Koin Emas dan Abu Bayi Prematur Berusia 2300 Tahun Ditemukan, Diduga Bekas Persembahan Kepada Dewa
Arkeolog menemukan lima koin emas berusia 2300 tahun yang berasal dari abad ke-3 SM di Tunisia.
Sebuah penemuan di situs Kartago, Tunisia baru-baru ini mengguncangkan dunia arkeologi.
Koin Emas dan Abu Bayi Prematur Berusia 2300 Tahun Ditemukan, Diduga Bekas Persembahan Kepada Dewa
Dari Abad ke-3 SM
Dilansir laman Arkeonews, arkeolog yang menggali situs Tophet, Kartago, mengumumkan temuan kumpulan persembahan untuk ritual itu. Demikian siaran pers dari Kementerian Urusan Kebudayaan Tunisia. Mereka menemukan lima koin emas berusia 2.300 tahun yang berasal dari abad ke-3 SM, serta batu nisan dan tempayan yang memuat sisa-sisa hewan, bayi, dan bahkan bayi prematur.
-
Cincin emas seperti apa yang ditemukan oleh arkeolog? Cincin emas yang dihiasi dengan motif Kristus ini berasal dari abad ke-15 dan diyakini telah dikenakan oleh seorang wanita karena ukurannya yang mungil.
-
Di mana arkeolog menemukan koin emas tersebut? Koin ini berasal dari masa kekuasaan kaisar Justinianus yang Agung (berkuasa dari tahun 527 sampai 565 Masehi) dan ditemukan di lantai sebuah rumah dari abad ke-10.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Kota Therouanne? Tim arkeolog di Prancis menemukan sebuah distrik kerajinan Romawi kuno yang berusia lebih dari 1.700 tahun di Kota Therouanne.
-
Bagaimana koin emas kuno tersebut dicetak? Koin ini bergambar seorang pemanah yang sedang bersimpuh, elemen karakteristik yang digunakan pada darik Persia, koin emas yang dikeluarkan oleh Kekaisaran Persia.
-
Apa saja yang ditemukan arkeolog di rumah abad pertengahan di Debnevo selain koin emas? Para arkeolog juga menemukan peralatan besi, termasuk dua sabit dan dua kapak; gesper ikat pinggang; bejana keramik; dan tiga cincin perunggu — selain lima koin emas yang berusia sekitar 400 tahun lebih tua dari rumah tersebut.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di dinding makam kerajaan kuno di Afrika Barat? Menurut sebuah penelitian baru, makam di Abomey, yang dulunya merupakan ibu kota Kerajaan Dahomey di Afrika Barat, mengandung protein yang mungkin hanya berasal dari darah manusia, yang mengukuhkan sejarah mengerikan di situs tersebut.
Kartago adalah situs arkeologi luas yang terletak di bukit di Teluk Tunis dan dataran sekitarnya. Situs itu didirikan oleh suku Fenisia sekitar 2900 tahun lalu.
Kerajaan perdagangan masa kuno
Sebagai metropolis peradaban Punic di Afrika dan ibu kota provinsi Afrika pada zaman Romawi, Kartago memainkan peran sentral pada masa kuno sebagai kerajaan perdagangan besar.
Sumber: Arkeonews
Situs suci Tophet di Kartago ini memiliki "area kuil" untuk persembahan pengorbanan dan area pemakaman.
Ketika tim arkeolog Prancis menggali situs ini pada 1921, mereka menemukan lebih dari 20.000 tempayan, masing-masing berisi abu seorang anak (sebagian besar baru lahir, tetapi ada juga anak-anak hingga usia empat tahun).
Praktik pengorbanan
Meskipun sumber-sumber kuno dengan jelas menyebutkan praktik pengorbanan anak-anak oleh masyarakat Kartago, terdapat berbagai interpretasi lain mengenai apa yang sebenarnya terjadi.
- Makam Berusia 4.400 Tahun Ditemukan di Mesir, Berisi Mumi Orang Penting
- Guci Berusia 4.000 Tahun Ini Masih Utuh, Ditemukan di Desa Bawah Tanah dari Zaman Perunggu
- Orang Yunani Kuno Ramal Masa Depan Lewat Permainan Berusia 2300 Tahun, Lempar Dadu dari Tulang Hewan
- Tulang Rahang Tentara Bizantium Berusia 1.800 Tahun Ditemukan Dijahit dengan Benang Emas
Sumber: Arkeonews
Menurut laporan media Tunisia Shems FM, koin-koin emas langka tersebut berukuran sekitar satu inci dan memiliki desain yang menunjukkan wajah Tanit, dewi kesuburan dan keibuan.
Menariknya, menurut laman Arabic RT, koin-koin tersebut ditinggalkan sebagai persembahan kepada dewa-dewi utama Tophet, yaitu dewa Hammon dan dewi Tanit, oleh para penyembah yang kaya. Profesor Syed Imad bin Jarbaniyah, Peneliti Arkeologi dan Sejarah serta Direktur Departemen Program, Kerjasama, Penerbitan, dan Pelatihan Institut Nasional Warisan, menjelaskan, "Koin-koin emas yang baru-baru ini ditemukan mencerminkan kekayaan periode sejarah tersebut dan mengkonfirmasi nilai budaya Kartago."