Ilmuwan Temukan Hewan Pertama yang Hidup di Bumi, Fosilnya Berusia 890 Juta Tahun
Penemuan ini dilakukan oleh ahli geologi Elizabeth Turner di daerah terpencil di Northwest Territories, Kanada, yang hanya dapat diakses melalui helikopter.
Ilmuwan Temukan Hewan Pertama yang Hidup di Bumi, Fosilnya Berusia 890 Juta Tahun
Para peneliti berhasil menemukan spons berusia 890 juta tahun dalam batu kapur “Little Dal” di barat laut Kanada. Spons ini diyakini sebagai hewan tertua yang pernah ditemukan.
-
Kapan fosil hewan purba ini ditemukan? Fosil-fosil tersebut ditemukan sekitar 25 tahun yang lalu oleh ahli paleontologi Elizabeth Smith dan putrinya Clytie ketika mereka sedang memeriksa sisa-sisa tambang opal.
-
Hewan purba apa yang dinobatkan sebagai mamalia darat terbesar yang pernah hidup? Mamalia atau binatang menyusui merupakan salah satu kelas hewan yang paling dikenal oleh manusia. Binatang mamalia dapat memiliki berbagai ukuran, mulai dari sekecil tikus hingga sebesar gajah. Melansir dari IFLScience dan CNN, Selasa (14/5), mamalia terbesar yang pernah hidup di darat adalah sebuah hewan bernama Paraceratherium.
-
Siapa yang menemukan fosil hewan purba ini? Fosil-fosil tersebut ditemukan sekitar 25 tahun yang lalu oleh ahli paleontologi Elizabeth Smith dan putrinya Clytie ketika mereka sedang memeriksa sisa-sisa tambang opal.
-
Di mana fosil hewan purba ditemukan di Sumedang? Dua fosil hewan purba yakni gading gajah dan tempurung kura-kura belum lama ini ditemukan di Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
-
Siapa yang menemukan fosil-fosil hewan purba tersebut? Ekspedisi untuk mengumpulkan fosil-fosil ini dilakukan pada tahun 2011 dan 2014 oleh para ilmuwan dari Zoological Society of London (ZSL).
-
Kenapa penemuan fosil spons purba ini penting untuk memahami evolusi hewan? Penemuan terbaru ini melengkapi pohon keluarga evolusi salah satu hewan purba, menjelaskan ketidakhadirannya di bebatuan yang lebih tua dan menghubungkan titik-titik yang ada dengan pertanyaan Darwin mengenai kapan hewan ini berevolusi.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature menyatakan struktur berbentuk jala di terumbu karang kuno tersebut adalah fosil spons berusia 890 juta tahun.
Sumber: Arkeonews
Penemuan ini dilakukan oleh ahli geologi Elizabeth Turner di daerah terpencil di Northwest Territories, Kanada, yang hanya dapat diakses melalui helikopter. Turner telah melakukan penelitian di lokasi tersebut sejak tahun 1980-an.
Foto: Laurentian University
Batuan tipis tersebut mengandung struktur tiga dimensi yang menyerupai kerangka spons modern. Jika penelitian ini terkonfirmasi, fosil spons yang ditemukan di batu kapur "Little Dal" di Kanada bagian barat laut ini akan lebih tua dari fosil hewan yang diakui sebelumnya selama lebih dari 300 juta tahun.
"Saya yakin ini adalah spons kuno, hanya jenis organisme ini yang memiliki jaringan filamen organik seperti ini," kata Joachim Reitner, ahli geobiologi dan pakar spons di Universitas Gottingen, Jerman, yang tidak terlibat langsung dalam studi ini.
- Arkeolog Temukan Gambar Hewan Ternak di Batu Berusia 4.000 Tahun, Jadi Bukti Gurun Sahara Dulu Pernah Hijau Subur
- Arkeolog Temukan Karya Seni Hewan Tertua di Dunia Berusia 130.000 Tahun, Begini Sosok Makhluknya
- Setelah Meneliti 20 Tahun, Ilmuwan ini Akhirnya Temukan Titik Terang Fosil Berbentuk “Naga” Ukurannya 5 Meter Lebih
- Satu-Satunya di Dunia, Ilmuwan Temukan Fosil Tengkorak Leluhur Gajah Berusia 7,5 Juta Tahun
"Paling mengagumkan adalah waktunya," ujar Paco Cardenas, seorang ahli spons di Universitas Uppsala Swedia, yang juga tidak terlibat langsung dalam penelitian ini.
Foto: Hook Peninsula
"Menemukan fosil spons yang berasal dari sekitar 900 juta tahun yang lalu akan secara signifikan meningkatkan pemahaman kita tentang evolusi hewan pada masa awal," tambahnya.
Banyak pakar meyakini kelompok hewan awal terdiri dari spons lunak atau organisme yang mirip spons, yang tidak memiliki otot dan saraf, tetapi memiliki ciri-ciri dasar hewan lain, seperti sel yang sudah berdiferensiasi dan sperma.
Terdapat sedikit kesepakatan ilmiah atau keyakinan tentang kejadian yang terjadi 1 miliar tahun yang lalu, sehingga para pakar lainnya pasti akan terus menyelidiki dan membahas hasil penelitian Turner.
"Saya pikir dia memiliki argumen yang cukup kuat. Saya pikir ini sangat layak untuk dipublikasikan, ini menyajikan bukti bagi orang lain untuk dipertimbangkan," kata David Bottjer, seorang ahli paleobiologi di Universitas Southern California yang tidak terlibat langsung dalam studi tersebut.
Para ilmuwan menyatakan kehidupan di Bumi dimulai sekitar 3,7 miliar tahun yang lalu. Hewan pertama muncul jauh setelah itu, meskipun tanggal pastinya masih menjadi perdebatan. Fosil spons tertua yang diakui sepenuhnya berasal dari sekitar 540 juta tahun yang lalu yaitu pada periode Kambrium.
Meskipun demikian, para ilmuwan yang menggunakan metode yang dikenal sebagai "molecular clock,” di mana mereka menilai laju perubahan genetik untuk menentukan waktu dua spesies mungkin telah terpisah, menyatakan bahwa bukti yang tersedia menunjukkan bahwa spons muncul jauh lebih awal, yakni sekitar 1 miliar tahun yang lalu. Meski begitu, hingga saat ini, belum ditemukan bukti fisik yang mendukung klaim tersebut.
"Ini akan menjadi kali pertama fosil spons ditemukan dari sebelum Kambrium, dan bukan hanya sebelum, tetapi jauh sebelum, itulah yang paling menarik," kata Cardenas dari Universitas Uppsala, menambahkan bahwa penelitian ini tampaknya mengonfirmasi perkiraan molecular clock.
Perhatian khusus tertuju pada masa 890 juta tahun yang lalu karena, jika identifikasi spons ini dapat dikonfirmasi, hal tersebut mengindikasikan bahwa hewan-hewan pertama berkembang sebelum kadar oksigen di atmosfer dan lautan mencapai tingkat yang sebelumnya dianggap penting bagi keberadaan hewan oleh para ilmuwan. Meskipun demikian, penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa spons dapat bertahan dengan kadar oksigen yang sangat rendah.
"Saya rasa ini bukan akhir dari cerita. Ini hanya awal dari fase yang sangat menarik," ujar Robert Rıdınguniversitas di University of Tennessee, Knoxville.
Foto: Elizabeth C. Turner