Melihat Peninggalan Era Hindu-Buddha di Kulon Progo, Penuh Misteri yang Belum Terpecahkan
Sebagian besar peninggalan kuno itu sudah tak utuh dan hanya meninggalkan sebuah teka-teki.
Tak banyak yang tahu kalau wilayah Kabupaten Kulon Progo di Daerah Istimewa Yogyakarta menyimpan peninggalan Hindu-Buddha. Selama ini peninggalan Hindu-Buddha di DIY kebanyakan hanya ditemukan di wilayah Kabupaten Sleman bagian timur. Namun faktanya, ditemukan beberapa peninggalan Hindu-Buddha di Kulon Progo. Sayangnya sebagian besar sudah tak utuh dan hanya meninggalkan sebuah teka-teki.
Endraswara dalam buku “Keistimewaan Yogyakarta dalam Perspektif Arkeologi” menulis bahwa Dinas Kebudayaan Kulon Progo dan Balai Pelestari Cagar Budaya pernah menginventarisasi sejumlah penemuan benda bernilai arkeologis di Kulon Progo pada tahun 2018.
-
Kapan Candi Jago dibangun? Candi ini dibangun sekitar abad ke-13 Masehi.
-
Kapan Candi Cetho dibangun? Candi Cetho dibangun pada zaman Kerajaan Majapahit, tepatnya masa pemerintahan Raja Brawijaya V.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Apa yang menjadi keunikan Candi Jago? Keunikan Keunggulan Candi Jago yakni bangunan yang digunakan untukmemuja dewa Buddha, namun memiliki relief bernapaskan Hindu.
-
Mengapa Candi Kayen penting? Dari penelitian yang dilakukan selama bertahun-tahun itu, terungkaplah bahwa candi tersebut punya nilai arkeologi dan sejarah yang cukup tinggi.
-
Bagaimana Candi Banyunibo dipugar? Pemugaran Candi Banyunibo tahap pertama berhasil menyelesaikan bagian alas (soubasement), kaki candi, tubuh candi, dan pelataran serta pagar sisi utara. Pemugaran di Candi Banyunibo tahap kedua dilaksanakan tahun 1976 yang melanjutkan pemugaran atap dan stupa puncak candi induk. Akhirnya pemugaran Candi Banyunibo dapat diselesaikan pada 1978.
Selain itu, benda-benda peninggalan Hindu pun pernah ditemukan pada sejumlah tempat di Kulon Progo. Beberapa sudah diamankan oleh pemerintah, namun sisanya dibiarkan saja sehingga tak jelas nasibnya kini.
Berikut ulasan selengkapnya:
Penemuan di Situs Tirto
Pagi itu, Selasa, 3 Juli 2018, Danang Indra Prayudha, seorang arkeolog dari Cagar Budaya, tengah sibuk mengidentifikasi beberapa temuan lingga yang berada di Situs Tirto. Situs tersebut merupakan salah satu lokasi ditemukannya beberapa peninggalan kuno di Kulon Progo. Selain lingga, di sana juga ditemukan batu lumping, antan, arca, batu jambangan, dan tempat peripih.
Situs Tirto berada di tengah pekarangan warga yang banyak ditanami pohon nira. Di sana pula ditemukan salah satu nisan bertuliskan aksara Jawa kuno yang sudah aus. Aksara Jawa itu bertuliskan “Wagiswara” yang kalau diterjemahkan artinya perwujudan Dewa Siwa. Namun sampai sekarang belum ada keterangan lebih lanjut mengenai penemuan tersebut.
Dikeramatkan Masyarakat
Penemuan benda purbakala lainnya berada di Dusun Sambiroto, Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan. Di sana terdapat sebuah situs bernama Candi Sambiroto. Namun sesungguhnya tak ada bangunan candi di sana. Yang tersisa hanyalah reruntuhannya saja.
- Melihat Jejak Sejarah Lamongan Kuno, Kental Akulturasi Budaya Islam dan Hindu-Buddha
- Jejak Masa Lalu Gunung Pulosari di Pandeglang, Pernah Jadi Pusat Pendidikan Era Zaman Kerajaan Hindu
- Konon Sudah Ada Sejak Era Majapahit, Ini Kisah Para Perajin Keris di Dusun Banyusumurup Bantul
- Sejarah Candi Prambanan yang Eksotis, Sarat Nilai Budaya Hindu
Mengutip buku “Keistimewaan Yogyakarta dalam Perspektif Arkeologi”, bangunan candi di situs Candi Sambiroto terbuat dari batu bata dengan ukuran lebih besar dari batu bata yang beredar di pasaran saat ini. Reruntuhan Candi Sambiroto belum bisa dipastikan apa unsur keagamaannya karena tidak ada artefak-artefak lain yang ditemukan di situs itu.
Hingga kini, masyarakat setempat mengeramatkan tempat itu. Tak jauh dari reruntuhan itu terdapat sebuah batu berlubang yang terbuat dari batu putih. Bentuk batu itu kurang jelas apakah sebuah yoni atau sebuah umpak bangunan.
Ajaran Seksologi Jawa
Mengutip buku “Keistimewaan Yogyakarta dalam Perspektif Arkeologi”, sebagian besar peninggalan prasasti dan candi yang ditemukan di Kulon Progo bercorak ajaran seksologi Jawa. Baik disengaja atau tidak, pundak candi, candi, dan prasasti di kawasan Yogyakarta bagian barat itu banyak yang bercorak seksualitas budaya.
Menurut antropolog Suwardi Edraswara, dalam perspektif etnobotani kawasan Menoreh memiliki banyak tumbuhan yang khas dan sejuk. Itulah sebabnya, menurut Endraswara, bukan hal aneh bila di wilayah itu banyak muncul peninggalan etnoarkeologi seksualitas budaya Keyogyakartaan.