Mengenal Upacara Adat Suran Mbah Demang, Bentuk Pelestarian Nilai-Nilai Leluhur Masa Lalu
Tradisi Suran Mbah Demang dilaksanakan setiap tanggal 7 Sura penanggalan Jawa
Tradisi Suran Mbah Demang dilaksanakan setiap tanggal 7 Sura penanggalan Jawa
Mengenal Upacara Adat Suran Mbah Demang, Bentuk Pelestarian Nilai-Nilai Leluhur Masa Lalu
Cokrodikromo adalah anak salah seorang pemuka masyarakat yang saat kecil dinamakan Asrah. Tidak seperti anak pemuka masyarakat pada umumnya, Asrah memiliki perilaku yang nakal dan mendatangkan malu pada keluarganya.
Karena keluarganya tak kuat lagi mendidiknya, ia dititipkan kepada Demang Dawangan, seorang pejabat pemerintahan yang dikenal memiliki sikap tegas. Di bawah didikan Demang Dawangan, Asrah ditugaskan untuk menggembala itik dan mencari kayu bakar ketika pulang.
-
Di mana tradisi Dendang Lebah dilakukan? Di Aceh Tamiang, masyarakat sekitar telah mempertahankan tradisi memanen madu yang bernama Dendang Lebah.
-
Kapan tradisi Mubeng Beteng dimulai? Prosesi topo bisu mubeng beteng biasanya dimulai pada malam satu Suro pukul 21.00 WIB.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Di mana tradisi Ruwat Jagat Mapag Hujan di Subang dilakukan? Untuk tahun ini, kegiatan utamanya yakni merawat mata air dengan menanam pohon di sekitar Kaki Gunung Sunda, Desa Sukamandi, Kecamatan Sagalaherang, Subang.
-
Apa yang dirayakan dalam tradisi Mauludan di Desa Kemuja? Mauludan merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuja, Kabupaten Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam memperingati serta penghormatan pada hari lahir Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal.
-
Di mana tradisi Ngitung Batih dilakukan? Mitos Masyarakat Desa Dongko Kabupaten Trenggalek masih mempercayai mitologi Kanjeng Ratu Kidul sebagai penguasa laut selatan Jawa.
Saat sudah beranjak dewasa, Demang Dawangan menyuruh Asrah untuk bertapa selama sebulan. Laku tapa brata itu membawa Asrah pada orang-orang bijak yang mengajarinya arti sejati hidup dan memberinya sebuah kitab.
Pada batas antara hidup dan mati setelah sebulan bertapa, Ki Demang Dawangan meneteskan cairan kanji ke mulut Asrah hingga ia kembali sadar. Dengan sisa-sisa kekuatan, Asrah mencari kitab yang ia terima ketika bertapa. Pada akhirnya ia ditemukan di pinggir Kali Bedog.
Asrah menjadi orang yang sakti mandraguna setelah bertapa. Ia kemudian diangkat menjadi mandor di perkebunan tebu. Dia dipercaya menjadi Demang pabrik gula di daerah Demak Ijo. Ia pun berganti nama menjadi Demang Cokrodikromo.
Selama sisa hidupnya, Demang Cokrodikromo tetap melakukan laku prihatin dengan tidak makan garam. Ia juga melakukan laku tapa bisu mengelilingi rumahnya dan hanya mandi setahun sekali pada setiap tanggal 7 Sura tengah malam.
Selain itu, Demang Cokrodikromo juga selalu memberi hidangan pada yang datang berupa kendi berwarna hijau, nasi yang dibungkus daun pisang dengan lauk ketan tholo dan aneka sayur. Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal tradisi Suran Mbah Demang.
Dikutip dari Slemankab.go.id, tradisi Suran Mbah Demang dilaksanakan setiap tanggal 7 Sura penanggalan Jawa. Acara ini diawali dengan pembagian kendi hijau kepada pengunjung di sekitar pendapa Mbah Demang. Acara kemudian dilanjutkan dengan tahlil di pendapa dan nyekar ke makam Mbah Demang pada sore harinya.
Sementara prosesi inti dimulai malam hari sekitar pukul 21.00. Pada acara inti ini, dilaksanakan kirab dari Padepokan Patran Eyang Ki Juru Permono, seorang ahli nujum Kerajaan Mataram, menuju Pendopo Mbah Demang.
Yang dikirab antara lain pusaka Kyai Blencong, Bende, tombak dan kitab Ambeyo, serta foto Mbah Demang Cokrodikromo dan foto Eyang Ki Juru Permono.
- Mengenal Lebih Dekat Tradisi Sekaten, Warisan Budaya Penuh Makna dalam Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW
- Mengenal Ulap Sarut, Tradisi Berpakaian Masyarakat Dayak Benuaq yang Kaya Nilai Filosofis
- 6 Tradisi Unik Sambut Tahun Baru Islam di Indonesia, Penguatan Budaya dan Kerukunan Masyarakat
- Mengenal Larung Kepala Kerbau, Ungkapan Rasa Syukur Nelayan di Jepara
Kirab selesai sekitar pukul 23.00. Setelah itu prosesi dilanjutkan dengan Salawatan di pendopo dan mandi jamas Trah Mbah Demang di sumur petilasan Mbah Demang.
Seluruh rangkaian acara itu diselenggarakan di kediaman Mbah Demang, yaitu di Banyuraden, Gamping, Sleman. Saat acara itu berlangsung, biasanya akan ada ratusan pedagang musiman yang berjualan di sana.
Pada Suran Mbah Demang tahun 2024 ini, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo berkesempatan hadir. Acara yang dilaksanakan pada 13 Juli lalu dimeriahkan oleh kirab dari 7 kelompok bregada dari seluruh padukuhan di Kalurahan Banyuraden dan 8 kelompok kesenian serta ogoh-ogoh.
Dalam kesempatan itu, Kustini mengajak seluruh masyarakat untuk melestarikan peninggalan dan tradisi leluhur yang diwariskan Ki Demang Cokrodikromo.
“Saya mengajak seluruh masyarakat Banyuraden untuk meneladeni nilai leluhur yang diwariskan Ki Demang. Upacara adat ini juga bisa menjadi pengingat bagi masyarakat Banyuraden dan sekitarnya akan tradisi leluhur yang harus dilestarikan,” ujar Kustini.