Desa di Bojonegoro Ini Jadi Daerah Istimewa sejak Kerajaan Majapahit, Syekh Jumadil Kubro Sesepuh Wali Songo Pernah Tinggal di Sini
Desa ini dikenal sebagai pusat peradaban sejak zaman Hindu Buddha di Indonesia
Desa ini dikenal sebagai pusat peradaban sejak zaman Hindu Buddha di Indonesia
Desa di Bojonegoro Ini Jadi Daerah Istimewa sejak Kerajaan Majapahit, Syekh Jumadil Kubro Sesepuh Wali Songo Pernah Tinggal di Sini
Gunung Jali Tebon di Desa Tebon, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro ini dikenal sebagai gerbang masuknya Islam ke kawasan pedalaman. Konon, Syekh Jumadil Kubro yang dikenal sebagai sesepuh para Wali Songo, pernah membuat permukiman muslim di kawasan.
-
Bagaimana Sunan Gunung Jati menyiarkan Islam di Cirebon? Melalui gelar ini, Sunan Gunung Jati mulai bergerilya untuk mengenalkan ajaran Islam di wilayah Cirebon yang warganya masih memeluk agama Hindu Buddha serta kepercayaan leluhur.
-
Apa yang dipertandingkan dalam Jelajah Bukit Pelangi? Mereka akan memperebutkan hadiah menarik seperti satu unit mobil, 20 motor, 40 keping emas dll.
-
Apa yang terjadi di Gunung Tangkuban Perahu? Video tersebut dibagikan oleh beberapa akun Facebook di antaranya oleh akun Vicho Najwa, Hasanova Store, dan Yuni Sri Rahayu. Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Dimana Sunan Gunung Jati menyiarkan Islam? Ia merupakan tokoh perintis syiar Islam di wilayah Cirebon dan sekitarnya yang berpusat di Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.
-
Di mana Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam? Sunan Gunung Jati, atau Syarif Hidayatullah, memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa Barat, terutama di Cirebon dan sekitarnya.
-
Apa itu Gunung Kelam? Gunung Kelam membentang dari arah barat ke timur dengan ketinggian 1.002 mdpl dan merupakan sebongkah batu raksasa atau monolit.
Toleransi Beragama
Presiden ke-IV Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam bukunya The Passing Over: Kebebasan Beragama dan Hegemoni Bernegara (1998) menyebut kawasan Gunung Jali Tebon sebagai cikal bakal toleransi beragama di Nusantara.
Syekh Jumadil Kubro membangun permukiman muslim untuk berdakwah. Saat itu, ajaran Islam masih asing bagi orang-orang di kawasan pedalaman.
Jauh sebelum Gus Dur, Thomas Stamford Raffles dalam History of Java (1817) lebih dulu menyebut bahwa Gunung Jali merupakan tempat Sayyid Jumadil Kubro.
Mengutip Raffles, saat Syekh Jumadil Kubro berada di Gunung Jali Tebon, ia pernah mendapat kunjungan dari Sunan Ampel muda.
Daerah Istimewa
Mengutip Instagram @bojonegorohistory, sejak era Hindu Buddha di Nusantara Gunung Jali Tebon dikenal sebagai pusat peradaban.
Daerah yang berada tak jauh dari aliran sungai Bengawan Solo diistimewakan sejak zaman Kerajaan Majapahit.
Bahkan kerajaan-kerajaan sesudah Majapahit yakni kerajaan Singasari, Kahuripan, hingga Kerajaan Medang Kamulan mengakui kawasan Jali Tebon sebagai tanah perdikan yang bebas pajak.
Keberadaan Gunung Jali tertulis pada sejumlah prasasti, yakni Prasasti Pucangan (1041 M) yang ditulis Raja Airlangga, Prasasti Maribong (1264 M) yang ditulis Raja Wishnuwardana, dan Prasasti Canggu (1358 M) yang ditulis Raja Hayam Wuruk.
- Tak Banyak yang Tahu, Begini Kisah Bojonegoro Surga Migas Indonesia yang Ternyata Dulu Lautan
- Kisah di Balik Desa Malingmati Bojonegoro, Konon Maling yang Nekat Beraksi di Sini Selalu Tertangkap
- Situs Tingkip, Peninggalan Masa Hindu-Buddha yang Ditemukan Melalui Mimpi
- Berusia 332 Tahun, Begini Kisah Beduk di Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu yang Suaranya Konon Terdengar Sampai Cirebon
Mengutip situs jurnaba.co, Gunung Jali adalah titik temu tiga peradaban kuno: Ngloram (Kerajaan Medang Kamulan), Maribong (Kerajaan Singasari), dan Jipang (Kerajaan Majapahit).