Manuskrip Kulit Mesir Kuno Berusia 4.000 Tahun Ditemukan Kembali, Ada Gambar Makhluk Gaib Tetapi Penulisnya Masih Misterius
Manuskrip yang ditulis dalam lembaran kulit ini sempat hilang selama 70 tahun sebelum ditemukan kembali.
Manuskrip Kulit Mesir Kuno Berusia 4.000 Tahun Ditemukan Kembali, Ada Gambar Makhluk Gaib Tetapi Penulisnya Masih Misterius
Manuskrip Kulit Mesir Kuno Berusia 4.000 Tahun Ditemukan Kembali, Ada Gambar Makhluk Gaib Tetapi Penulisnya Masih Misterius
Gulungan naskah kulit Mesir tertua berusia 4.000 tahun telah ditemukan di rak museum Mesir di Kairo, tempat naskah tersebut disimpan dan dilupakan selama lebih dari 70 tahun.
Gulungan berbahan kulit yang berisi teks dan gambar berwarna ini berukuran sekitar 2,5 meter. Diduga gulungan naskah ini berasal dari akhir Kerajaan Lama hingga awal Kerajaan Tengah (2300-2000 SM).
“Mengingat bahwa ini ditulis di kedua sisi, naskah ini berisi teks dan gambar sepanjang lebih dari 5 meter, menjadikannya gulungan kulit terpanjang dari Mesir kuno,” ujar Wael Sherbiny, sarjana independen yang berbasis di Belgia yang membuat temuannya, kepada Discovery News.
-
Apa isi dari manuskrip Mesir Kuno yang ditemukan? Ahli menemukan manuskrip Mesir Kuno berisi kisah masa kecil Yesus, ketika Yesus menghidupkan patung merpati dari tanah liat menjadi burung hidup.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Mengapa ilmuwan mempelajari dua tengkorak yang ditemukan di Mesir Kuno? Untuk mempelajari batas-batas perawatan traumatologi dan onkologi di Mesir Kuno, para peneliti memeriksa dua tengkorak manusia yang menunjukkan tanda-tanda lesi neoplastik dan traumatik ganas.
-
Bagaimana artefak di makam tersebut dapat membantu memahami peradaban Mesir Kuno? Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir yang mengumumkan temuan ini pada 23 Juli lalu menyampaikan, artefak ini bisa memberikan pemahaman lebih luas terkait "rahasia peradaban Mesir kuno", termasuk praktik penguburan pada masa itu dan juga peran kota pesisir tersebut dalam perdagangan dengan negara lain di zaman kuno.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan terkait kerajaan kuno? Ilmuwan Temukan Kamp Militer Kerajaan Kuno yang Telah Lama Hilang, Sejarahnya Tertulis dalam Alkitab Berbahasa Ibrani Kisah pengepungan yang dilakukan Raja Asiria kuno dijelaskan dalam Alkitab berbahasa Ibrani. Kamp militer yang digunakan oleh raja Asiria, Sanherib, yang pengepungannya terhadap Lakhis dan Yerusalem dijelaskan dalam Alkitab Ibrani, akhirnya telah diidentifikasi, kata seorang ahli.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
Wael Sherbiny adalah orang Mesir pertama yang memperoleh gelar PhD di bidang Egyptology pada tahun 2008 dari Universitas Leuven di Belgia. Dia punya spesialisasi khusus pada teks keagamaan Mesir kuno dan sedang mempersiapkan publikasi lengkap mengenai gulungan kulit unik tersebut.
Sumber: Ancient Pages
Misterius
Pengumuman penemuan ini disampaikan dalam Kongres Internasional Ahli Mesir di Florence, tempat Sherbiny berbagi bahwa asal-usul naskah ini masih misterius. Manuskrip ini dibeli oleh Institut Arkeologi Oriental Perancis di Kairo dari pedagang barang antik lokal setelah Perang Dunia I. Selanjutnya, manuskrip ini disumbangkan ke Museum Kairo, dan sempat dibuka sesaat sebelum pecahnya Perang Dunia II.
