Mengenal Ngacau Galamai, Konsep Gotong Royong saat Masak Dodol Khas Bengkulu
Tradisi ini masih terus dipertahankan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.
Tradisi ini masih terus dipertahankan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.
Mengenal Ngacau Galamai, Konsep Gotong Royong saat Masak Dodol Khas Bengkulu
Sumatera Barat tidak hanya terkenal dengan kuliner nasi kapau atau rendang yang sudah begitu mendunia. Namun, jenis makanan lainnya juga tidak kalah menarik untuk dicicipi.
Salah satu kudapan yang cukup istimewa yaitu Galamai. Ya, makanan ini secara kasat mata mirip seperti dodol atau jenang yang ada di Pulau Jawa. Uniknya, hampir seluruh suku di Indonesia memiliki kudapan yang satu ini. (Foto: Wikipeda)
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Bagaimana tradisi adu tangkas Domba Garut berkembang? Adu tangkas ini semakin populer ketika periode kepemimpinan Bupati Garut yaitu RAA Soeria Katalegawa pada tahun 1915 sampai 1929. Kemudian diteruskan oleh putranya bernama Kanjeng Dalem RAA Moesa Soria Kartalegawa.
-
Kapan tradisi Binarundak di Sulawesi Utara dilakukan? Tradisi ini dilakukan dengan memasak nasi jaha secara bersama-sama selama tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri.
-
Tradisi Ulur-Ulur itu apa? Ulur-Ulur merupakan prosesi pengembalian kesadaran manusia untuk menjaga keseimbangan alamnya dengan cara melakukan prosesi upacara adat istiadat.
-
Apa makna tradisi Unduh-unduh yang digelar di GKJW Mojowarno Jombang? Tujuan utama tradisi Unduh-unduh adalah sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah. Meskipun diinisiasi oleh umat kristiani, namun pelaksanaan Unduh-unduh melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
-
Apa itu tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya? Tradisi kawin tangkap ialah perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan pria yang tidak dicintainya.
Namun, di Bengkulu terdapat sebuah tradisi dalam proses pembuatan Galamai yang dinamakan dengan Ngacau Galamai. Tradisi ini masih terus dipertahankan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.
Proses Pengadukan yang Lama
Proses pembuatan Galamai memang memakan waktu yang cukup lama, yakni kurang lebih selama 7 jam dan seluruh adonan tersebut harus selalu diaduk hingga mengental. Untuk menghemat tenaga, maka proses pengadukan ini dilakukan secara gotong royong.
Melansir dari kanal Liputan6.com, setiap 15 menit sekali warga akan bergantian mengayun sendok berbahan kayu sepanjang satu meter. Keterlibatan Ngacau Galami ini tidak hanya orang tua, melainkan anak-anak juga ikut berkontribusi.
Apabila proses memasak sudah 3 jam, pergantian orang dalam mengayun sendoknya pun otomatis semakin singkat. Hal ini disebabkan adonan sudah mulai berat dan memerlukan tenaga yang cukup besar.
Biasanya kaum pria mulai mengambil alih dengan jarak waktu pergantian mengaduk dari 10 menit hingga lima menit saja.
Makan Bersama-sama
Setelah proses Ngacau Galamai selesai dilakukan, seluruh masyarakat berkumpul lalu duduk bersila di atas teras rumah atau berenda untuk melakukan santap makan bersama-sama.
- Mengenal Malam Bakupas, Simbol Kebersamaan Masyarakat Minahasa yang Masih Terawat
- Mencicipi Kue Goreng Gadong, Kudapan Manis Khas Batak yang Wajib Disajikan saat Upacara Adat
- Mengenal Sedekah Rame, Tradisi Gotong Royong dari Melayu Lahat dalam Kegiatan Pertanian
- Mengenal Tradisi Nganggung, Bentuk Gotong Royong Masyarakat Bangka Belitung
Menu makan bersama ini dimasak secara khusus, biasanya makanan yang disajikan adalah Masak Asam Incek Kacang Merah yang terdiri dari kacang merah yang dimasak pedas bersama ikan teri kering serta kacang panjang.
Kemudian, ada juga menu Ikan Balur atau sejenis ikan asin besar yang dipotong-potong kemudian digoreng hingga kering. Lalu dikasih cabai hijau bersama bawang mentah dan disiram minyak goreng panas.
Ngota Baso Bengkulu
Setelah menyantap makan bersama-sama, biasanya warga akan mengobrol dan bersendau gurau sembari minum kopi untuk menunggu adonan Galamai dingin seutuhnya. Dalam percakapan ini masyarakat dilarang menggunakan bahasa lain, alias wajib menggunakan bahasa Melayu.
Adanya tradisi Ngacau Galamai ini menjadi simbol sebuah gotong royong yang mungkin saat ini sudah sulit dijumpai. Orang-orang sudah mulai individualis karena teknologi sudah serba cepat dan modern.
Kiranya, tradisi semacam ini akan terus abadi, selalu diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi agar tetap terjaga dengan baik.