Kota Bawah Laut Ini Sudah Ada Sebelum Piramida Mesir, Asal Usulnya Masih Jadi Misteri Besar Arkeologi
Kota ini ditemukan pada tahun 2000 menggunakan peralatan sonar.
Kota ini ditemukan pada tahun 2000 menggunakan peralatan sonar.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di dinding makam kerajaan kuno di Afrika Barat? Menurut sebuah penelitian baru, makam di Abomey, yang dulunya merupakan ibu kota Kerajaan Dahomey di Afrika Barat, mengandung protein yang mungkin hanya berasal dari darah manusia, yang mengukuhkan sejarah mengerikan di situs tersebut.
-
Mengapa arkeolog heran dengan penemuan kota kuno ini? Meskipun kota ini berasal dari masa lampau, penemuan mengagumkan ini menunjukkan apa yang dapat diraih oleh pencapaian luar biasa dari semangat manusia.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kota kuno Perperikon? Arkeolog menemukan dua altar di kota kuno Perperikon di Thracia, Bulgaria. Altar ini digunakan untuk pembuatan anggur suci dan yang lainnya untuk penumbalan hewan.
-
Bagaimana para arkeolog memetakan kota kuno tersebut? Dengan waktu yang terbatas karena ketinggian air Sungai Tigris terus meningkat, para peneliti berhasil dengan cepat memetakan kota tersebut.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di situs festival kuno di barat laut Inggris? Arkeolog menemukan bukti yang dapat membuka wawasan baru tentang asal-usul identitas Inggris di sebuah situs festival kuno. Asal Usul "Britain" Sejak lama diketahui, kata "Britain" berasal dari kata bahasa Celtic (Pritani), yang berarti "mereka yang dicat" - kemungkinan mencerminkan kecenderungan prasejarah untuk melukis tubuh. Namun, hingga saat ini bukti arkeologis yang konkret untuk tradisi budaya semacam itu masih sangat terbatas. Dikutip dari The Independent, penelitian terbaru dari sebuah situs prasejarah seremonial berusia 6.500 tahun di barat laut Inggris telah mengungkap koleksi fragmen oker merah terbesar yang pernah ditemukan di Inggris.
Kota Bawah Laut Ini Sudah Ada Sebelum Piramida Mesir, Asal Usulnya Masih Jadi Misteri Besar Arkeologi
Pada tahun 2000, peralatan sonar peneliti dari perusahaan Kanada, Advanced Digital Communications (ADC) menangkap serangkaian struktur aneh di dasar laut ketika mereka sedang melakukan survei perairan di lepas pantai Semenanjung Guanahacabibes, Kuba.
Gambar yang dihasilkan alat pemindaian itu menunjukkan batu-batu yang tersusun secara simetris dan halus yang serupa dengan struktur pembangunan kota, menurut laporan BBC pada saat itu.
Sumber: Indy100
Pada Juli 2001, tim ADC, dipimpin oleh insinyur kelautan Pauline Zelitsky dan suaminya Paul Weinzweig kembali ke lokasi tersebut, dengan perangkat robot eksploratif yang lebih canggih untuk pengambilan gambar di bawah air.
- Peneliti Temukan Piramida di Kota Kuno yang Tenggelam di Dasar Laut, Sempat Disebut Atlantis yang Hilang
- Arkeolog Temukan Kamar Rahasia di Bawah Piramida Terbesar Mesir, Fungsinya Masih Jadi Tanda Tanya
- Menyelam ke Dasar Laut Hitam, Arkeolog Temukan Kota Bersejarah Berusia 1.500 Tahun Yang Telah Lama Hilang
- Misterius, Arkeolog Temukan Susunan Batu Melingkar di Pegunungan, Lebih Tua dari Piramida Mesir
Gambar yang diambil oleh robot ini mengonfirmasi keberadaan balok-balok halus dengan tampilan granit yang terpotong dan beberapa di antaranya berukuran 2,43 x 3 meter serta bentuk geometris lainnya. Beberapa batu tampak sengaja ditumpuk di atas satu sama lain seperti piramida, sementara yang lain berbentuk lingkaran.
