5 Praktik Pengobatan Romawi Kuno yang Masih Dipakai sampai Saat Ini
5 Praktik Pengobatan Romawi Kuno yang Masih Dipakai sampai Saat Ini
Berikut 5 praktik pengobatan Romawi Kuno yang masih dipakai hingga kini.
5 Praktik Pengobatan Romawi Kuno yang Masih Dipakai sampai Saat Ini
Pengobatan Romawi berkembang pesat berkat pengetahuan yang mereka adopsi dari bangsa Yunani, Mesir, dan Etruria.
Banyak dari praktik medis Romawi Kuno masih relevan hingga saat ini.
Dilansir dari The Collector, Sabtu (18/5), meskipun masyarakat Romawi Kuno sangat memperhatikan kebersihan, mereka tetap mengandalkan dokter ketika kebersihan saja tidak cukup untuk melawan penyakit dan patah tulang.
-
Apa yang ditemukan di makam Romawi kuno tersebut? Ilmuwan mengatakan mereka menemukan sisa-sisa sebuah muasoleum Romawi atau makam besar dengan "kondisi terawetkan yang mencengangkan".
-
Di mana makam Romawi kuno ini ditemukan? Arkeolog menemukan makam Romawi langka di dekat Stasiun London Bridge, Inggris.
-
Bagaimana telur Romawi kuno itu diawetkan? Menurut Smithsonian, telur ayam ini diawetkan dalam lubang yang tergenang air selama 1.700 tahun – beberapa di antaranya retak secara tidak sengaja.
-
Bagaimana kemoterapi bekerja? Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan zat kimia yang kuat untuk membunuh sel-sel yang tumbuh dengan cepat dalam tubuh.
-
Bagaimana cara kerja kemoterapi? Obat kemoterapi dapat diberikan melalui mulut, kulit, pembuluh darah, atau jalur lain.
-
Kapan koin Romawi kuno tersebut dicetak? Ada tiga dinar perak yang dicetak dengan wajah kaisar Romawi Antonius Pius, dicetak antara tahun 138 dan 161, serta satu dinar perak dengan wajah istrinya, Faustyna the Younger, dicetak pada tahun 141.
Meski dengan keterbatasan pada masanya, pengobatan Romawi memberikan fondasi yang kuat bagi perkembangan ilmu kedokteran selanjutnya.
Dan banyak praktik medis mereka yang masih diterapkan hingga sekarang, meskipun dengan peningkatan yang signifikan.
Jembatan Gigi dan Implan
Ketika kebersihan gigi tidak cukup, mereka menggunakan jembatan gigi yang tampaknya dipinjam dari orang Etruria. Jembatan gigi ini ditemukan pada kerangka Romawi, menandakan bahwa intervensi ini cukup umum.
Bahkan ada hukum Romawi yang melarang pengambilan emas dari jembatan gigi jenazah.
Meskipun pencabutan gigi adalah solusi umum untuk gigi busuk, beberapa orang Romawi mampu membeli gigi baru yang terbuat dari gigi hewan atau daur ulang gigi manusia. Bukti implan gigi juga ditemukan, meski masih diperdebatkan.
Penjahitan luka adalah salah satu praktik bedah plastik yang dilakukan secara luas oleh ahli bedah Romawi.
Mereka juga melakukan rhinoplasti (rekonstruksi hidung) dan perbaikan wajah lainnya.
Ahli bedah seperti Galen dan Celsus memberikan instruksi tentang cara memperbaiki hidung, mulut, dan telinga.
Penggunaan Amber untuk Bayi
Orang Romawi menggunakan kalung kuning untuk bayi baru lahir dengan harapan memberikan manfaat kesehatan umum.
Pliny mencatat penggunaan kuning untuk melindungi bayi dan merekomendasikannya untuk berbagai penyakit.
Galen juga memasukkan kuning dalam resep obat pelega tenggorokan untuk mengobati batuk, disentri, dan gangguan pencernaan.
Operasi caesar yang dikenal sekarang bukanlah penemuan Romawi, tetapi mereka memiliki prosedur serupa yang disebut "caesones".
Hukum Romawi melarang penguburan wanita hamil tanpa memisahkan janinnya terlebih dahulu.
Soranus, seorang dokter Romawi, menyarankan berbagai metode untuk membantu persalinan yang sulit, tetapi tidak pernah mempertimbangkan membedah ibu yang masih hidup.
Analisis Urin
Analisis urin sebagai alat diagnostik sudah digunakan sejak zaman Babilonia dan Mesir Kuno.
Hippocrates di Yunani dan Galen di Romawi memperbarui teori ini, mengaitkan kondisi kesehatan dengan karakteristik urin.
Pada abad pertengahan, praktik ini berkembang hingga hampir setiap penyakit didiagnosis melalui analisis urin.