“Sejak (naskah) itu disimpan di museum dan (naskah itu) terlupakan."
Wael Sherbiny
Lebih dari sekadar naskah keagamaan portabel, gulungan yang berusia lebih dari 4.000 tahun ini berisi gambar dewa dan makhluk gaib yang lebih tua daripada gambar-gambar terkenal di Kitab Orang Mati dan Buku Netherworld dari Kerajaan Baru (1550 SM ke atas).
Foto: Discovery News
Berisi Mantra
Mantra keagamaan yang dirumuskan dalam sudut pandang orang pertama, juga menghiasi gulungan ini.
"Mereka kemungkinan diucapkan oleh seorang pendeta," ungkap Sherbiny.
- Puluhan Kuburan Misterius Berusia 6.500 Tahun Ditemukan di Dekat Kutub Utara, Tapi Tak Ada Kerangka Manusia
- 10 Makam Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Tengah Hutan, Bentuknya Seperti Kerucut Terpotong
- Sosok Suami Istri dan Anak Berusia 7.700 Tahun Ditemukan di Sebuah Bukit, Bentuknya Unik
- Sidik Jari Berusia 5.000 Tahun Ditemukan pada Tembikar Kuno, Pemiliknya Bukan Sosok Sembarangan
Faktanya, para pendeta biasa membawa gulungan kulit sebagai referensi sambil membacakan kitab suci pada saat ritual keagamaan.
Menariknya, hanya enam
manuskrip portabel lain yang bertahan dari Mesir kuno dan mungkin memiliki tanggal yang dekat dengan gulungan kulit Kairo ini. Namun, seluruhnya terbuat dari papirus.
Sumber: Ancient Pages
Dalam menjelaskan mengapa gulungan kulit ini sangat istimewa, Sherbiny menyebut kulit sebagai bahan tulisan yang sangat berharga dalam sejarah Mesir kuno.
"Kulit adalah media tulisan utama untuk mencatat teks suci dan peristiwa bersejarah karena lebih praktis dan daya tahannya yang kuat daripada papirus," jelasnya.
Gulungan kulit berharga tersebut disimpan di perpustakaan dan arsip kuil. Ini juga digunakan sebagai salinan induk yang salinannya lebih murah direproduksi pada papirus. Walaupun papirus terjaga oleh iklim kering Mesir, benda-benda kulit justru cepat rusak.
Gulungan kulit Kairo pun mengalami nasib serupa, sebagian di antaranya hancur menjadi potongan kecil. Tetapi seperti menyusun teka-teki, Sherbiny berhasil menyatukan potongan-potongan tersebut.
Potongan-potongan ini membentuk segmen besar berisi gambar dan teks dari apa yang disebut Kitab Dua Jalan. Ini adalah komposisi ilustrasi yang berisi ritual-ritual kuil yang kemudian diadaptasi untuk penggunaan pemakaman.
Komposisi ini telah dikenal oleh ahli Mesir Kuno karena muncul pada papan lantai peti mati Kerajaan Pertengahan (2055-1650 SM) dari pemakaman Hermopolis di Mesir Hulu.
"Yang mengejutkan, gulungan ini menawarkan ikonografi yang lebih rinci daripada peti mati Hermopolitan dalam hal teks dan gambar," kata Sherbiny.
Sherbiny menyimpulkan, gulungan kulit ini membuktikan beberapa bagian dari komposisi ini sudah dikenal sebelum muncul dalam peti mati Hermopolis.
"Ini menunjukkan bahwa beberapa bagian dari komposisi tersebut mungkin bukan ciptaan para teolog Hermopolitan, namun memiliki sejarah transmisi yang lebih panjang sebelum dipilih untuk digunakan sebagai dekorasi peti mati,” jelas Sherbiny.
Selain itu, gulungan kulit ini juga menampilkan gambar-gambar keagamaan yang sebelumnya tidak pernah terlihat dalam peti mati atau monumen lainnya.
"Ini menunjukkan bahwa ada banyak ikonografi dan teks keagamaan, meskipun sayangnya tidak semuanya sampai kepada kita," pungkas Sherbiny.