Mirip Piramida, Bangunan 2.300 Tahun Dikira Tempat Ibadah Umat Islam, Ternyata Bukan
Mirip Piramida, Bangunan 2.300 Dikira Tempat Ibadah Umat Islam, Ternyata Bukan
Sebuah bangunan berusia 2.300 tahun di Kota Marmaris, Distrik Turgut, Turki telah lama diyakini oleh penduduk setempat sebagai situs suci umat Islam.
-
Bagaimana bentuk piramida itu? "Piramida stepa dibangun dengan sangat presisi, berbentuk heksagonal. Ada tiga belas meter dan delapan baris batu di antara setiap sisi. Ini adalah struktur kompleks yang sangat canggih dengan beberapa lingkaran di tengahnya. Dinding luar struktur kompleks ini didominasi oleh gambar berbagai binatang, terutama kuda."
-
Bagaimana bentuk Piramida Merah? Kali ini, para arsitek memilih sudut kemiringan 43 derajat, dan hasilnya adalah sebuah piramida setinggi 104 meter yang luar biasa.
-
Kapan Piramida Pugung Raharjo ditemukan? Situs ini ditemukan secara tidak sengaja oleh kelompok transmigran pada 1957.
-
Dimana letak piramida yang menyimpan ruang rahasia itu? Kompleks piramida ini dibangun sejak abad ke-25 SM untuk Firaun Sahure, seorang raja Mesir kuno yang berkuasa pada periode Dinasti ke-5, pada 2465 SM hingga 2325 SM.
-
Dimana piramida itu ditemukan? Ilmuwan dari Jurusan Arkeologi dan Etnologi Fakultas Sejarah di L. N. Gumilyov Eurasian National University melakukan penggalian arkeologi di monumen kompleks Kyrykungir di dekat desa Toktamys, distrik Abai, di daerah Abai.
-
Bagaimana bentuk piramida tersebut terbentuk? Ahli geologi menjelaskan bahwa piramida tersebut sebenarnya adalah karakteristik umum dari daerah glasier yang dikenal sebagai gunung berpuncak piramida, yang terbentuk oleh pertemuan gletser di sisi daratan.
Mirip Piramida, Bangunan 2.300 Tahun Dikira Tempat Ibadah Umat Islam, Ternyata Bukan
Bahkan selama berabad-abad, penduduk Marmaris mengira bangunan berbentuk piramida di puncak bukti itu adalah tempat pemakaman seorang tokoh besar agama Islam. Penduduk setempat pun telah lama melakukan ritual suci di situs itu.
Menurut tradisi, para pemuda yang akan bergabung menjadi tentara biasanya pergi ke situs itu untuk mengambil segenggam tanah sebagai jimat keberuntungan karena dianggap memiliki status suci.
Situs yang disebut Çağbaba dalam bahasa Turki itu bahkan berfungsi sebagai tempat ziarah penduduk setempat.
Mereka yang pergi ke situs itu umumnya berdoa untuk kesehatan dan keberuntungan.
Namun orang-orang mulai berhenti datang ke situs itu pada 1970-an setelah terjadinya penjarahan makam. Statusnya sebagai situs suci pun mulai dipertanyakan.
Dilansir Greek Reporter, status sebagai situs suci pun mulai pudar ketika tim arkeolog menemukan bukti kuat bangunan piramida itu ternyata adalah makam petinju Yunani kuno terkenal bernama Diagoras dari Rhodes.
Tim arkeolog menemukan pesan Diagoras dalam bahasa Yunani yang terukir di dinding makam: “Saya akan waspada di bagian paling atas untuk memastikan tidak ada pengecut yang bisa datang dan menghancurkan makam ini”.
Bahkan tim arkeolog juga menemukan nama istri Diagoras, Aristomache yang terukir di atas makam. Arkeolog akhirnya yakin dahulu pada makam itu terdapat patung Diagoras dan istrinya sebelum dicuri.
Diagoras adalah petinju Yunani kuno terkenal pada abad ke-5 sebelum Masehi. Dia sering disambut di berbagai tempat karena kesuksesannya atas kariernya sebagai petinju.
Tulisan-tulisan Yunani kuno dari penulis Pindar dan Pausanias sering menulis kehidupan Diagoras.
Diagoras adalah atlet hebat pada masanya.
Dia diketahui memenangkan pertandingan Olimpiade dua kali, dua kali di pertandingan Nemean, empat kali di pertandingan Isthmian, dan sekali di pertandingan Pythean.
Bahkan ketiga anak Diagoras, Damagetos, Akousilaos, dan Dorieus adalah pemenang Olimpiade yang berhasil mengalahkan ketenaran dan bakat bapaknya.
Patung Damagetos dan Akousilaos yang mengangkat Diagoras juga dapat ditemukan di Pulau Rhodes, Yunani.