Peneliti Temukan Puluhan Fosil Tapak Kaki Berusia 1,5 Juta Tahun, Ternyata Milik Dua Spesies Manusia Purba
Temuan ini menunjukkan dua spesies manusia purba hidup di lanskap dan waktu yang sama.
Baru-baru ini para peneliti menemukan puluhan jejak kaki di sebuah situs arkeologi Koobi Fora, sebuah cekungan kuno di Kenya yang menunjukkan dua spesies manusia purba hidup di lanskap dan waktu yang sama.
Sebagian besar tapak kaki berusia 1,5 juta tahun dan tersebar di seluruh cekungan, beberapa tapak kaki milik satu hominin purba ditemukan tepat di bagian tengah, serta tiga tapak kaki individu dari tiga tapak kaki hominin purba lain yang berbeda.
-
Di mana tim arkeolog menemukan perkakas batu dan kerangka manusia purba? Saat menjelajahi gua di Jerman, tim arkeolog menemukan koleksi langka artefak dan kerangka manusia purba, termasuk beruang gua.
-
Bagaimana fosil manusia purba di Sangiran ditemukan? Fosil ini pertama kali ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada tahun 1934 dengan bantuan penduduk setempat.
-
Apa yang ditemukan para ahli paleontologi di Afrika Selatan? Para ahli paleontologi menemukan fosil bintang laut brittle atau biasa dikenal bintang rapuh, dari era Devonian di 'unit atas' Formasi Baviaanskloof di Afrika Selatan.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi? Para ahli paleontologi menemukan spesies cumi-cumi vampir yang sebelumnya tidak diketahui.
-
Di mana fosil manusia purba ditemukan? Fosil ini ditemukan di gua Heaning Wook Bone di Cumbria, Inggris.
-
Kapan para arkeolog menemukan fosil manusia purba spesies baru ini? Dilansir Ancient Origins, arkeolog pertama kali menemukan fosil ini di Hualongdong, China Timur pada 2019 lalu.
Para peneliti mengidentifikasi jejak kaki tersebut sebagai jejak kaki milik Homo erectus dan Paranthropus boisei, yang tergolong kera besar dan dianggap sebagai cabang sampingan dari evolusi manusia.
Dengan meninjau bukti fosil dari jejak kaki dan spesies yang sudah dikenal di area tersebut, tim peneliti menyimpulkan bahwa individu yang berjalan di tengah kemungkinan adalah P. boisei , dan tiga jejak kaki tunggal berasal dari tiga individu H. erectus yang berbeda.
“Kami tahu bahwa banyak spesies hominin yang berbeda di wilayah yang sama sepanjang masa,” kata arkeolog Andy Herries, seperti dikutip dari laman ABC News, Jumat (29/11).
Herries mengatakan ada kemungkinan kedua spesies tersebut hidup berdampingan dan saling berinteraksi, meskipun memiliki pola hidup serta cara hidup yang sangat berbeda.
Berjalan Tegak
Jejak kaki itu menunjukkan kedua spesies tersebut berjalan tegak tetapi memiliki gaya berjalan dan posisi yang berbeda. Meski begitu, Herries mengatakan sulit untuk mengungkap bagaimana manusia purba berjalan tegak tanpa ada perbandingan dari spesies dari manusia purba lain.
- Ilmuwan Temukan Spesies Baru Lalat Gergaji dari Fosil Berusia 16 Juta Tahun, Serangga Mirip Tawon yang Telah Punah
- Berkat Fosil Batang Kayu Berusia 30 Juta Tahun, Ilmuwan Temukan Hutan Purba Tersembunyi di Pulau Tanpa Pohon
- Ilmuwan Temukan Banyak Fosil Tanaman Purba di Hutan Berusia 53 Juta Tahun, Ada Pohon Pinus Super Langka
- Ilmuwan Temukan Spesies Baru Hewan Laut Purba Berusia 500 Juta Tahun, Bentuknya Mirip Ulat dengan Duri di Sekujur Tubuhnya
Selain jejak kaki, tim peneliti juga menemukan banyak koleksi jejak kaki lain burung dan mamalia ruminansia termasuk peralatan batu, tulang hominin dan sisa-sisa hewan yang menunjukkan penyembelihan.
Lebih jauh lagi, Herries mengatakan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan bagaimana keuda spesies hominin purba tersebut berinteraksi.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti