Mengenal Batu Wongwongan, Jadi Bukti Peninggalan Hindu di Lebak
Situs ini jadi salah satu bukti peninggalan era Hindu di Lebak yang masih tersisa.
Situs ini jadi salah satu bukti peninggalan era Hindu di Lebak yang masih tersisa.
Mengenal Batu Wongwongan, Jadi Bukti Peninggalan Hindu di Lebak
Di desa Lebak Situ, Kabupaten Lebak, terdapat sebuah artefak kuno bernama Batu Wongwongan.
Oleh warga sekitar, situs ini dikenal dengan nama batu lingga karena diklaim menyerupai Lingga Yoni yang ada di Candi Prambanan.
-
Apa yang menjadi bukti bahwa Banten Lama pernah berjaya pada masa peradaban Hindu? Salah satu bentuk tinggalan yang menarik adalah situs batu yang dipercaya merupakan kendaraan Dewa Siwa dalam kebudayaan Hindu di India.
-
Kenapa pelacur pada masa Hindu Buddha dikenakan pajak? Meski demikian, keberadaan pelacur diakui pihak penguasa pada zaman Jawa kuno. Bahkan mereka dikenakan pajak sebagaimana profesi lain.
-
Dimana letak situs penemuan arca Buddha raksasa? Kini situs penemuan arca Buddha raksasa itu dinamakan Situs Candi Bogang, letaknya di Desa Selomerto, Wonosobo.
-
Candi apa yang terkenal dengan corak Buddha dan menjadi destinasi wisata sejarah dan religi favorit di Indonesia? Candi ini terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah sekaligus religi favorit di Indonesia.Bahkan saat Hari Raya Waisak tiba, akan ada ribuan umat Buddha yang datang dari penjuru dunia untuk berkumpul dan bersembahyang di sana.
-
Kapan Arca Buddha Bukit Siguntang ditemukan? Pada tahun 1920-an di lereng selatan bukit ini ditemukan arca Buddha bergaya Amarawati.
-
Siapa penguasa lama di Banten sebelum Sultan Hasanuddin tiba? Pada saat Sultan Hasanuddin dari Cirebon tiba di Banten sekitar abad ke-16, ia tinggal bersama penguasa lama tempat itu bernama Brahmana Kandali.
Batu Wongwongan diketahui memiliki ciri unik, yakni berbentuk Yoni tanpa cerat, serta terdiri dari masing-masing muka di setiap sisi yang memiliki kepala arca dan berhias rambut anting-anting dengan kondisi yang telah usang.
Keberadaan batu ini tersembunyi di tengah hutan perkebunan, dan tak jauh dari Sungai Ciwongwongan.
Belum jelas tentang asal usul batu ini, namun keberadaannya menimbulkan misteri karena batu ini disebut jadi satu-satunya yang terdapat di pulau Jawa.
Berikut selengkapnya.
Mirip Batu Lingga Yoni
Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kamis (25/4), artefak arkeologi ini memperlihatkan bentuk yang menyerupai Lingga Yoni.
Namun tidak dengan ciri khas yang biasa ditemui, yakni bentuk Phallusnya yang melekat pada sebuah asana, sementara Yoni-nya tak menampakkan karakteristik lipatan yang lazim pada Yoni di Jawa.
Keunikan lainnya adalah kehadiran empat wajah yang diukir secara tiga dimensi dengan detail perhiasan dan rambut yang jelas, serta bagian dasar Yoni yang asimetris.
Kehadiran jenis batu seperti ini tak tercatat di wilayah Jawa lainnya.
Dari data sejarah disebutkan bahwa batu Lingga dan Yoni berada di kompleks Candi Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan disimbolkan sebagai sisi maskulinitas dari seorang laki-laki.
- Mengenal Keunikan Batu Alam Khas Lebak yang Mendunia, Terjual ke Arab Saudi sampai Amerika
- Pegawai Kehutanan Temukan 10 Butir Telur Paling Langka, Mirip Batu dengan Warna Hijau Gelap
- Terkenal hingga Seluruh Indonesia, Ini Kisah Pengrajin Batu dari Padalarang
- Menguak Misteri Situs Balekambang di Batang, Kolam Pemandian Diduga Peninggalan Abad ke-7 Masehi
Bentuk Lingga yang Tak Dijumpai di Wilayah Pulau Jawa
Disebutkan bahwa batu ini tidak ditemukan di wilayah manapun di pulau Jawa, dan hanya di Kabupaten Lebak Banten.
Dalam konteks ikonografi dewa-dewa Hindu, situs ini dianggap sebagai respresentasi Dewa Siwa yang tertinggi.
Ini terlihat dari keempat kepala tersebut disimbolkan menyatu dengan Lingga, atau yang biasa dianggap sebagai mukhalingga.
Meski jumlah wajah yang digambarkan bervariasi, mulai dari satu, empat, hingga lima, jarang sekali ditemukan pada zaman kuno Jawa Tengah.
Di sisi lain, terdapat pula Lingga yang berdiri sendiri tanpa Yoni, disebut pseudo Lingga atau Lingga semu dengan bentuk silindris dan persegi sebagai patok atau batas dan sering dianggap sebagai batas suatu candi atau tanah dari kerajaan di zaman lampau.
Sisa Pemujaan Dewa Siwa
Mengutip Disbudpar Lebak, kehadiran Lingga Yoni ini mencerminkan praktik pemujaan terhadap Siwa yang sering terjadi di tempat-tempat yang dianggap sakral.
Umumnya situs serupa biasa ditemukan di candi atau lokasi yang disucikan, termasuk bekas reruntuhan suatu kerajaan peninggalan era Hindu – Buddha sekitar abad ke-5 masehi masa lampau.
Patung Siwa sering dianggap sebagai dewa utama yang amat dipuja di pulau Jawa. Patung ini jarang berdiri sendiri, dan selalu dikelilingi oleh keluarga dan minimal Nandisa atau Nandi sebagai wahana atau kendaraannya.
Keluarganya yang lain termasuk Durga atau Parwati sebagai sakti atau istri, Ganesha sebagai anak, Agastya sebagai perwujudan Siwa Mahaguru, Kartikeya sebagai anak, Mahakala, dan Nandiswara sebagai penjaga pintu candi.
Jadi Tempat Bersejarah di Lebak
Adanya penemuan batu Lingga Yoni ini, menjadikan kawasan tersebut salah satu destinasi sejarah yang ada di Kabupaten Lebak.
Tempat ini cocok dikunjungi bagi para penikmat sejarah, maupun siswa sekolah untuk napak tilas zaman kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berjaya di masa silam di nusantara.
Sayangnya kondisi terkini situs sudah tidak sempurna karena dimakan usia. Ini terlihat dari bentuk mukanya yang sudah halus. Bentuk yoni yang kerucut terbalik juga sudah tidak terlihat ujung kerucutnya karena tertutup bagian dasar.
Namun lokasi masih bisa dikunjungi sebagai salah satu tempat bersejarah di Kabupaten Lebak.