Mencicipi Papais Cisaat, Camilan Khas Subang yang Menggugah Selera
Daun yang digunakan terkadang menambah aroma harum dari papais tersebut, terlebih saat disajikan.
Daun yang digunakan terkadang menambah aroma harum dari papais tersebut, terlebih saat disajikan.
Mencicipi Papais Cisaat, Camilan Khas Subang yang Menggugah Selera
Kekayaan kuliner di Subang rupanya sudah ada sejak berabad-abad silam, salah satunya adalah papais Cisaat. Jika ditarik menurut asal usulnya, makanan ini disebut sudah ada sejak 1829 atau pada masa kolonial Belanda.
Papais Cisaat merupakan produk kudapan yang dikukus dan dibungkus menggunakan daun. Makanan ini punya cita rasa manis dan bertekstur cukup kenyal mirip bubur.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari pecak patin di Warung Numani? Sensasi pedas dan gurih berpadu jadi satu dalam makanan ini. Salah satu warung makan pecak patin yang terkenal adalah Warung Numani, letaknya di Jalan Raya Kaligondang. Pecak patin di warung makan itu menjadi incaran para pemburu kuliner. Apalagi dagingnya dikenal empuk dan kuahnya lezat.
-
Kenapa Pecel Semanggi jadi makanan khas Surabaya? Pecel Semanggi tercipta dari kebiasaan warga memanfaatkan tanaman di sekitar rumah untuk dimasak menjadi Semanggi Suroboyo.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari sate sapi di Warung Pak Djamil? Unik Berbeda dari yang lain, sate di warung ini menggunakan daging sapi. Mengutip YouTube Liputan6, sate dibuat menggunakan daging sapi tanpa lemak dicampur bumbu kacang.
-
Kapan sentra kuliner PKL Sultan Agung buka? Saat ini, kawasan itu telah ditata oleh pemkot sehingga lebih rapi dan nyaman, dengan jam buka mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
-
Kenapa sentra kuliner PKL Sultan Agung ramai? Diakui para pedagang, lokasi berjualan setelah ditata menjadi lebih rapi dan nyaman, ini tentu mengundang banyak pembeli.
-
Gimana cara makan taoge biar subur? Taoge, dengan kandungan vitamin B, C, B1, B6, K, E, dan A, serta zat besi, magnesium, fosfor, kalsium, kalium, dan omega-3, memiliki potensi meningkatkan kesuburan pria.
Daun yang digunakan terkadang menambah aroma harum dari papais tersebut, terlebih saat disajikan.
Di balik kehadirannya, papais Cisaat memiliki kisah unik seperti berbahan utama beras nasi sampai asal usul namanya yang konon terinspirasi dari salah ucap orang Belanda.
Sejak dua abad silam, kuliner ini telah menjadi favorit bagi warga Subang, terutama yang memiliki hajat.
Yuk cicipi rasa legitnya berikut ini.
Gambar: desawisatacisaat.wordpress.com/
Awalnya Ingin Buat Dodol
Awal kemunculan papais Cisaat diperkirakan pada abad ke-19. Ketika itu, warga di wilayah Cisaat, Subang tengah berbahagia karena mulai masuk musim panen.
Warga pun membuat beragam acara, termasuk dengan membuat camilan dodol.
Ketika itu masih menggunakan sistem iuran bahan dari warga, dan hasil yang terkumpul kemudian dikumpulkan untuk dibuat dodol.
Namun karenakan beras ketan yang dicari sebagai bahan utama tidak ada, akhirnya warga bersepakat untuk memakai beras nasi sebagai bahan pengganti.
Saat dimasak bersama gula merah, adonan kemudian tidak lengket dan jauh dari istilah dodol. Namun dari rasa rupanya sangat lezat, dan hasilnya menjadi bagus saat dibungkus oleh daun.
Disajikan di Acara Hajatan
Bagi yang berkesempatan hadir di Subang untuk mengikuti hajatan, rasanya akan mudah menemukan makanan ini. Sebab, papais sering hadir sebagai sajian tamu.
Ini terkait sejarahnya, di mana makanan ini mulanya sudah dihadirkan dalam acara hajat bumi dan masa panen. Lalu keturunan berikutnya mewariskan makanan ini, hingga ke anak cucu mereka.
Camilan ini sangat cocok disantap, dengan ditemani secangkir teh ataupun kopi.
- Tambah 2 Bahan Sederhana Ini, Rebung Dijamin Empuk, Tidak Bau Pesing dan Tidak Pahit
- Mencicipi Lezatnya Seruit, Olahan Perpaduan Tempoyak Durian dan Pindang Ikan Khas Lampung
- Uniknya Nasi Kabaka, Makanan Khas Padang Panjang yang Berawal dari Bekal Anggota Keluarga
- Begini Cara Lapas Cibinong Tingkatkan Pemenuhan Makanan Sehat Narapidana
Mengutip Instagram @humas_jabar, mulanya, makanan ini dihadirkan untuk menyambut pemimpin dan pejabat Belanda yang hadir di Desa Cisaat. Daun pembungkus menggunakan daun bangban yang mudah dijumpai di sekitar rumah.
Namanya Terinspirasi dari Orang Belanda
Terkait namanya, konon papais berasal dari kesalahan penyebutan oleh orang Belanda. Ketika itu datang tamu Belanda dan mencicipi makanan ini.
Orang Belanda lantas bertanya nama makanan tersebut, namun karena kesulitan menyebut papaes, maka dia menyebutnya sebagai papais. Sejak itu, nama papaes lebih kesohor sebagai papais.
Menurut laman Desa Wisata Cisaat, makanan ini jadi kuliner khas untuk meramaikan acara-acara hajatan.
Walaupun mulai langka, sejumlah warga di Cisaat masih memproduksi papais Cisaat dan menerima pesanan untuk mantenan sampai khitanan.
Karena bisa tahan selama beberapa hari, papais Cisaat juga cocok sebagai oleh-oleh setelah berkunjung ke Kabupaten Subang.
Penasaran dengan rasanya?