 41.000 tahun.
Kemudian, inti es dipotong menjadi beberapa bagian sepanjang satu meter untuk diangkut, yang membutuhkan yak, truk pembeku, dan pesawat terbang sebelum kargo berharga itu akhirnya sampai ke laboratorium.
Di dalam inti-inti es ini, tim itu mengungkap informasi genetik dari 1.705 spesies virus di sembilan periode waktu kuno. Virus yang diteliti oleh tim tersebut adalah bakteriofag — sejenis virus yang hanya menginfeksi spesies bakteri.
Berpotensi menginfeksi manusia dan menyebar ke seluruh dunia
Sembilan puluh tujuh persen virus di es merupakan hal baru bagi sains.
Penemuan ini meningkatkan jumlah informasi virus dari lapisan es permanen yang telah dikumpulkan para ilmuwan sebanyak 50 kali lipat.
Para peneliti menganalisis bagaimana virus yang menginfeksi bakteri ini berubah seiring waktu dan dengan variasi suhu selama lebih dari 41.000 tahun.
Virus purba yang terkurung dalam lapisan tanah beku selama puluhan ribu tahun berpotensi menginfeksi manusia dan menyebar ke seluruh dunia.
Namun, tim peneliti internasional tampaknya tidak terlalu khawatir akan menyebabkan pandemi berikutnya.
"Gletser merupakan salah satu lingkungan terbersih di Bumi. (Gletser) mengandung biomassa yang sangat rendah," kata Profesor Thompson.
"Anggota tim glasiologi kami secara rutin meminum air lelehan dari gletser ini saat kami mengebor inti es."
Virus atau bakteri purba yang digali secara agresif dapat menjadi bahaya jika menginfeksi manusia atau hewan.
Namun, menurut Dr Harvey, sebagian besar virus di lapisan tanah beku menginfeksi bakteri, bukan manusia.
"Saya pikir sangat tidak mungkin (para peneliti) dapat mencairkan sesuatu yang dapat menyebabkan masalah," katanya.
"Kita seharusnya jauh lebih khawatir tentang ... hal-hal baru yang berevolusi daripada hal-hal lama yang muncul kembali."