Sejarah 20 Agustus 636 M: Akhir Perang Yarmuk dan Kemenangan Pasukan Muslim Dibawah Pimpinan Khalid bin Walid
Pasukan Muslim yang dipimpin oleh Khalid bin al-Walid berhasil menaklukkan pasukan Bizantium yang jumlahnya jauh lebih besar.
Pada 20 Agustus 636 M, sebuah pertempuran besar meletus, mengubah nasib dua kekuatan besar dunia saat itu. Pasukan Muslim, yang dipimpin oleh Khalid bin al-Walid, berhadapan dengan pasukan Bizantium dengan jumlah yang lebih besar dan berpengalaman. Apa yang terjadi pada hari itu bukan hanya sekadar pertempuran, tetapi juga sebuah titik balik dalam sejarah yang mengguncang fondasi Kekaisaran Bizantium dan membuka jalan bagi penyebaran Islam di wilayah Syam (Levant).
Pertempuran Yarmuk adalah bukti kecerdasan taktik dan ketangguhan pasukan Muslim yang, meski kalah jumlah, mampu mengalahkan kekuatan besar Bizantium. Dengan menggunakan strategi yang brilian, Khalid bin al-Walid berhasil memukul mundur dan menghancurkan pasukan Bizantium, mengukuhkan dirinya sebagai salah satu komandan militer terbesar sepanjang masa. Kemenangan ini tidak hanya membawa kehancuran bagi Bizantium, tetapi juga menandai dimulainya era baru di Timur Tengah di bawah kekuasaan Islam.
-
Bagaimana jalannya Perang Cumbok? Konflik kedua belah pihak pun pecah di wilayah Pidie sejak awal bulan Desember 1945. Konflik yang berlangsung sampai pertengahan Januari 1946 ini dimenangkan oleh kelompok PUSA yang didukung langsung oleh milisi rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
-
Kapan Perang Cumbok berakhir? Konflik yang berlangsung sampai pertengahan Januari 1946 ini dimenangkan oleh kelompok PUSA yang didukung langsung oleh milisi rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
-
Dimana mangkuk jamur ini disajikan? Sajikan mangkuk keju selagi masih panas. Anda juga bisa melapisi mangkuk jamur dengan adonan tepung basah, lalu digoreng dengan minyak yang banyak (deep fried).
-
Kapan Perang Batak dimulai dan berakhir? Pemicu Peperangan Perang Batak mulai berlangsung dari tahun 1878 hingga 1907 atau selama 29 tahun lamanya.
-
Kapan kapak perimbas ini dihasilkan? Kapak perimbas ini dihasilkan pada masa zaman batu tua (palaeolitikum), di mana kala itu adalah periode food gathering atau mengumpulkan makanan.
-
Apa yang ditemukan di makam selain kerangka? Di situs tersebut terdapat empat lubang besar yang berisi kerangka tiga pria dan satu wanita yang dikremasi, bersama dengan berbagai persembahan untuk mendampingi mereka ke akhirat, seperti bejana tanah liat, kaca dan perunggu, dudukan lampu lengkap dengan lampu minyak perunggu, lentera perunggu, senjata, perhiasan, dan kotak kayu.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas bagaimana peristiwa penting pada 20 Agustus 636 M ini terjadi, dari latar belakang, jalannya pertempuran, hingga dampaknya dalam jangka panjang.
Latar Belakang Perang Yarmuk
Perang Yarmuk terjadi pada tahun 636 M, hanya beberapa tahun setelah perang abadi antara Bizantium dan Sassania dari tahun 602 hingga 628. Pada tahun 628 kedua pasukan kelelahan dan menelan banyak kerugian, yang menciptakan peluang bagi umat Islam untuk menyerang mereka di berbagai tempat dari tahun 629 M hingga mencapai klimaksnya dalam Perang Yarmuk pada tahun 636.
Pada 633 pasukan Muslim menyerang Suriah, dan setelah berbagai pertempuran kecil berhasil merebut Damaskus pada 635. Kaisar Romawi Timur, Heraclius mengatur sebuah pasukan sekitar 40.000 orang setelah mengetahui lepasnya Damaskus dan Emesa. Pergerakan pasukan Romawi Timur yang besar ini, menyebabkan pasukan Muslim di bawah Khalid ibn Walid meninggalkan kota-kota, dan mundur ke selatan menuju Sungai Yarmuk.
Wilayah Levant (Syam), yang diperebutkan oleh dua pasukan ini, memang wilayah yang kaya dan strategis Wilayahnya sendiri mencakup Suriah, Palestina, Yordania, dan Lebanon saat ini. Pasukan Muslim pertama kali memasuki wilayah Syam pada awal 630-an, dan mereka dengan cepat berhasil menguasai beberapa kota dan wilayah penting, seperti Damaskus. Kekaisaran Bizantium berusaha keras mempertahankan wilayah ini, karena kehilangan Levant berarti kehilangan salah satu sumber pendapatan dan kekuatan militer utama mereka.
