Ilmuwan Temukan Asteroid Mirip Bumi Ini Punya Aliran Magma dan Air Asin
Asteroid Vesta memiliki orbit berbentuk elips dengan ukuran radial 283x279x223 kilometer.
Asteroid Vesta merupakan objek langit yang menarik perhatian banyak ahli astronomi serta ilmuwan. Asteroid ini ditemukan Heinrich Wilhelm Olbers pada 29 Maret 1807. Para ahli meyakini asteroid Vesta dapat memberikan wawasan mengenai proses pembentukan planet di alam semesta.
Dilansir Live Science, Rabu (30/10), Vesta merupakan asteroid terbesar kedua dan satu-satunya yang dapat terlihat dengan mata telanjang tanpa bantuan alat. Asteroid ini memiliki orbit berbentuk elips dengan ukuran radial 283x279x223 kilometer. Vesta termasuk dalam kategori asteroid yang dikenal sebagai "asteroid dekat bumi" (NEA), yang orbitnya mendekati planet kita.
-
Bagaimana NASA melacak asteroid yang berpotensi mendekati Bumi? NASA dan mitra rajin mengamati langit untuk menemukan, melacak, dan mengkategorikan asteroid dan objek dekat Bumi, termasuk yang mungkin berada dekat dengan Bumi.
-
Bagaimana NASA melacak pergerakan asteroid? NASA sering melakukan pengawasan objek dekat Bumi (NEO), seperti 2024 JY1.
-
Apa yang NASA katakan tentang ancaman asteroid yang akan menghantam Bumi? Faktanya, juru bicara NASA mengatakan kepada Evening Standard: tidak ada ancaman dampak asteroid yang diketahui terhadap Bumi pada abad mendatang.
-
Asteroid sebesar apa yang melintasi Bumi? Sebuah asteroid yang hampir sebesar Piramida Giza sedang dalam perjalanan melintasi Bumi hari ini, dan NASA telah memberikan peringatan terkait hal tersebut.
-
Kapan para ilmuwan menemukan asteroid yang dekat dengan Bumi? Dari 27.500 asteroid yang baru ditemukan, 100 di antaranya merupakan asteroid dekat Bumi, yaitu batuan luar angkasa yang melintas di orbit Bumi.
-
Apa yang sedang direncanakan oleh para ilmuwan tentang asteroid? Rencana ini pada dasarnya sudah dicanangkan lama. Namun tak kunjung terealisasi karena beragam faktor. Ide dasar untuk mengubah asteroid yang berotasi menjadi ‘habitat baru’ di luar angkasa sudah ada sejak lama. Maksud dari habitat baru ini adalah untuk dijadikan stasiun luar angkasa.
Asteroid ini melakukan rotasi sekali dalam waktu 5,34 jam dan mengelilingi matahari dalam periode 3,63 tahun. Dengan ukuran yang cukup besar, Vesta diyakini memiliki struktur yang dapat dibedakan antara inti dan mantel, mirip dengan Bumi.
Vesta adalah satu-satunya asteroid yang utuh dan menunjukkan diferensiasi lengkap, dengan inti logam, mantel silikat, serta kerak basaltik yang tipis. Permukaan asteroid ini kaya akan mineral seperti basalt, yang mengindikasikan Vesta pernah mengalami aktivitas vulkanik.
Pada 2011, asteroid ini menjadi objek penelitian pertama yang dikunjungi pesawat luar angkasa milik NASA, Dawn. Observasi dari pesawat tersebut mengungkapkan sejarah geologi Vesta jauh lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya. Permukaan Vesta dipenuhi dengan banyak kawah, di mana yang terbesar memiliki diameter 500 kilometer, menunjukkan sejarah tabrakan yang dahsyat. Terdapat juga tanda-tanda aktivitas geologis, seperti aliran lava yang terdeteksi di permukaannya.
Warna Mencolok
Permukaan asteroid Vesta menampilkan berbagai warna yang mencolok, mulai dari gelap hingga cerah, yang disebabkan oleh keberadaan berbagai jenis mineral. Dalam penelitian di jurnal Geochimica et Cosmochimica Acta, sekelompok ilmuwan berhasil melakukan analisis mendalam terhadap sampel meteorit vulkanik yang terjaga dengan baik dan ditemukan di Antartika.
Sampel tersebut diketahui berasal dari asteroid Vesta yang jatuh ke Bumi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih dalam mengenai karakteristik asteroid tersebut.
- Ilmuwan Temukan Rumus untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi, Ini Penjelasannya
- Seberapa Besar Kemungkinan Asteroid Menabrak Bumi dalam Waktu Dekat? Begini Kata Ilmuwan
- 4 Asteroid Besar Mendekati Bumi, Ada yang Seukuran Gedung Pencakar Langit, Bahaya jika Hantam Planet Ini
- Ilmuwan Bersukacita, 5 Asteroid ini akan Melintasi Bumi Tidak Lama Lagi
Data yang diperoleh menunjukkan, asteroid Vesta memiliki aktivitas vulkanik selama setidaknya 30 juta tahun setelah proses pembentukannya yang berlangsung sekitar 4,565 juta tahun yang lalu. Menurut peneliti, kantong magma seharusnya masih ada di Vesta, dan hal ini mungkin terkait dengan keberadaan lautan magma parsial yang mendingin di dalam kerak asteroid.
Selanjutnya, mereka menganalisis data untuk memahami kondisi di dalam asteroid dengan memperkirakan waktu yang dibutuhkan agar lapisan kerak Vesta mendingin. Beberapa meteor yang jatuh ke Bumi diduga berasal dari Vesta, seperti Howardites, Eucrites, dan Diogenite.
Penelitian ini menunjukkan, komposisi kimia dan isotop dari meteor tersebut sangat mirip dengan permukaan Vesta. Meteor-meteor ini kemungkinan terbentuk akibat tabrakan yang cukup kuat di Vesta, yang dapat melepaskan material ke luar angkasa. Proses ini memungkinkan material dari Vesta terlempar ke orbit yang akhirnya jatuh ke Bumi.
Air Asin
Penelitian terbaru menunjukkan asteroid Vesta, salah satu yang terbesar di sabuk asteroid, kemungkinan pernah memiliki aliran air asin di permukaannya. Data yang dianalisis dari pesawat luar angkasa Dawn mengungkapkan adanya mineral yang terbentuk akibat proses penguapan air asin, serta tanda-tanda erosi yang mengindikasikan adanya aktivitas cairan di masa lalu.
Dikutip dari laman Science News pada Rabu (30/10), penelitian lebih lanjut mengindikasikan keberadaan air asin ini mungkin disebabkan proses geologis yang menciptakan kondisi untuk akumulasi dan penguapan air. Mineral-mineral yang terdeteksi juga menunjukkan Vesta pernah memiliki suhu dan tekanan yang cukup untuk mendukung keberadaan air dalam bentuk cair.
Di samping itu, pengamatan terhadap kawah-kawah dan struktur permukaan lainnya menunjukkan pola erosi yang dapat dihubungkan dengan aliran cairan, yang mendukung teori bahwa Vesta pernah mengalami perubahan lingkungan yang signifikan. Temuan ini menambah wawasan tentang bagaimana kondisi di planet kecil dapat berubah seiring waktu dan membuka kemungkinan bahwa Vesta, meskipun saat ini sangat kering, pernah memiliki lingkungan yang lebih beragam.