Sempat Nyaris Punah, Ini Keunikan Tari Pisang dari Jambi
Jambi memiliki beragam kesenian tradisional yang sampai ini masih terus dilestarikan, salah satunya Tari Pisang.
Jambi memiliki beragam kesenian tradisional yang sampai ini masih terus dilestarikan, salah satunya Tari Pisang.
Sempat Nyaris Punah, Ini Keunikan Tari Pisang dari Jambi
Tarian ini biasa ditampilkan pada saat upacara adat atau hari-hari besar di Desa Air Batu. Setiap kostum yang dikenakan oleh penarinya pun begitu unik.
Simak informasi selengkapnya tentang Tari Pisang yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Tarian Legendaris
Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Tari Pisang ini sudah ada sejak zaman dahulu. Mat Rasul adalah pewaris tradisi Tari Pisang dari generasi ke-4.
Tarian ini sempat hampir punah dan terakhir dipentaskan pada tahun 1970 silam. Namun, dengan semangat untuk melestarikan kesenian tradisional khas Desa Air Batu ini, Tari Pisang akhirnya kembali muncul sekira tahun 2014 sampai saat ini.
-
Apa jenis tarian yang menjadi bagian dari budaya tradisional di Lampung? Provinsi Lampung memiliki ragam seni dan budaya yang menarik untuk diulas lebih dalam. Salah satu seni dan budaya dalam bidang tari bernama Tari Selapanan.
-
Apa itu Tradisi Saptonan? Tradisi ini memiliki atraksi yang serupa ala koboi di Amerika, dengan nuansa kearifan lokal Sunda yang kental.Penunggangnya akan memacu kuda agar berlari cepat menuju garis yang ditentukan. Bukan senapan yang digunakan, melainkan tombak panjang yang kemudian akan dilemparkan ke titik tertentu. Saat pengguna kuda berhasil menombak dengan tepat sasaran, seketika para penontong langsung bersorak.
-
Mengapa tari tradisional disebut sebagai wujud budaya daerah? Tari tradisional adalah wujud sebuah budaya di suatu daerah.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Apa yang dianggap sebagai bukti keperjakaan secara tradisional? Keperjakaan dan keperawanan telah lama menjadi konstruksi sosial dan budaya yang memengaruhi pandangan masyarakat terhadap kesehatan seksual. Namun, apakah benar ada cara ilmiah untuk membuktikan keperjakaan seorang pria? Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang mitos dan realitas seputar hal ini. Mitos Seputar Keperjakaan Laki-Laki, Apakah Bisa Dibuktikan Secara Ilmiah? Apa Itu Keperjakaan? Sebelum membahas mitos seputar keperjakaan, kita perlu memahami apa itu keperjakaan. Keperjakaan bukanlah kondisi medis, melainkan suatu konsep sosial dan budaya. Seorang pria dianggap perjaka jika ia belum pernah melakukan hubungan seksual.
-
Mengapa Tradisi Panah Kasumedangan menjadi budaya penting di Sumedang? “Ini mulanya berawal dari raja pertama yakni Prabu Geusan Ulun yang membawa Panah Kasumedangan,” kata Ketua Wadah Endong Panah Kasumedangan Bayu Gustia Nugraha, menguntip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.
Tarian Unik
Tarian ini bertujuan untuk menghibur masyarakat Desa Air Batu.
Kostum yang digunakan oleh penarinya pun juga unik. Sesuai dengan namanya, kustomnya menggunakan daun pisang tua atau Krisik Tuo.
Pada awalnya, penggunaan daun pisang tua karena pada saat itu mereka kesulitan mencari kostum atau bahan pakaian jadi. Maka dari itu, masyarakat setempat berinisiatif menggunakan daun pisang kering sebagai penutup tubuh.
Penggunaan Topeng
Selain menggunakan busana dari daun pisang tua, para penari juga menggunakan topeng serta salah satu penari menggunakan tongkat sebagai perlengkapan tari. Biasanya, jumlah penari 2 orang yaitu laki-laki berpasangan dan diibaratkan sebagai pasangan laki-laki dan perempuan.
Topeng yang dikenakan saat tarian berlangsung dilukis sesuai dengan wajah laki-laki atau perempuan. Selain itu, fungsi dari topeng ini untuk menutupi rasa malu penari agar lebih percaya diri dan seakan-akan misterius.
Setiap pementasan Tari Pisang diiringi dengan alat musik berupa gendang, gong, dan biola tanpa vokal atau nyanyian.