Jalannya Pertempuran
Hari Pertama hingga Ketiga:
- Kisah Wahidun, Buruh Bangunan Nabung Rp55 Ribu Setiap Pekan untuk Berkurban Sapi
- Sejarah Kaum Tsamud, Penyembah Berhala yang Diazab oleh Allah SWT
- Sejarah Badar dan Penyebabnya, Perang Besar Pertama Kaum Muslimin
- Melihat Indahnya Kota Terjadinya Perang Karbala yang Menewaskan Cucu Kesayangan Rasulullah SAW
Pada awal pertempuran, kedua pasukan, Muslim dan Bizantium, saling berhadapan di medan perang dekat sungai Yarmuk. Pasukan Muslim, yang jumlahnya lebih sedikit, dipimpin oleh Khalid bin al-Walid, sementara pasukan Bizantium, yang jauh lebih besar, dipimpin oleh Theodore Trithyrius. Selama tiga hari pertama, pertempuran berlangsung sengit, dengan serangan dan serangan balik antara kedua belah pihak. Meskipun kalah jumlah, pasukan Muslim mampu bertahan berkat disiplin dan moral yang tinggi.
Hari Keempat:
Pada hari keempat, pasukan Bizantium melancarkan serangan besar-besaran dengan tujuan menghancurkan garis pertahanan Muslim. Khalid bin al-Walid merespons dengan mengatur ulang pasukannya dan menggunakan taktik penarikan mundur terencana. Pasukan Muslim berpura-pura mundur untuk memancing pasukan Bizantium keluar dari posisi pertahanan mereka. Ketika pasukan Bizantium terpecah dan keluar dari formasi, Khalid memerintahkan serangan balik yang berhasil mengguncang pasukan Bizantium.
Hari Kelima:
Pada hari kelima, pasukan Bizantium kembali mencoba menyerang, tetapi mereka mulai kehilangan semangat dan organisasi mereka semakin kacau. Khalid memanfaatkan kekacauan ini untuk melancarkan serangan berulang-ulang yang semakin melemahkan pasukan Bizantium. Banyak pasukan Bizantium yang kehilangan moral dan mulai melarikan diri dari medan perang.
Hari Keenam (20 Agustus):
Hari keenam menjadi klimaks pertempuran. Khalid bin al-Walid melancarkan serangan besar-besaran dari berbagai sisi, memukul mundur pasukan Bizantium ke tepi sungai Yarmuk. Dalam kekacauan ini, banyak prajurit Bizantium terjebak di tebing-tebing atau tenggelam di sungai. Pasukan Bizantium mengalami kekalahan total, dan sisa-sisa pasukan mereka mundur, meninggalkan medan perang dalam kekacauan.
Akhir dari Perang Yarmuk
Akhir dari Perang Yarmuk pada 20 Agustus 636 M ditandai dengan kemenangan telak pasukan Muslim atas Kekaisaran Bizantium. Khalid bin al-Walid memimpin serangan besar-besaran dari berbagai sisi terhadap pasukan Bizantium yang sudah kelelahan dan kehilangan semangat. Pasukan Muslim menggunakan taktik mengepung dan menekan pasukan Bizantium ke arah tepi sungai Yarmuk.
Dalam kekacauan ini, banyak prajurit Bizantium terjebak di tebing-tebing yang curam di sekitar sungai. Mereka yang tidak terbunuh di medan perang jatuh dari tebing atau tenggelam saat mencoba menyeberangi sungai untuk melarikan diri. Pemimpin Bizantium, Theodore Trithyrius, dan banyak perwira tinggi lainnya tewas, sementara sisanya melarikan diri.
Dengan kekalahan total ini, pasukan Bizantium tidak lagi mampu mempertahankan wilayah Levant (Syam). Kemenangan ini membuka jalan bagi pasukan Muslim untuk menguasai kota-kota penting seperti Damaskus dan Yerusalem. Kekaisaran Bizantium kehilangan cengkeramannya di wilayah ini, menandai berakhirnya kekuasaan mereka di Timur Tengah dan mempercepat penyebaran Islam di wilayah tersebut.
Kemenangan di Yarmuk menjadi salah satu titik balik penting dalam sejarah Islam, karena memperkuat dominasi Muslim di kawasan Timur Tengah dan mengukuhkan Khalid bin al-Walid sebagai salah satu komandan militer terbesar dalam sejarah dan yang paling brilian di zaman Pertengahan.