Zelitsky, Weinzweig, dan rekan-rekannya menyimpulkan struktur bangunan ini mungkin telah dibangun lebih dari 6.000 tahun yang lalu dan jauh lebih dulu dari piramida-piramida besar di Mesir selama 1.500 tahun.
Mereka menyimpulkan, bangunan-bangunan tersebut dibangun di atas tanah kering sebelum ditenggelamkan air laut, yang diduga akibat aktivitas vulkanik di daerah tersebut.
"Struktur yang kami temukan pada sonar pemindaian samping tidak dapat dijelaskan dari sudut pandang geologi," kata Weinzweig kepada South Florida Sun-Sentinel pada 2002.
"Terlalu banyak organisasi, terlalu banyak simetri, terlalu banyak pengulangan bentuk."
Namun, istrinya menekankan pentingnya penelitian lanjut sebelum memberikan kesimpulan.
"Ini adalah struktur yang sangat indah yang benar-benar terlihat seperti sebuah pusat kota yang besar," kata Zelitsky kepada kantor berita Reuters pada saat itu.
"Namun, akan sangat tidak bertanggung jawab untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi sebelum kami memiliki bukti."
Maka lebih banyak bukti dicari oleh para ahli termasuk ahli geologi Manuel Iturralde, yang saat itu menjadi peneliti senior di Museum Sejarah Alam Kuba.
"Ini adalah struktur yang sangat aneh, dan telah menangkap imajinasi kami," kata Iturralde.
Itturalde menekankan, batuan vulkanik yang ditemukan di lokasi tersebut sangat menunjukkan bahwa dataran bawah laut tersebut pernah berada di atas air, menurut laporan Washington Post pada tahun 2002.
Menurutnya, keberadaan batuan tersebut sulit untuk dijelaskan, terutama karena tidak ada gunung berapi di Kuba. Namun, dia juga mengakui: "Alam jauh lebih kaya dari yang kita pikirkan."
Iturralde menunjukkan bahwa kedalaman tempat ditemukannya struktur-struktur tersebut menimbulkan masalah bagi teori "kota yang hilang". Ia memperkirakan bahwa kecepatan maksimum pergerakan tektonik Bumi, dibutuhkan waktu 50.000 tahun bagi reruntuhan untuk tenggelam 650 meter di bawah air. Namun, ia menekankan: "50.000 tahun yang lalu, tidak ada kapasitas arsitektur dalam budaya mana pun yang kita ketahui untuk membangun bangunan yang kompleks."
Banyak juga yang menyatakan kota tersebut adalah benua Atlantis yang hilang. Namun, Zelitsky menepisnya, menyatakan Atlantis adalah mitos belaka.
"Apa yang kami temukan kemungkinan besar adalah sisa-sisa budaya lokal," kata Zelitsky.
Dia menduga kota ini dulunya berada di daratan yang menghubungkan Semenanjung Yucatan di Meksiko dengan Kuba, seperti dikutip dari Ancient Origns.
Di sisi lain, Iturralde menyoroti legenda lokal yang diceritakan oleh suku Maya dan penduduk asli Yucatecos, yang menceritakan sebuah pulau yang dihuni oleh nenek moyang mereka yang lenyap ditelan ombak.
Kendati muncul banyak teori terkait kota bawah laut ini, namun asal usulnya masih menjadi teka teki. Lebih dari dua dekade sejak penemuan batu-batu yang ditakdirkan oleh ADC, belum ada penelitian lanjutan. Sejumlah ekspedisi yang direncanakan ke situs tersebut dibatalkan karena masalah pendanaan atau blokade yang diberlakukan oleh pemerintah Kuba.